SAUMLAKI (SentralPolitik)_ Isak tangis tiba-tiba meledak di rumah duka Aipda Fransiskus Kelbulan di Jl. Ir. Soekarno Kota Saumlaki, ibukota Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT). Suasana duka dipenuhi tangis haru makin meledak ketika Kapolres Kepulauan Tanimbar datang melayat, semalam.
—
“Saya bersama seluruh personel Polres Kepulauan Tanimbar menyampaikan duka yang mendalam,’’ ungkap Kapolres Kepulauan Tanimbar, AKBP Umar Wijaya, S.I.K. saat melayat ke rumah duka.
Kelwulan dilaporkan tewas saat bersama rekan-rekannya melintas laut selat Orafruan ketika cuaca tidak bersahabat, Senin (3/7) dini hari.
‘’Saya juga menitip ungkapan belasungkawa dari bapak Kapolda Maluku beserta seluruh staf, jajaran dan Bhayangkari Daerah Maluku. Kami berharap keluarga diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi kehilangan ini,” ungkap Wijaya menitip ucapan duka cita dari Kapolda Maluku, Irjen Pol. Drs. Lotharia Latif, S.H, M.Hum.,
Keluarga yang korban yang berada di rumah duka menangis histeris mendengar ungkapan duka cita dari pimpinan mereka di Maluku.
Setelah jenasah dievakuasi dan disemayamkan di rumah duka di Jl. Ir. Soekarno Kota Saumlaki, ibukota Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), semalam sekitar pukul 20.00 WIT, Kapolres Kepulauan Tanimbar dan staf datang melayat. Hadir pula Kapolsek Fordata, Ipda Polri Rumfaan.
Wijaya menyampaikan rasa empati dan belasungkawa terhadap keluarga korban dari seluruh jajaran Polda Maluku.
Setelah memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum, kedatangan Wijaya dan rombongan ditutup dengan doa bersama. Suasana haru dan duka cita mengisi seluruh ruangan di rumah duka tersebut.
Fransiskus Kelbulan merupakan salah satu personel Polsek Fordata, Polres Kepulauan Tanimbar. Dia tewas saat speedboat yang ditumpangi bersama 2 anggota Polsek Fordata dan 2 warga tenggelam akibat gelombang dan angin kencang.
Insiden tersebut terjadi di laut Selat Orafruan yang terletak di antara Desa Kelan dan Desa Romean. Almarhum Kelbulan sendiri adalah anggota Polsek Fordata yang sehari-hari juga bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Romean, Kecamatan Fordata.
Oleh masyarakat Tanimbar, selat ini dikenal cukup berbahaya karena kawasan ini terus bergejolak baik disaat musim Timur dan musim Barat di Kepulauan Tanimbar.
Baca juga:
https://sentralpolitik.com/kecelakaan-laut-di-tanimbar-babinkamtibmas-desa-romean-meninggal-dunia/
Selat Orafruan terletak pada kawasan paling ujung di utara Kepulauan Tanimbar. Kawasan ini juga merupakan kawasan terluar (3T).
Sayangnya, beberapa waktu lalu, para ASN yang bertugas disana tidak mendapat tunjangan kawasan terluar, tapi hanya diterima oleh ASN yang berada di Pulau Larat, yang cuma dihubungkan dengan satu jembatan dari Pulau Yamdena. (*)