MASOHI, SentralPolitik.com _ Barce Rihena tersenyum sumringah sesaat sebelum helikopter militer M-17 lepas landas dari bandara Wahai, Pukul 07.00 WIT, Minggu (11/2/2024).
‐–
Hari itu, Barce mencatat sejarah baru atas dirinya. Untuk pertama kalinya, putra Manusela ini naik helikopter. Lebih lagi ketika menuju tanah kelahirannya, Desa Maraina.
“Hari ini beta (saya) paling rasa bahagia, bersyukur pulang kampung naik helikopter,” ungkapnya penuh senyum.
Dengan nada bergetar ia mengaku pertama kali distribusi logistik Pemilu maupun Pemilukada menggunakan helikopter.
Selama ini akses ke desanya memakan waktu empat sampai lima hari berjalan kaki.
“Sebagai ketua PPS Manusela, Maraina, Hatuolo, saya bersyukur karena masalah distribusi logistik sudah terselesaikan dengan cepat dan tepat,” katanya.
EFEKTIF
Sekretaris Panitia Pemilihan Kecamatan Rully Nussy mengaku, distribusi logistik Pemilu menggunakan holikopter sangat efektif baik waktu maupun tenaga.
Pendaratan pertama di Desa Kaloa, kemudian Desa Manusela, selanjutnya logistik di sebar di beberapa titik desa sekitar.
“Jarak tempuh dari bendara Wahai kurang lebih 15 menit. Sangat efektif waktu dan tenaga,” ujarnya.
GEOGRAFIS
Terpisah, Sekretaris KPU Maluku Tengah Badwi Tubaka menerangkan penggunaan pesawat militer, karena geografis wilayah itu tidak bisa dijangkau dengan transportasi konvensional.
“Sesuai pemetaan wilayah itu tergolong terisolir sehingga KPU gunakan transportasi udara,” terangnya.
Baca Juga:
Distribusi Logistik Pemilu di Malteng Pakai Helikopter: https://sentralpolitik.com/distribusi-logistik-pemilu-di-malteng-pakai-helikopter-gagal-mendarat-di-manusela/
Selain helikopter, KPU Maluku Tengah juga menggunakan Kapal Perang TNI-AL untuk distibusi logistik di beberapa desa pesisir yang sulit dijangkau.(*)
Respon (1)