Investasi

Lewerissa Dekati PT SIM Pisang Abaka, AMPERA Blusukan Dekati Masyarakat

×

Lewerissa Dekati PT SIM Pisang Abaka, AMPERA Blusukan Dekati Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Blusukan AMPERA
PB AMPERA Maluku melakukan blusukan ke warga Desa Eti, Seram Barat , Kamis (17/7/2025). f:Dok Ampera-

AMBON, SentralPolitik.com – Ketika Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa mendatangi base camp PT Spice Islands Maluku (PT SIM) Pisang Abaka, PB AMPERA justru bertemua warga Seram Bagian Barat (SBB).

Kamis (11/7/2025)  Pengurus Besar Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (PB AMPERA) Maluku melakukan blusukan ke Desa Eti, Kabupaten SBB.

Ketua Umum PB Ampera Maluku, Rumadhan Wahyu Pratama datang bersilaturahmi. Turut bersamanya Sekjen dan pengurus besar lainnya.

Kepala Dusun dan para tokoh masyarakat desa setempat menerima kunjungan AMPERA dengan hangat.

Blusukan ini menyusul memuncaknya kemarahan masyarakat atas dugaan penyerobotan lahan oleh (PT SIM).

Media ini sebelumnya melansir terjadi pertentangan hebat di tengah masyarakat atas kehadiran PT SIM Pisang Abaka.

Bahkan, terjadi konflik antara perusahaan dengan warga sehingga terjadi korban jiwa.

Pada sisi lain,Gubernur Maluku bersama Forkopimda melakukan kunjungan ke markas PT SIM dan menyatakan mendukung investasi.

Baca Juga:

Gubernur Tinjau Pabrik PT Spice Islands Maluku; Dialog dengan Masyarakat:  https://sentralpolitik.com/gubernur-tinjau-pabrik-pt-spice-islands-maluku-dialog-dengan-masyarakat/

CAPLOK

‘’Kami menilai kehadiran PT SIM sangat menjatuhkan harkat dan martabat masyarakat. Warga menilai perusahaan telah mencaplok lahan mereka,’’ kata  Sekjen AMPERA, Sandi Tuhuteru.

AMPERA mengecam keras tindakan yang mencela ini, karena tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga telah memutus sumber kehidupan masyarakat.

“Ini bukan hanya soal pencaplokan tanah, ini soal kehidupan. Rakyat Eti menggantungkan sebagian hidupnya di kebun, hutan, dari tanah adat,’’ katanya.

Baca Juga:

PT SIM Pisang Abaka Santuni Korban Meninggal Dunia: https://sentralpolitik.com/pt-sim-pisang-abaka-santuni-korban-meninggal-dunia/

‘’Ketika perusahaan mengambil lahan dengan paksa, itu sama saja mencabut hak hidup mereka secara brutal,” tambah Tuhuteru. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di Channel Telegram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *