AMBON, SentralPolitik.com _ Jenazah Piet R Sahertian yang sudah bersemanyam di Pekuburan Benteng, Kota Ambon jadi rebutan.
Oknum perwira polisi diduga terlibat dalam penggalian.
—
Kasus ini bermula saat istri almarhun ngotot memboyongnya jenazah suaminya ke Jakarta.
Sementara anak bungsu bersikeras tetap berada di Ambon. Jenasah digali dan memicu perdebatan.
Adalah Elsye, anak bungsu Piet R Sahertian matian-matian mempertahankan agar ayahnya tetap dimakamkan di Ambon.
Ini sesuai permintaan sebelum meninggal di Jakarta.
Ayahnya meminta bila meninggal, kuburkan jenazahnya di Ambon berdampingan dengan ibu kandung almarhum.
‘’Ayah minta kuburkan berdampingan dengan ibu kandung ayah (nenek Elsya). Dan itu kami lakukan,’’ katanya.
Hanya saja, istri almarhum ngotot memboyong jenazah balik ke Jakarta. ‘’Sudah seminggu saya berproses mempertahankan jenazah ayah agar tetap di Ambon,’’ kata Elsye.
Sekira seminggu ia berjuang agar ayahnya tetap berada atau makamkan di Ambon, sesuai dengan permintaan almarhum sebelum meninggal di Jakarta.
OKNUM POLISI
Suatu pagi, Elsye hendak melakukan tabur bunga dan siarah kubur. Ia panik katrena kubur Piet R Sahertian sudah kosong. Ia panik dan mencari kemana jenazah ayahnya.
Pihaknya menduga ada peran oknum Polisi dalam pencurian jenazah ayahnya dari TPU Benteng, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon itu.
Pasalnya, selama ini Ipda JS cukup berperan aktif dalam dalam perebutan jenazah Piet Sahertian, antara istri almarhum, Mathilda Malaihollo vs anak bungsunya Elsye FA Sahertian.
Bahkan diduga kuat, Ipda JS ikut mengatur skenario dan waktu pencurian hingga jenazah Piet R Sahertian dapat membawa “kabur” dari dalam kubur.
“Sabtu (19/10/2024) jenazah orang tua saya hilang dari kubur. Ada yang mencuri. Saya duga kuat ada keterlibatan JS dalam perkara ini,” ungkap Elsye kepada media ini di Ambon, Senin (21/10/2024).
Elsye menyebut kalau saat ini, jenazah almarhum masih berada di ruang kamar mayat RSUD Haulussy.
Baca Juga:
Keluarga Korban Minta Polisi Usut Kasus Nasi Bungkus, Desak Otopsi Jenasah; https://sentralpolitik.com/keluarga-korban-minta-polisi-usut-kasus-nasi-bungkus-desak-otopsi-jenasah/
Jenazah gagal di berangkatkan ke Jakarta, karena keluarga berhasil mencegat di Bandara Pattimura Sabtu (19/10/2024). (*)
Respon (2)