Sentral Sepekan

Ubur-ubur Ikan Lele, Ini Gunung Botak Le

×

Ubur-ubur Ikan Lele, Ini Gunung Botak Le

Sebarkan artikel ini
Pamflet Pendemo
Pamflet Pendemo, Ubur-ubur ikan lele. F: dok sp-

Ubur-ubur ikan lele. Jumpa lagi le… Lama nian kita tak jumpa disaat waktu terus berputar, dan bumi tetap mengitari matahari.

Oiya, kita baru lepas dari bencana.., angin puting beliung memusing kita. Laut terus bergolak. Tak terhitung berapa tengkorak tak bermawar teronggak di dasar laut… Tentu hanya ditemani binatang laut Ubur-ubur… Waspadalah..waspadalah!

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

Kita sudah melewati masa2 menantang di tahun lalu. Pemilu 2024 sudah selesai. Damai pula. Kita sudah memiliki pemimpin baru… tinggal diwisuda Pak Prabowo. Presiden Gemoy tapi tegas.

Ini bukan presiden ubur2 bro apalagi ikan lele… Kebijakan2nya justru tegas, bak sambal yang pedas… Pidatonya bergemuruh, seperti kita sedang memasuki arena perang.

Dan memang perang terhadap kemiskinan sedang berjalan…Ubur2 ikan lele, Presiden Prabowo nih lee…

Soal kemiskinan, kemarin GERSAM bersuara. Gerakan Supir Angkot Merdeka ini  berdemo di depan Kantor Dinas Pehubungan.

‘’Ubur-ubur ikan Lele, tangkap Mafia Izin trayek Le’’. Begitu bunyi satu pamflet yang mereka bawa.

Pamplet itu mereka bentangkan di hadapan Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon Yan Suitela. Suetela tak melele. Dia memberi klarifikasi plus rasionalisasi…

Pamflet yang sama pendemo boyong di hadapan Sekot Ambon, Roby Sapulette. Suetela juga tak jadi bubur… Ia tetap bergeming… di hadapan Sapulette yang mantan Kadis Perhubungan sekalipun.

GERSAM sebetulnya membawa keresahan, membentangkan gambaran pendapatan para supir. Pendapatan merosot, potret kemiskinan sedang menganga.

Oiya, masalah lalu lintas akan terus menjadi masalah kita di ibukota Maluku. Ruas jalan tak bertambah, tapi kendaraan terus mengalir deras masuk ke Ambon.

Mobil Angkot tetap dengan jumlah yang sama. Tapi, mereka yang punya kendaraan pribadi, namun tak punya tempat parkir, badan jalan jadi solusi akhir para pemilik …

Begitupun mobil pribadi yang beralih fungsi menjadi taxi online juga menambah keruwetan kita. Taxi online kejar angsuran, mobil ‘mancari’ kejar setoran ke bos di sore hari. Tak terhitung jumlah ojek yang beroperasi…

‘’Salam satu aspal’’ seperti sudah tak berlaku dalam persaingan ketat ini. Sudah berubah pada saling curiga. Kambing-hitam jadi hitam sekali…

Kebencian muncul dilandasi setoran dan angsuran tadi… apalagi perut keluarga tetap harus diganjal, dapur harus mengepul asap. Karena itu demo menjadi pelampiasan..

Mengurai kemacetan di Kota Ambon sudah menjadi pekerjaan berat Polantas terutama Dinas Perhubungan. Bekerja keras tanpa TPP yang tak kunjung cair, juga menjadi  masalah lain…

Dan bukan tidak mungkin korupsi, pendapatan tak sah, menyeruak disela-sela keruwetan ini… karena ya itu, petugas pun butuh makan, pegawai butuh asap…

Maseh dengan masalah lalu lintas ini, Pemkot tak tinggal diam. Datang diundang, pulang pun diantar. Pakar transportasi dari Amerika didatangkan… Mr Daniel Soler, Director of Transi and Mobility Office Heneppin Country datang bertandang.

Dari data tahun 2023, ada 2.138 kendaraan yang mengaspal di Kota Ambon. Sementara jalan di kota ini hanya sepanjang 309,01 km.

Belum ada pembukaan jalan baru. Apalagi Prabowo memangkas 50 persen dana transfer pusat.

