PIRU, SentralPolitik.com _ Babinsa Desa Kawa Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) nyaris bentrok dengan oknum PT Spice Island Maluku (SIM) Pisang Abaka yang di back up oknum Polisi di Dusun Waetoso, Desa Kawa.
Wartawan SentralPolitik.com Biro Piru, yang ikut bersama Babinsa nyaris dihajar oleh pihak perusahaan, Sabtu (30/9) siang.
—
Peristiwa ini berawal ketika Babinsa Dusun Pohon Batu dan Dusun Waetoso, Desa Kawa bersama masyarakat Dusun Waetoso, SBB gotong royong memperbaiki bendungan pengairan sawah yang jebol beberapa minggu lalu.
Babinsa Sertu Sirajul Munir menggerahkan warga dan turun langsung ke dalam bendungan sejak pagi pukul 09.00 WIT.
Mereka beramai-ramai menutupi bendungan yang jebol karena hujan beberapa waktu lalu. Warga juga meminta media ini meliput kegiatan mereka.
Saat pekerjaan hampir selesai, warga Dusun Pohon Batu mendatangi lokasi kerja dan melaporkan kepada wartawan dan Babinsa yang ada.
Mereka meminta meninjau kebun mereka yang barusan habis digusur oleh PT SIM Pisang Abaka.
LAPORAN WARGA
Dengan mengendarai kendaraan roda dua, keduanya kemudian ke lokasi gusuran. Warga Desa Kawa kemudian menyampaikan keluh kesah mereka tentang PT SIM yang menyerobot lahan mereka.
Tanaman Cengkih yang sementara berbuah juga kena gusur. Begitupun tanaman Cabe (Cili) yang sudah bertumbuh, terkena alat berat eksavator. Perusahaan justru sudah memasang patok untuk menanam Pisang Abaka.
Setelah menemui para petani dan mendokumentasikan penggusuran lahan warga, keduanya kemudian meninggalkan lokasi.
DICEGAT
Usai menerima laporan warga, keduanya kembali ke jalan kebun Dusun Waikose, datang perwakilan Humas PT. SIM Pisang Abaka, Anuar Makulita bersama dua stafnya.
Oknum anggota Polisi dari kesatuan Brimob datang bersama pihak persuahaan sambil menenteng senjata laras panjang.
Pihak perusahaan dan oknum Brimob tiba di lokasi dengan menggunakan kendaraan roda dua.
‘’Babinsa ini datang-datang (ke lokasi perusahaan) biking apa, wartawan juga datang buat apa,’’ cegat Anuar Makulita kepada Babinsa dan wartawan dengan dana tinggi, setibanya di lokasi.
Tidak menerima ditegur dengan nada seperti itu, Babinsa juga tak kalah seru membalas. ‘’Saya datang meninjau lokasi karena ada laporan warga. Saya juga punya hak sebagai Babinsa di teritorial Dusun Kawa dan Waikose,’’ tandasnya.
LARANG MELIPUT
Selain sebagai Babinsa, Sirajul Munir juga mengakui kalau dirinya juga punya lahan bersertifikat yang ada pada lokasi sekitar. ‘’Saya punya lahan bersertifikat di daerah ini. Apa saya datang ke lokasi saya harus melaporkan kepada Anda,’’ tegas Babinsa Munir.
Tapi pihak perusahaan juga tak kalah sengit mempersoalkan Babinsa dan wartawan. Dia malah melarang wartawan meliput di lokasi perusahaan.
‘’Kalau ini lokasi perusahaan, silahkan pasang papan nama di tengah hutan ini bahwa ini milik kalian. Lapor kemana kalau memasuki kawasan ini,’’ tandas Nus Metan, wartawan SentralPolitik ini.
‘’Ini kawasan umum, di tengah hutan pula. Kami mendapat laporan warga. Jadi saya juga datang melihat kondisi sesuai laporan warga,’’ timpal Nus Metan.
Munir justru mempersoalkan kehadiran Polisi yang ada di lokasi. ‘’Kalau kalian mempersoalkan saya sebagai Babinsa, mengapa ada polisi ini. Apa tugas Anda disini,’’ tegas Munir. Polisi ini langsung menjawab kalau dia ditugaskan di perusahaan tersebut.
Setelah berdebat cukup panas Munir dan Metan kemudian meninggalkan lokasi, tanpa bisa di cegat lebih lanjut oleh PT SIM.
Baca Juga:
Merasa Digusur Lahan Pisang Abaka, Warga Mengadu ke Dewan : https://sentralpolitik.com/merasa-digusur-lahan-pisang-abaka-warga-mengadu-ke-dewan/
Keduanya kemudian kembali bersama warga Dusun Waetoso memperbaiki bendungan milik warga. (*)
Respon (1)