AMBON, SentralPolitik.com – Warga Hoat Sorbay Kecamatan Kei Kecil, Maluku Tenggara melayangkan Surat Terbuka kepada Gubernur Maluku jelang HUT RI 18 Agustus 2025.
Warga menyatakan harapan atas Jembatan Rumadian-Dian di Maluku Tenggara yang roboh dan hingga kini belum ada langkah penanggulangannya.
Jembatan yang ambruk pada Selasa (11/3/2025) saat mobil penumpang melintas. Mobil, supir dan penumpang menjadi korban.
Sarana ini merupakan penghubung utama menuju puluhan Ohoi (Negeri/ Desa) di Kei Kecil.
Sekaligus merupakan titian bentangan besi baja vital bagi 3 Kecamatan yakni Manyeu, Hoat Sorbay dan Kei Kecil Barat.
SURAT TERBUKA
Berikut Surat Terbuka yang warga kirim lewat WAG Pembaca SentralPolitik.com dan FordataNews.com:
Surat Terbuka untuk Gubernur Maluku:
Kami Sudah Jatuh, Jangan Robohkan Harapan Kami
Hoat Sorbay & Manyeu, Agustus Merdeka Tanpa Jembatan
Kepada Yth,
Bapak Gubernur Maluku yang kami pilih dengan harapan,
Kami tak sedang menulis surat karena kami suka menulis.
Kami menulis karena jalan kami sudah tak bisa kami lintasi.
Karena jembatan kami bukan lagi penghubung, tapi reruntuhan harapan.
Kami tahu Bapak sibuk, mungkin terlalu sibuk berpikir soal angka-angka dan proyek besar yang gemerlap.
Tapi izinkan kami bertanya,
Apakah jembatan di Manyeu dan Hoat Sorbay tak cukup instagramable untuk dapat perhatian?
Apakah kami harus viral dulu, atau mati dulu, agar terlihat dari kantor Bapak yang berpendingin udara itu?
Setiap hari kami menyeberang, bukan dengan keyakinan, tapi dengan cemas dan doa.
Jembatan patah, tiang rebah, dan kami anak-anak bangsa dipaksa bertaruh nyawa demi sekolah, pasar, dan rumah sakit.
Apakah ini arti “merdeka” di bulan kemerdekaan?
Kami merdeka dari perhatian?
Merdeka dari pembangunan?
Merdeka dari pengharapan?
Bapak Gubernur,
Jembatan itu bukan soal besi dan baut.
Itu adalah ibu kami yang ingin melahirkan tapi tak bisa ke puskesmas.
Itu adalah anak-anak kami yang harus jalan kaki memutar 6 km hanya untuk sekolah.
Itu adalah nadi ekonomi kami yang makin sekarat.
Tapi mungkin di mata Bapak, kami hanya statistik.
Bukan suara yang cukup besar untuk memecahkan telinga kekuasaan.
Jadi, menjelang 17 Agustus nanti, izinkan kami pasang bendera
Bukan di tiang, tapi di batang jembatan yang roboh.
Karena di sanalah kami benar-benar tahu arti kata “jatuh”.
Bapak yang kami hormati,
Kami tak meminta gedung mewah, kami hanya minta Bapak ingat:
Jangan biarkan kami roboh di tanah yang katanya sudah hampir 80 tahun merdeka.
Baca Juga:
Oratmangun Layangkan Surat Terbuka ke Gubernur Maluku dan Maluku Utara: https://sentralpolitik.com/oratmangun-layangkan-surat-tebuka-ke-gubernur-maluku-dan-malut-2/
Salam hormat dari kami yang masih mencoba bertahan,
Warga Kecamatan Manyeu & Hoat Sorbay,
Kabupaten Maluku Tenggara
N.A.M.
@sorotan
#JembatanKemerdekaan
#MalukuTenggaraBerteriak
#PemprovManaSuaramu
#17anTanpaJembatan
#KamiSudahJatuh