SELAMAT pagi, jumpa lagi dalam catatan SentralSepekan. Salam sehat untuk Anda, tetap jaga kesehatan dalam kondisi cuaca Maluku yang tidak menentu.
Sampai saat ini hujan masih saja mengguyur Pulau Ambon dan sebagian Maluku. Meski tidak sederas pekan-pekan sebelumnya.
—
Sejatinya, Agustus ini kita sudah masuk musim kemarau. Tp awan msh menggantung, hujan msh sj menghampiri.
Padahal nusantara sdh msk di Siklus El Nino. Sebagian wilayah sdh kering. 65 persen nusantara sudah mulai terdampak. Sedangkan kemarau ini puncaknya pada Agustus n September nnti. BMKG merilis itu, kecuali kawasan Kepulauan Maluku.
Itu berarti Maluku masih basah. Berkah kah kita? Bisa berkah, bisa jadi musibah bagi para petani kita. Asalkan jangan El Nino berlanjut, dan musim kemarau yang berkepanjangan dan kita kekeringan. Apalagi diprediksi El Nino akan bertahan sampai Desember nanti. Itu Petaka El Nino bagi kita!
Di era 1980-an, siklus El Nino itu berputar 7 tahunan. Kini El Nino makin cepat, 2-3 tahun sekali. Jadi peluang kekeringan semakin cepat pula. Interaksi antara permukaan laut dan atmosfir atau musim kering sepanjang pesisir Peru dan Ekuador ini, oleh nelayan di Peru disebut El Nino, alias anak laki2.
Bila terjadi sebaliknya, mereka menyebut La Nina alias anak gadis. La Nina tu bahasa Spanyol! Bukan sebutan untuk orang Buton, Sulawesi Tenggara. Lepas dari istilahnya, kita harus siap sedia hadapi cuaca yg ada…
TRENYUH
Pekan kemarin kita disuguhkan peristiwa trenyuh. Adalah Abdi Toisuta (25 tahun) memukul Rafli Rahman Sie (18) gegara masalah sepele.. Eh diluar prediksi Abdi, Rafli justru tewas. Rafri meninggal, Abdi terkulai,,, Orang Ambon bilang ‘nau2’..
Kekerasan di Ambon sering terjadi. Tapi peristiwa kemarin kemudian viral sepekan. Hebohnya sampai menutup kasus Anggota DPRD Maluku asal PDIP Vs Ketua Kwarda Pramuka, Bunda Widya Murad Ismail.
Kenapa viral? Ya, Karena peristiwa ini sempat diabadikan, lewat vidio. Apalagi dalam aksinya Abdi terlihat arogan, dada mmbusung. Nitizen lebih membela korban. Dan puas saat Abdi tak berkutik ditahan polisi. Kasihan. Kita saja trenyuh dengan peristiwa ini, apalagi keluarga Rafli …
‘’Penyidik sudah melakukan otopsi pada korban,’’ kata Kabid Humas, Kombes Roem Ohoirat. Polisi tentu tidak main2 disana.
Faktor lain yang lebih membuat viral, karena jabatan orang tua Abdi, Ny Elly Toisuta. Elly Toisuta itu Ketua DPRD Kota Ambon, sebuah jabatan publik. Harta kekayaan Elly sempat dikulik. Jgn heran kalo Abdi yg berbuat, tp bunda Elly yg lebih banyak disebut. Maklum, kita sudah memasuki siklus politik.
Tentu ini kecelakaan bg Elly disaat dia lagi giat2nya tebar senyum dimana-mana. Pesona 2024!. Kasus Abdi pasti berdampak. Apalagi politisi itu punya musuh dari luar partai, terutama dalam selimut partai sendiri.