Nah itu berarti Pemda harus cari akal menggenjot PAD, pandai-pandai merayu investor… Bila ada kesempatan yah sekalian kebiri hak-hak pegawai, biar beres UTS; untuk sementara…

Oiya, Soler memberi solusi. Kendaraan angkot beroperasi di jam-jam tertentu saja. Seperti di JKT sana. Pake plat ganjil genap… atau three in one…

Noh, apakah rekomendasi Soler tadi bisa berlangsung? Apa mungkin ini bisa berjalan, sementara penumpang mengejar waktu, sedangkan supir mengejar tayang alias setoran?

Nah lho, solusi Soler juga baik. Setidaknya bisa menghemat solar kendaraan… hmm Ubur2 ikan le2, bagaimana bagusnya le…

Oiya, istilah ubur2 ikan lele sebetulnya dimulai di Jalan Raya. Diunggah seorang pemuda saat ia kena tilang polisi. ‘’Ubur-ubur ikan lele, kena tilang le’’ unggahannya kemudian viral di Medsos, sampe oras tadi…

Dan di Ambon, Ubur-bubur ikan lele mencuat maseh terkait persoalan di Jalan Raya. Di demo tadi… Kita tunggu saja solusi akhir dari Pemkot, termasuk setoran2 parkir yang  menggerus PAD itu…

GUNUNG BOTAK

Lain di Ambon, lain pula di Pulau Buru. Disana ada masalah Tambang emas Ilegal di Gunung Botak…

Meski aparat memaksa mengusir mereke, sejauh ini para penambang tetap beroperasi. Lokal, regional sampai nasional tumpek-blek di bibir gunung… Emas nih mas.. Ini Gunung Botak le…

One’s upon a time.., Pada suatu hari, datang satu oknum polisi dari Reskrimsus Polda Maluku. Si abang ini seperti abang penombak ikan…. Dia tak perlu sampai berlumpur tangan..

Ketika ada yang bermasalah, datang si abang menjadi pahlawan. Menombak Rp. 150 juta dari tersangka PETI… Sentral pertama melansir itu kemudian melandai, karena sdh dikeroyok berbagai media…

Sayang, Polres Buru tetap tak mau menangguhkan, bahkan buru2 melimpahkan tersangka ke Kejaksaan…

Si Abang tak kalah akal mencari selamat. Dia menyetor uang itu ke Plt Direktur Reskimsus. Tapi dia lupa kalau plt Direkturnya itu adalah Irwasda, orang nomor tiga di Polda Maluku…

Irwasda itu bertugas mengawasi internal kepolisian Polda Maluku. Uang diamankan sambil memanggil si pengirim,,,

Sayang ketika pesan belum juga sampai, pengirim belum juga datang, pak Irwasda keburu viral di media massa…

Dan si abang penombak ikan tadi pun terkapar seperti ubur-ubur. Dikerangkeng dibalik terali besi. Besi penombak ikan pun melele…. Nah lho, apakah pak Ir ini selamat ??

Kita ikuti saja adegan akhir, apakah Pak Ir selamat dari kerangkeng Paminal dan Tim Irwasum, atau justru bernasib seperti layang-layang terseret angin puting beliung di Gonung Botak….

Lepas dari cemas keduanya, memang tambang emas ilegal di Gunung Botak musti punya peran semua pihak untuk mengatasi.

Masyarakat menjadi ujung tombak, tapi aparat yang paling utama bertindak… Tapi ya itu tadi, Naga juga butuh asap…

Baca Juga:

Rengasdengklok O’Clok; https://sentralpolitik.com/rengasdengklok-oclok/

”Ubur-ubur ikan lele, kita tunggu lae…” #Jumpa kali depan, #SentralSepekan.

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komposisi KONI Maluku
Sentral Sepekan

Kita patut bersyukur KONI Maluku sudah memiliki pengurus baru Periode 2025-2029. Periode ini muncul karena pengunduran diri Ketua KONI sebelumnya,…

Logo AKMIL
Sentral Sepekan

JUMPA lagi dengan #SentralSepekan, ulasan media Anda seputar isu pekan-pekan ini. Selamat beraktifitas. Tetap jaga kesehatan. Alam semesta sepertinya terus…

Pertemuan Rengasdengklok
Sentral Sepekan

KAMIS 16 Agustus 1945, sekelompok pemuda bergegas. Mereka melarikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Waktu Jawa zaman Jepang menunjukan pukul…