Hendrikus Jauhari Oratmangun Gagas ”Bonum Commune” Untuk Kepemimpinan di Tanimbar

Laporan: Yanto Samangun-Saumlaki

SAUMLAKI, SentralPolitik.com _ Kesempatan melakukan lawatan politik di Desa Lorwembun, Kecamatan Kormomolin, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, sosok Hendrikus Jauhari Oratmangun membeberkan prinsip paling mendasar untuk mengabdi dan mendedikasikan segala kemampuannya bagi seluruh masyarakat di daerah itu sebagai bupati.

Lawatan pria yang akrab disapa HJO ini ke Desa Lorwembun pada Rabu (8/5) sore tadi, mendapat sambutan yang hangat dan penuh antusias dari para Tetua Adat beserta warga masyarakat setempat.

Kunjungan berpusat di alun-alun desa selanjutnya arak-arakan menuju pusat desa. Sementara warga mengiringi HJO bersama Tim Pemenangan dengan tarian meriah.

‘’Kami datang untuk berdialog dengan sahabat-sahabat juang HJO untuk menatap dan menapaki masa depan Tanimbar yang lebih baik,’’ katanya kepada media ini di sela kunjungan.

Ini selaras gagasan prinsip ’Bonum Commune’ yang menjadi dasar utama dirinya untuk maju dalam kontestasi politik di November mendatang.

PRINSIP DASAR BONUM COMMUNE

Saat bertatap muka secara langsung dengan para Tetua Adat dan masyarakat yang dianggap sebagai sahabat juangnya, Jauhari menjelaskan secara rinci tentang gagasan prinsip Bonum Commune.

Menurutnya, kebaikan bersama yang bahasa Latinnya adalah Bonum Commune ini adalah suatu hal paling mendasar yang menjadi tujuan bersama dalam suatu kelompok masyarakat.

Ia menggagasa Tujuan Bersama ini untuk mengikat dan mengajak seluruh masyarakat bersatu atau bergabung hingga memiliki kekuatan mewajibkan untuk dapat meningkatkan taraf maupun pola hidup yang lebih baik melalui progam-program yang ada.

Program itu adalah miningkatkan kesejahteraan bersama melalui perbaikan sentra-sentra ekonomi kerakyatan dengan program pemberdayaan masyarakat di setiap desa di KKT.

‘’Bila Tuhan dan leluhur memperkenankan kami memimpin, Bonum Commune akan kami laksanakan sebaik-baiknya di Tanimbar,’’ ingatnya.

BONUM COMMUNE DALAM KONTEKS PERPOLITIKAN

Selanjutnya, menurut Jauhari dalam menyongsong kontestasi politik, cita-cita Bonum Commune sejauh ini mulai memudar dan tidak memihak kepada rakyat.

Ini akibat ulah para pemimpin yang berkuasa semena-mena hingga menggasak uang daerah dan negara untuk melancarkan kepentingan pribadi dengan melibatkan cukong politik.

”Banyak agen politik yang menggunakan jabatannya untuk melayani kepentingan diri dan para cukong politik. Bahkan mereka menghalalkan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan dan mempertahankan status quo,’’ kata dia.

Realitas ini tentu sangat kontraproduktif dengan prinsip Bonum Commune sebagaimana yang terbingkai dalam Sila Kelima Pancasila.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *