Film

Dari Mitologi ke AI; Indonesia-Tiongkok Kerjasama Film dan Animasi

×

Dari Mitologi ke AI; Indonesia-Tiongkok Kerjasama Film dan Animasi

Sebarkan artikel ini
Film dan Animasi
KRRI Beijing menyelenggarakan “Exploring Indonesia–China’s Potential Cooperation in the Creative Industries: A Business Dialogue on Film and Animation” Rabu (17/12/2025). f:KBRI Beijing-

BEIJING, SentralPolitik.com –  Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing menyelenggarakan forum “Exploring Indonesia–China’s Potential Cooperation in the Creative Industries: A Business Dialogue on Film and Animation” Rabu (17/12/2025).

Forum ini menjadi wadah dialog strategis antara pelaku industri, pemerintah, dan investor Indonesia–Tiongkok.

Acara ini sekaligus  menjajaki peluang kerja sama konkret di sektor film dan animasi.

Peluang ini juga seiring pesatnya perkembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Forum menghadirkan pembicara perwakilan Kementerian Ekonomi Kreatif, Indonesia Investment Promotion Center (IIPC), Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI).

Selain itu, produser film dari Imperial Pictures, CEO Shao Studio dan KlingAI yang mengembangkan teknologi AI termasuk untuk film dan animasi.

Turut hadir sekitar 60 perusahaan Tiongkok yang bergerak di bidang film, animasi, visual effects, teknologi kreatif dan AI.

Di antara peserta hadir sejumlah nama besar dan studio ternama, termasuk More VFX, yang dikenal luas atas kontribusinya dalam berbagai produksi film berskala internasional.

Selanjutnya, Shao Studio, serta perusahaan dan studio animasi Tiongkok lain yang aktif dalam produksi animasi, micro-drama, dan pemanfaatan AI dalam proses kreatif.

INVESTASI

Kegiatan ini mempertemukan para pemangku kepentingan untuk berbagi kebijakan, praktik terbaik, serta menjajaki peluang kolaborasi dan investasi di sektor kreatif, khususnya film dan animasi.

Dalam remarks-nya, Duta Besar Djauhari Oratmangun, menyampaikan pengamatannya.

Ia menyebut di Tiongkok, kemajuan sains dan teknologi justru tidak menghapus mitologi, simbol budaya seperti naga, phoenix, dan figur-figur legenda lainnya.

Sebaliknya, simbol-simbol tersebut hidupkan melalui animasi, pertunjukan drone, dan pemanfaatan AI.

‘’Fenomena ini menunjukkan bahwa teknologi, ketika terarah dengan nilai dan tujuan yang tepat, dapat memperkuat identitas budaya serta menjadi jembatan antargenerasi dan antarbangsa,’’ ingatnya.

ANIMASI

Menurut Dubes Djauhari, film dan animasi merupakan medium strategis dalam membangun people-to-people connection.

Melalui cerita visual, masyarakat dapat saling mengenal dan memahami tanpa harus melalui bahasa kebijakan atau diplomasi formal.

‘’Medium ini memiliki kekuatan untuk menumbuhkan kepercayaan, empati, dan kedekatan emosional, khususnya di kalangan generasi muda,’’ katanya.

Forum ini juga menyoroti besarnya potensi ekonomi kreatif Indonesia, yang kini telah menjadi pilar pertumbuhan nasional.

Kontribusi ekonomi kreatif Indonesia mencapai sekitar USD 89 miliar, dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 24 juta orang.

‘’Targetnya meningkat hingga 8 persen terhadap PDB serta menciptakan lebih dari 30 juta lapangan kerja pada 2030,’’ katanya.

Di antara subsektor ekonomi kreatif, film dan animasi menunjukkan pertumbuhan paling menjanjikan, baik dari sisi produksi, jumlah penonton, maupun kualitas karya.

SKALA PASAR

Dari sisi Tiongkok, para pembicara memaparkan perkembangan industri film dan animasi yang pesat, didukung oleh ekosistem teknologi yang matang, skala pasar yang besar, serta integrasi AI dalam proses kreatif.

Diskusi juga mengangkat micro-drama sebagai format baru yang berkembang pesat di Tiongkok dan Asia, dengan karakteristik cerita pendek berbasis platform digital dan mobile, berbiaya produksi relatif rendah namun berdampak tinggi.

Forum ini mengidentifikasi sejumlah peluang kerja sama konkret, antara lain produksi bersama film dan animasi Indonesia–Tiongkok.

Kerja sama melalui platform streaming, pertukaran talenta kreatif, pemanfaatan AI dalam rantai produksi.

Serta eksplorasi teknologi seperti Kling AI untuk pengembangan visual, karakter, dan storytelling.

Pemanfaatan AI juga strategis untuk menciptakan konten ramah anak, yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif.

Melalui forum ini, KBRI Beijing menegaskan komitmen untuk terus mendorong sektor kreatif sebagai pilar baru kerja sama Indonesia–Tiongkok.

Baca Juga:

Festival Budaya Maluku 2025 Dibuka, Usul Tahuri Jadi Warisan Budaya Dunia: https://sentralpolitik.com/festival-budaya-maluku-2025-dibuka-usul-tahuri-jadi-warisan-budaya-dunia/

Tidak hanya sebagai kerja sama ekonomi, tapi juga sarana memperkuat hubungan antar masyarakat yang berkelanjutan di tengah perubahan teknologi global. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di Channel Telegram