Agama

Dari Budak, Ziarah sampai ‘Cinta Beda Agama’

×

Dari Budak, Ziarah sampai ‘Cinta Beda Agama’

Sebarkan artikel ini

Catatan Menyambut Tahun Yubileum Keuskupan Amboina (2)

Porta Sancta
Uskup Diosis Amboina saat membuka Porta Sancta di Katedral Ambon, Minggu (12/1/2025). F:IST-

Gereja Katolik seluruh dunia pada tahun 2025 ini merayakan Tahun Yubelium. Yubileum berlangsung 25 tahun sekali dengan makna inti pada pertobatan, pengampunan dan amal kasih.

Peristiwa ini ternyata sudah berlangsung sedari doeloe pada tradisi Yahudi dengan nama Tahun Yobel yang berlangsung 50 tahun sekali. Ciri utama adalah pembebasan, termasuk pembebasan terhadap budak Israel.

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

—-

SAAT ini Gereja Katolik Universal tengah berada di Tahun Yubileum Ordinari yang berarti tahun kudus suci.

Tahun Yubileum ini dikhususkan untuk pengampuan dosa dan pelepasan hukuman karena dosa secara penuh. Istilahnya indulgensi penuh.

‘’Esensi Tahun Yubileum adalah umat dibebaskan dari dosa, berkat adanya upaya pertobatan, amal kasih serta pengampunan sehingga terwujudnya kekudusan dalam hidup setiap anggota gereja,’’ terang Uskup Diosis Amboina, Mgr Seno Ngutra.

Membangun relasi yang baik dengan Tuhan, sesama manusia dan alam ciptaan-Nya merupakan Kekudusan hidup di tahun ini.

TRADISI YAHUDI

‘Tahun Yubileum’ sendiri sudah berlangsung dalam tradisi Yahudi yang disebut Tahun Yobel. Kalau Yubelium hanya 25 tahun sekali, Yobel justru 50 tahun sekali.

Tradisi Yahudi, sebagaimana perintah tertulis di Alkitab, setiap penduduk (Yahudi) harus menguduskan tahun yang ke-50 dan menjadikan tahun Rahmat Tuhan dengan memaklumkan kebebasan di negeri itu, termasuk tawanan dan budak orang Yahudi.

Sebagaimana Tahun Yubileum, Tahun Yobel juga berarti waktu bagi mereka untuk membangun kembali hubungannya dengan Tuhan dan kembali ke kehidupan yang adil dan bermoral.

KATOLIK

Sejarah Gereja Katolik mencatat, Paus Bonefasius VIII (1294-1303) menetapkan Tahun Yubileum untuk pertama kali pada tahun 1300.

175 tahun kemudian yakni Tahun 1475, Yubileum mulai dilaksanakan setiap 25 tahun secara berkelanjutan hingga saat ini dan disebut sebagai Yubelium Ordinari.

Alasan Yubileum Ordinari dilaksanakan setiap 25 tahun agar setiap generasi dapat mengalami setidaknya satu kali tahun Yubileum dalam hidupnya.

Dalam liturgi Katolik, pelaksanaan Tahun Yubileum Ordinari 2025 telah mulai sejak 24 Desember 2024.

Pembukaan Pintu Suci/ Porta Sancta di Basilika Santo Petrus oleh Paus Fransiskus menandai tahun Yubileum 2025 dan akan berakhir pada 6 Januari 2026.

TAHUN YEBIiLEUM KEUSKUPAN AMBOINA Ke-125

Saat umat Katolik seluruh dunia termasuk Keuskupan Amboina melaksanakan Tahun Yubileum, Uskup Diosis Amboina juga menetapkan Tahun Yubileum untuk Keuskupan Amboina ke-125.

‘’Tahun Yubileum Keuskupan ke-125 ini berhubungan dengan hari lahirnya Keuskupan Amboina,’’ terang Mgr Seno saat memberikan keterangan pers, Jumat (21/2/2025)..

Hari lahir Keuskupan Amboina terhitung sejak penetapan Prefektur Apostolik Nugini Belanda pada 22 Desember 1902.

