MASOHI, SentralPolitik.com – Semburan lumpur mirip lumpur Lapindo di Jawa Timur gegerkan warga Dusun Rumamole, Kecamatan Seram Utara Barat, Maluku Tengah.
Peristiwa semburan lumpur ini masih berlangsung terjadi sejak 11 Oktober 2025 sampai hari ini.
Belum diketahui pasti penyebab munculnya semburan tersebut. Namun warga mengaku sering mendengar gemuruh di sekitar lokasi.
“Sering terjadi longsor disertai gemuruh di sekitar areal semburan, ” kata Daniel Liulessy, salah satu pemuda setempat.
Endapan lumpur, kata Daniel, mengakibatkan sungai Wae Ela yang sering digunakan warga untuk mandi dan mencuci menjadi tercemar.
TURUN KE LOKASI
Kejadian itu memantik Wakil Bupati Maluku Tengah Mario Lawalatta. Bersama Kadis Lingkungan Hidup, Hengky Tomasoa dan staf ahli mereka berkunjung ke Dusun Rumamole.
“Lumpur berwarna coklat kehitaman namun tidak tercium bau di sekitar lokasi,” jelas Kadis DLH, Hengky Tomasoa, Rabu (21/10).
Tomasoa membenarkan warga yang sering menggunakan sungai Wae Ela untuk mandi, mencuci maupun aktivitas pertanian dan peternakan telah tercemar.
“Ikan-ikan sungai mati, termasuk ternak sudah tidak bisa minum dari air sungai itu,” terangnya.
Selanjutnya untuk air bersih, Pemda Maluku Tengah telah mengambil langkah penanganan darurat dengan menyediakan mesin pompa.
KAJI FENOMENA
Dinas Lingkungan Hidup, BPBD sudah berkoordinasi dengan Kementerian ESDM perihal meneliti dan mengkaji fenomena tersebut.
“DLH, BPBD dan instansi terkait sedang berupaya berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk meneliti dan melakukan kajian, ” tandas Tomasoa.
Baca Juga:
Bali yang Terendam ke Hati yang Tergetar, Refleksi Ekologis dan Sanitasi yang Terabaikan: https://sentralpolitik.com/bali-yang-terendam-ke-hati-yang-tergetar-refleksi-ekologis-dan-sanitasi-yang-terabaikan/
Pihaknya pun mengimbau warga untuk tidak menyebarkan informasi yang bisa memicu kepanikan warga setempat. (*)