Lawan akan mencibir; “Ortu pejabat, anak berlagak…” Untungnya kali lalu Elly selamat dari kasus dugaan korupsi Rp. 5 miliar di DPRD Kota. Selamat pake jalur damai. Semua anggota dewan dan para pegawai, rame2 kas pulang uang ke kas negara! Mereka masih nyicil sampe skrang…
Malah ada yang sengaja membandingkan Abdi Toisuta dengan Mario Dandy, anak petugas Pajak yang hidup glamor. Ulah Mario membuat orang tuanya, Rafael Arun Trisambodo ikut terseret hukum. Masih untung Elly dan anaknya tidak seglamor Ernie Meike Torondek, ibunda Mario Dandy… wanita asal Manado itu…
—
Sudahlah, yang pasti Elly tak tersangkut hukum dengan Abdi, yang bakal ‘mengabdi’ di Lapas sebagai warga binaan. Palingan Ny Elly punya kesibukan baru dibalik jalur perpolitikan Kota Ambon. Rutin menenteng penganan bagi buah hatinya.
Bagaimana tahun 2024 nanti, apakah El Nino atau La Nina bagi Elly Toisuta diera itu? Maksudnya ‘basah’ atau ‘kering’ alias terpilih atau tidak? Kita kembalikan pada warga Dapil Kecamatan Nusaniwe. Semoga saja dia selamat dari trik dan intrik politik, yang memang sampai hari ini msh dibilang sangat kejam..!
APOLLO
Masih dari isu pekan lalu, Walikota Tual, Adam Rahayaan bakal diperiksa sebagai saksi dugaan korupsi Beras Cadangan Pemerintah (BCP) Kota Tual senilai Rp. 1,8 miliar.
Belum sempat diriksa, ehh pak Adam tiba2 sakit dan dilarikan ke rumah sakit. Dia sedianya hanya sebagai saksi, tapi bukan tidak mngkin segera dijadikan tersangka. Ditahan?.. Ah?!
Sakit itu memang alasan mumpuni mengulur pemeriksaan. Tapi apakah akan sakit terus? Sementara polisi ingin meraih prestasi. Menahannya dlm kapasitas sebgai walikota.
Toh, bila akhirnya ditahan selepas jabatan walikota, tdk begitu seksi bg nitizen dan cityzen.
Bila Adam dikerangkeng masih dalam jabatan, itu berarti mitos; hanya KPK yang bisa menahan bupati/ gubernur aktif, akhirnya terpecahkan. Polda Maluku juga bisa melakukan hal yg sama… hmmm.
Iya sih, itu bagi pak polisi, tapi akan sangat sakit bagi pak Adam. Kenapa? Lha sudah power syndrome, eh dikerangkeng pula… Trenyuh!!
—
Oiya, kasus BCP Tual ini sbetulnya bergulir saat kampanye Pilwakot 2016-2017 lalu. Adam yang saat itu mejabat Walikota dilaporkan membagi-bagi beras BCP kepada warga. Padahal saat itu tak ada bencana disana. El Nino maupun La Nina tak berdampak disana …paham kan.. hmmm
Trenyuhnya, ulah Adam ini malah dilaporkan oleh Hamid Rahayaan, Wakil Walikota-nya sendiri, yang kemudian ditunjuk sbg Pjbt Walikota. Hamid naik, karena Adam saat itu harus mundur untuk kampanye. Eh, belakangan Adam terpilih lagi, sekaligus menggusur Hamid dari kursi empuk yang diemban bbrapa saat.
—
Lalu apakah Adam bisa ditahan? Ya iyalah. Toh, saat ini Polisi sudah menetapkan Abas Apollo Rahawarin sebagai tersangka. Berkasnya msh bolak-balik kejaksaan dan kepolisian. Jaksa minta polisi hrs lengkapi berkas Adam. Apalagi Apollo ‘hanya’ pemeran pembantu di kasus itu. Peran utamanya?; Anda pasti sudah bisa menganalisa sendiri …
Noh, karena itu pemeriksaan Adam kali2 berikut bakal seru! Statusnya bisa berubah, bisa jd tersangka, dan bukan tak mungkin langsung ditahan…
Baca Juga:
https://sentralpolitik.com/tiqiu-taca-camat-tantim/
Bagaimana kelanjutannya? Cepat atau laun, status Adam akan terang. Entah dia ditahan tepat pada siklus El Nino atau La Nina, yang pasti rasa prodeo tak semaniz permen Nano-nano! … Oooo !@?Jumpa minggu muka.
#SentralSepekan
Respon (1)