Itu berarti pada tahun 2027 nanti, Gereja Partikular Keuskupan Amboina akan berusia 125 tahun.

Karena itu Uskup Dioses Amboina Mgr. Seno Ngutra menetapan tahun 2027 sebagai Tahun Sakral (Kudus) bagi umat Katolik se-Keuskupan Amboina.

Di tahun itu, umat, Uskup, para Imam, biarawan/ biarawati merefleksikan perjalanan gereja Keuskupan Amboina, serta mengupayakan pengudusan hidup melalui pertobatan dan karya amal kasih.

Tujuan pelaksanaan Tahun Yubileum Ordinari dan Yubileum Keuskupan Amboina ke 125, antara lain:

Menggerakkan seluruh umat Keuskupan Amboina untuk memperbarui dan meningkatkan iman melalui tindakan-tindakan kesalehan seperti pertobatan, doa, ziarah, rekoleksi, pantang dan puasa.

Selain itu menyadarkan dan menggerakkan umat Keuskupan Amboina untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan karitatif atau belas kasih.

Selanjutnya, membangun kesadaran kolektif akan sejarah berdirinya Keuskupan Amboina dan mensosialisasikan kepada seluruh umat.

Dan, membangun semangat solidaritas, persaudaraan, militansi serta sensus ecklesiae di tengah-tengah umat beriman.

YUBILEUM ORDINARI & YUBILEUM KEUSKUPAN AMBOINA

Menariknya, oleh karena Tahun Yubileum bersinggungan dengan Yubileum Keuskupan Amboina, Uskup menetapan 3 tahun pelaksanaan Yubelium dalam tiga tahun.

Tahun Pertama (2025); pelaksanaan Yubileum dengan Agenda kegiatan berfokus pada kunjungan ke Porta Sancta, kunjungan ke tempat-tempat ziarah di setiap wilayah Kesukupan Amboina, dan kegiatan karitatif.

Tahun Kedua (2026) akan diisi dengan kegiatan amal kasih atau karya-karya karitatif dan lomba-lomba menuju Yubileum Keuskupan Amboina ke-125.

Puncaknya Tahun Ketiga (2027) akan berfokus pada pengembangan iman, kompetisi-kompetisi dan perayaan-perayaan.

Menurut Uskup, dampak Amal Kasih atau karya-karya karikatif di Tahun Yubileum akan diberikan bagi warga Maluku tanpa memandang latar agama. ‘’Kita membantu masyarakat,’’ katanya.

Secara terbuka Uskup juga meminta dukungan masyarakat Maluku umumnya, termasuk pemerintah. Sebab gereja dan pemerintah harus berjalan bersama demi kesejahteraan masyarakat.

‘’Kita juga meminta dukungan dari semua basudara, dari umat Muslim, Kristen Protestan dan agama apa saja, sebab kita ingin perayaan seperti ini tidak hanya dinikmati internal katolik, tapi semua kalangan,’’ ungkap Monsegneur.

MAKAM KOLANO MAMUYA

Tercatat, Kalano Tioliza menjadi orang Pertama di Maluku maupun Indonesia yang menjadi Katolik dengan mendapat nama Baptis; Don Joao de Mamuya.

Sebagai orang Katolik Pertama di Maluku dan di Nusantara, apakah makam Don Joao alias Kolano Mamuya akan menjadi pusat Ziarah di Tahun Yubileum ini?

Bagaimana masyarakat Mamuya menyambut Yubileum khususnya ziarah di makan leluhur mereka sekaligus ‘leluhur’ Katolik itu?

Baca Juga:

Kolano Mamuya, Gonzalo Veloso dan Kekristenan di Maluku; https://sentralpolitik.com/kolano-mamuya-gonzalo-veloso-dan-kekristenan-di-maluku/

Kalau Ziarah berlangsung, pusara Kolano Mamuya akan menjadi saksi pelaku ‘Cinta Beda Agama’, setidaknya setelah 500-an tahun Don Joao ia dibaptis menjadi seorang Katolik. Apa itu ‘Cinta Beda Agama’? (Bersambung/*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TAHUN NAGA KAYU
Agama

AMBON, SentralPolitik.com _ Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting bagi orang Tionghoa. Tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti…