AMBON, SentralPolitik.com _ Dugaan permainan kotor pada survey penentuan kandidat Calkada Kota Ambon dari Partai Nasdem mulai terkuak.
—
Sumber media ini Minggu (30/06/2024) menyebutkan kalau kejanggalan terungkap dari hasil survei oleh lembaga VOXPOL Centre, lembaga survei di Jakarta.
Nasdem menggunakan lembaga ini untuk melakukan survei Calkada di Kota Ambon.
Kejanggalan pertama terdapat pada Simulasi Pasangan. Data media ini dari hasil Laporan Survei Pemilihan Walikota Ambon menyebutkan kalau ada manipulasi hasil survei.
Pasalnya, lembaga suvey tidak mengenal kondisi sosial politik di Kota Ambon. Sebab sejak Pemilihan langsung Walikota Ambon, komposisi walikota dan wakil selalu beragam.
Bila walikotanya beragama Kristen, maka wakilnya tentu Muslim. Dan sebaliknya, bila walikota seorang Islam, wakilnya Nasrani.
‘’Ini kontur politik yang sudah ada sejak pemilihan langsung. Tapi ada manipulasi dalam survei Nasdem. Nah, ini memang sengaja dilakukan untuk meloloskan Calkada tertentu,’’ katanya.
SIMULASI PASANGAN
Dari data yang ada, khususnya pada Simulasi Pasangan, terjadi kejanggalan yang nyata.
Pasalnya dari empat kandidat, lembaga survei kepercayaan Nasdem ini sengaja melakukan simulasi Agus Ririmasse berpasagan dengan Jantje Wenno.
‘’Padahal semua orang tahu bahwa baik Ririmasse maupun Wenno sama-sama maju sebagai Calkada Kota Ambon, bukan berpasangan,’’ kata sumber media ini.
Untuk pasangan ini mendapat angka 18,0 persen.
Simulasi pada pasangan berikut yakni Alexander Y Waas berpasangan dengan Antony Latuheru.
‘’Tentu ini juga sengaja dilakukan oleh lembaga survey. Karena itu pasangan ini memperoleh prosentasi 2,7 persen,’’ katanya.
Selanjutnya, baru pada pasangan Bodewin M Wattimena berpasangan dengan Mus Mualim. Tentu pasangan ini mendapat peroleh yang besar yakni 59,1 persen.
Selanjutnya Ferly Tahapary dengan Hamdani Laturua dengan perolehan 3,2 persen. ‘’Nah, dari simulasi pasangan ini saja terjadi dugaan manipulasi pasangan,’’ tandasnya.
Sumber yang mewanti-wanti media ini jangan melansir identitasnya ini menduga, VOXPOL Centre tidak pernah terjun ke lapangan.
‘’Sebab mana mungkin responden yang ada di Kota Ambon tidak tahu dan paham dengan simulasi yang ada,’’ tudingnya.
METODOLOGI
Kejanggalan lain juga terjadi pada metodologi survei. Pada data sebanyak 131 halaman ini, terdapat jumlah responden sebanyak 440 responden.
Namun pada penarikan sampel, dijelaskan pemilihan responden sebanyak 5 orang yang diambl dari 2 RT/RW dalam satu kelurahan. Sementara ada 20 kelurahan di Kota Ambon.
‘’Nah itu berarti satu kelurahan 10 responden. Bila kita mengalikan responden maka yang mendapat survey hanya 200 responden. Ini berarti lembaga itu telah menyisihkan 240 responden,’’ katanya.
Lantaran itu, sumber media ini menyebutkan kalau survei akal-akalan ini sengaja berlangsung untuk mengegolkan salah satu kandidat.
‘’Dan ini benar-benar pembodohan terhadap institusi Partai Nasdem di pusat untuk memuluskan kandidat tertentu. Apalagi para pengurus pusat tentu tidak paham benar soal kontur politik di Ambon,’’ tutupnya. (*)
Respon (1)