MASOHI, SentralPolitik.com _ Isu pendidikan di wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) Kabupaten Maluku Tengah mencuat di forum internasional di Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan Utara, Rabu (4/12/2024).
—
Adalah Forum inisiasi INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) kemitraan Indonesia-Australia ini membahas berbagai isu berkaitan dengan pengelolaan pendidikan di wilayah terpencil.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tengah, Husen Mukadar menjadi salah satu narasumber.
Ia bakal memaparkan upaya Pemkab Maluku Tengah menghadirkan pendidikan bermutu di daerah terpencil.
Berikut tantangan daerah terpencil kepulauan, kondisi spesifik, serta program yang sudah berjalan.
“Pemkab Malteng sudah lakukan berbagai intervensi sarana prasarana, fasilitas pendidikan utamanya sekolah dengan prioritas rusak berat, ” jelasnya kepada media ini.
KAWASAN PEGUNUNGAN
Belum lama ini, Diknas menyumbang chromebook dan satu unit starling internet untuk sekolah di desa Kanikeh, kawasan pegunungan Pulau Seram.
Intervensi itu, kata Mukadar, akan terus berlanjut sejalan dengan visi Penjabat Bupati Rakib Sahubawa yaitu melayani, menjangkau dan memperbaiki.
Guna memutus disparitas digital maupun blank spot yang dialami anak-anak di pedalaman Pulau Seram.
‘’Sehingga memudahkan mereka dapat mangakses pendidikan online maupun teknologi teknologi pembelajaran modern,’ katanya.
Permasalahan wilayah 3T di Maluku Tengah ini pada umumnya sulit dijangkau karena terbatas pada berbagai aspek, seperyi akses transportasi, keterbatasan guru, serta fasilitas yang tidak memadai.
Sekedar tau Kabupaten Maluku Tengah merupakan daerah kepulauan yang amat luas di Provinsi Maluku. Luas wilayah seluruhnya mencapai 275,907 Km persegi.
Sebagian besar wilayah terdiri atas perairan 264.311,43 Km persegi atau 95,80 persen. Sementara daratan terbentang 11.595,57 Km persen 4,20 persen.
Hal itu membuat sebagian wilayah masih menghadapi keterbatasan seperti pendidikan, ekonomi, sarana prasarana, utamanya ketimpangan pendidikan.
KAWASAN 3 T
Sesuai Keputusan Mendististik 160/P/2021, wilayah 3T di sana meliputi Desa Maraina, Solea, Elemata, Hatuolo, Kanikeh, Kaloa dan Manusea di Seram Utara
Berikutnya Kecamatan Banda desa Pulau Ay, Hatta, Waer, Uring Tutra, Lautan dan Pulau Run.
Kecamatan Seram Utara Kobi mencakup Desa Aketernate, Namto. Serta Kecamatan Seram Utara Seti Desa Maneo Rendah dan Kabauhari.
Forum ini menghadirkan narasumber Harvey Wilson (Principal Finigan School, Queanbeyan New South Wales (NSW), Australia), Trish Thompson (Deputy Principal Finigan School, Queanbeyan, New South Wales (NSW) Australia.
Jonathan Morris (HSIE Finigan School, Queanbeyan, New South Wales (NSW), Australia), Ridwan, Wakil Dekan FKIP Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan Utara, Prof. Dr. I. H. Wenno Dekan FKIP Universitas Pattimura, Ambon, Maluku.
Dr. Nursalim Akademisi Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong, Papua Barat Daya.
Baca Juga:
Ketika Sekolah di Pedalaman Seram Menikmati Internet Satelit; https://sentralpolitik.com/ketika-sekolah-di-pedalaman-seram-menikmati-internet-satelit/
Dan Tamara Moriska Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Utara, Asis Bin Wahid Guru Daerah Terpencil, Malinau, Kalimantan Utara. (*)