AMBON, SentralPolitik.com – Pemuda Katolik menantang Kapolda Maluku menuntaskan kasus dugaan ilegal oil di Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru.
“Kami tantang Kapolda Maluku menuntaskan kasus dugaan ilegal oil di Dobo. Kami berharap langkah Kapolda untuk menegakkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian,” tandas Jerrimias Sery, Senin (8/9/2025).
Korwil Pemuda Katolik Maluku-Maluku Utara ini menyebut, kasus ilegal oil di Dobo melibatkan oknum-oknum di institusi kepolisian di kabupaten itu.
Baca Juga:
Praktek BBM Ilegal Marak di Dobo, KM Crocodile Kepergok Lakukan Pengisian ke Kapal Ikan: https://sentralpolitik.com/praktek-bbm-ilegal-marak-di-dobo-km-crocodile-kepergok-lakukan-pengisian-ke-kapal-ikan/
Karena itu, ia mengingatkan Kapolda Maluku harus turun tangan menangani kasus itu.
Ia meminta setelah menjabat Kapolda Maluku, Irjen Prof Dr Dadang Hartanto harusnya melakukan kunjungan kerja pertama ke Kabupaten Aru.
“Sekalian melakukan inspeksi terhadap perkembangan kasus ilegal oil sekitar 100 ton di daerah itu yang sampai saat ini terus menggantung,” tegasnya.
Kasus ini melibatkan institusi kepolisian karena terungkap adanya MoU antara oknum Kapolsek KP3, Ahmad Farihin dengan pengusaha setempat, Elizabeth Siswanto.
OKNUM LANAL ARU
Selain melibatkan oknum pengusaha tajir di daerah itu, patut diduga oknum Lanal Aru juga terlibat dalam perilaku haram di kabupaten itu.
Wartawan media ini berhasil mengungkapkan kasus pembelian BBM jenis solar di tengah laut pada Sabtu (26/6/2025) di atas kapal SPOB Crocodile Deandy.
Media ini bersama aparat TNI naik di kapal yang berlabuh di laut kolam bandar pelabuhan Yos Sudarso Dobo.
Sesuai pengakuan Nahkoda kapal, pembelian berlangsung di tengah laut dari kapal tanker yang berlabuh di sana.
Sesuai pengakuan kepala Pertamina Patra Niaga Dobo, kapal SPOB Crocodile Deandy tidak pernah melakukan pembelian dari Pertamina.
Sementara Syahbandar (Kantor Unit Pelabuhan) Dobo mengakui kalau perusahaan pengelola kapal itu pernah datang mengurus ijin banker di Pertamina.
Baca Juga:
Kasus Ilegal Oil di Dobo Makin Terang; Kapal Crocodile Pemain Utama: https://sentralpolitik.com/kasus-ilegal-oil-di-dobo-makin-terang-kapal-corcodile-pemain-utama/
Hanya saja pengelola tidak datang mengambil suratnya, sehingga syahbandar tidak dapat mengikutkan petugas ke atas kapal.
TIGA HARI BARU DITEMUKAN
Ketika media ini mengungkapkan kasus ini, SPOB Crocodile Deandy kemudian kabur dari kolam bandar pelabuhan Dobo.
Tiga hari kemudian, aparat Polres Kepulauan Aru bersama Lanal Aru memboyong wartawan sengaja mencari kapal itu.
Pada Selasa (29/9/2025) rombongan menemukan kapal itu di belakang pulau Wokam dalam keadaan kosong, alias tanpa muatan.
Kasat Intel Lanal Aru malah membangun narasi seakan-akan media ini membuat hoaks di tengah masyarakat.
Media ini kemudian melansir bukti berupa foto tanki kapal yang berisi penuh dengan BBM diatas kapal, lengkap dengan vidio pengakuan Nahkoda.
Nahkoda mengakui kalau saat itu ada 97 ton Solar, minus 5 ton yang terlanjur di jual ke Kapal ikan.
Media ini malah berhasil mengungkapkan chat lewat Aplikasi Whatsapp antara Nahkoda Kapal dengan pemilik kapal.
Dalam chat ini, terungkap kalau minyak itu “minyak kapolres”.
Atas kejadian ini Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Sihite akhirnya angkat suara. Ia menyebut kalau pihak akan menuntaskan kasus ini.
Baca Juga:
Percakapan Pemilik Kapal Buaya dan Nahkoda Bocor; Sebut Minyak Kapolres: https://sentralpolitik.com/percakapan-pemilik-kapal-buaya-dan-nahkoda-bocor-sebut-minyak-kapolres/
Kapolres Minta Maaf, Ada yang Catut Namanya; Janji Tuntaskan Kasus: https://sentralpolitik.com/kapolres-minta-maaf-ada-yang-catut-namanya-janji-tuntaskan-kasus/
Sementara sejak kasus ini terungkap, pemilik kapal Elizabeth Siswanto sudah kabur ke Surabaya. Begitupun KKM alias Bas kapal ijin berobat. Ia meninggalkan kapal.
Kasat Serse Polres Aru mengakui kalau pihaknya memberi ijin dua minggu menunggu ibundanya sakit di Surabaya.
“Ini bukan dua minggu, sudah dua bulan kasus ini belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Konfirmasi terakhir katanya polres akan menerjunkan tim ke Surabaya. Lambat sekali,” ingat Sery.
Lantaran itu, ia meminta Kapolda menyikapi kasus ini.
“Harapan kami ada di pundak Pak Kapolda, kalau tidak mampu, kami secara organisatoris akan berjuang di Jakarta,” tandanya.
Sery mengingatkan kalau saat ini pemain BBM nasional, Muhammad Riza Chalid (MRC) menjadi DPO tata kelola minyak. Publik mengaitkan demo berbuntut penjarahan di Jakarta dengan MRC.
“Kami kuatir jangan-jangan kaki tangan MRC juga ada di Maluku. Kami kira pak Kapolda pasti memahami kasus ini,” pungkasnya. (*)