Pemerintahan

Evakuasi ‘Orang Gila’ asal Thailand di JMP Berlangsung Alot, Dinsos Terkendala Bahasa

×

Evakuasi ‘Orang Gila’ asal Thailand di JMP Berlangsung Alot, Dinsos Terkendala Bahasa

Sebarkan artikel ini
Plt Kadis Sosial Kota Ambon
Plt. Kadis Sosial Kota Ambon, Imelda A. Tahalele. Ia mengaku evakuasi ODGJ asal Thailand berlangsung alot -f:MP-

AMBON, SentralPolitik.com – Evakuasi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ‘orang gila’ asal Negara Thailand dari bawah Jembatan Merah Putih berlangsung cukup alot.

Selain ODGJ asal luar negeri, Dinas Sosial Kota Ambon juga mengevakuasi ODGJ lokal yang meresahkan karena berkeliaran di Kota Ambon.

“Kami kesulitan karena faktor bahasa. Dia menggunakan Bahasa Thailand dan kami tidak mengerti,’’ kata Plt. Kadis Sosial Kota Ambon, Imelda A. Tahalele, Rabu (2/7/2025).

Ia mengaku, karena faktor bahasa evakuasi cukup memakan waktu. Namun pihaknya berhasil dengan menggunakan system sandi alias pake gerakan tangan.

Dinas Sosial mengetahui keberadaan ODGJ asal negara Gajah Putih ini atas laporan masyarakat. Yang bersangkutan sering melakukan aktivitas di Masjid Passo.

“Kita sudah jaring karena dari laporan pejabat Passo, dia suka buang air di masjid pertigaan SPN Passo. Jadi kita sudah angkat dan bawah,” akuinya.

HAMIL TUA

Dinsos juga mengevakuasi satu ODGJ yang sedang hamil tua di daerah Gadihu-Kebun Cengkeh ke Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Maluku.

Namun karenakan RSKD tidak melayani pasien bersalin, pihaknya kemudian merujuk Bumil ke Rumah Sakit Al-Fattah untuk melakukan proses persalinan.

“Kita kewalahan karena sulit temukan keluarganya, apalagi sementara hamil tua, jadi kita rujuk ke Al Fattah untuk melahirkan,’’ katanya.

Selanjutnya keluarga akan menjaga bayi, sementara Dinsos akan membawa ibunya ke RSKD untuk menjalani perawatan lanjutan.

KEBERADAAN KELUARGA

Sepanjang pertengahan tahun 2025 ini, Dinsos telah mengevakuasi sekitar 7 ODGJ ke RSKD, Nania Kota Ambon guna mendapatkan penanganan medis.

“Ada satu ODGJ di daerah Poka bermarga Lesnussa, sudah sering masuk RSKD, yang bersangkutan kurang mendapat pendampingan keluarga,” jelasnya.

Ia mengaku kendala terbesar Dinas Sosial Kota Ambon dalam penanganan ODGJ dan Anak jalanan yakni keberdaan keluarga.

Setiap evakuasi ODGJ, petugas kesulitan menemukan alamat kaluarga, karena sebagian besar bukan warga Kota Ambon, tapi asal provinsi lain seperti Sulawesi.

“Bahkan kami sering memposting di media sosial untuk mengetahui keluarga para ODGJ dan anak jalanan, agar mendapat perhatian,” terangnya.

Katanya, setelah mendapatkan perawatan medis, ODGJ wajib untuk mengkonsumi obat seumur hidup agar bisa sembuh.

Baca Juga:

Pemuda ODGJ Ditemukan Tewas Mengapung Sekitar JMP: https://sentralpolitik.com/pemuda-odgj-ditemukan-tewas-mengapung-sekitar-jmp/

Bila berhenti mengkonsumsi obat, akan kembali sebagai ODGJ. ‘’Karena itu, penting adanya peran keluarga untuk mendukung dan mendampingi mereka,’’ katanya. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di Channel Telegram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *