AMBON, SentralPolitik.com – Pangdam XV/Pattimura, Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo memberi apresiasi kepada Gereja Protestan Maluku (GPM), yang selama hampir satu abad telah menjadi mitra strategis pemerintah dan TNI.
Terutama dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di Maluku dan Maluku Utara.
“Kehadiran GPM bukan hanya membina umat dalam kehidupan rohani, tetapi juga berperan aktif menciptakan ketentraman, memperkuat persaudaraan, dan memperkokoh nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat,” kata Pangdam, di Ambon, Selasa (7/9/2025).
Tema Sidang ke-39 Sinode GPM yakni Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad GPM. (1 Petrus 5:10).
Menurutnya, tema ini mengingatkan umat, bahwa segala karya pelayanan dan perjalanan imam tidak lepas dari tuntunan, perlengkapan dan peneguhan Allah sendiri.
Sidang sinode ini bukan hanya urusan internal gereja, melainkan juga momentum kebangsaan.
MITRA STRATEGIS
GPM selama ini telah menjadi mitra strategis pemerintah dan TNI, dalam membina umat menjaga perdamaian serta mendorong pembangunan sosial dan budaya.
“Saya percaya, dengan tuntunan kasih Tuhan, GPM mampu merumuskan keputusan-keputusan yang membawa gereja semakin relevan dan berdaya guna, baik bagi umat, masyarakat maupun bangsa,” harap Pangdam.
Sidang Sinode, lanjutnya adalah momentum penting untuk melakukan refleksi, mengevaluasi perjalanan pelayanan dan menetapkan arah kebijakan yang visioner bagi masa depan Gereja.
Hal ini sangat penting, terlebih dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
Mulai dari perubahan sosial, perkembangan teknologi, hingga dinamika keamanan dan pertahanan negara.
“Sebagai Pangdam, saya ingin menegaskan bahwa Kodam XV/ Pattimura akan selalu hadir bersama rakyat.’’
‘’Kami memandang gereja sebagai mitra strategis dalam menjaga dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” sebutnya.
Karena itu, kolaborasi antara Kodam XV/Pattimura dan GPM menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam menjaga stabilitas keamanan.
Selanjutnya, memelihara kedamaian dan memperkokoh harmoni sosial di Maluku dengan semboyan “Hidop Orang Basudara-Potong di Kuku, Rasa di Daging”.
Kehadiran GPM, hendaknya selalu menjadi kekuatan moral yang mampu meneguhkan semangat persaudaraan, memperkuat bela negara dan menumbuhkan kecintaan pada tanah air.
Gereja yang kuat dalam iman dan kokoh dalam kasih, katanya akan selalu menjadi tiang penyangga kehidupan bangsa yang majemuk.
PELOPOR PERDAMAIAN
“Dalam konteks menuju satu abad GPM, saya berharap gereja ini terus berperan aktif sebagai penggerak solidaritas sosial, pelopor perdamaian dan penjaga nilai-nilai moral bangsa,” ingatnya.
Pangdam menyebut, jika Maluku adalah daerah yang memiliki sejarah panjang dalam membangun kerukunan dan persaudaraan di tengah keberagaman.
Oleh karena itu, dia mengajak GPM untuk selalu menanamkan nilai-nilai persatuan, toleransi dan semangat kebersamaan kepada generasi muda.
Hal ini sangat penting, agar Maluku tetap menjadi teladan kerukunan, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga bagi dunia.
Baca Juga:
Kapolda Apresiasi GPM, Tegaskan Sinergi Gereja dan Polri Jaga Kedamaian Maluku: https://sentralpolitik.com/kapolda-apresiasi-gpm-tegaskan-sinergi-gereja-dan-polri-jaga-kedamaian-maluku/
“Lawamena Haulala, Maju Terus Pantang Mundur,” tandas Pangdam. (*)