OPINI

Industri Maritim dan Perkapalan untuk Menunjang Operasi Sektor Hulu Migas di Laut Maluku

×

Industri Maritim dan Perkapalan untuk Menunjang Operasi Sektor Hulu Migas di Laut Maluku

Sebarkan artikel ini

Oleh: Boetje HP Balthazar (Praktisi Migas Nasional, Onshore/Offshore; Anggota KMI-Komunitas Migas Indonesia)

Boetje HP Balthazar
Boetje HP Balthazar (Praktisi Migas Nasional, Onshore/Offshore; Anggota KMI-Komunitas Migas Indonesia). Tulisan soal Industri Maritim dan Perkapalan. f:koleksi pribadi-

Masa depan industri MARITIM dan PERKAPALAN memiliki peran vital dalam mendukung operasi sektor hulu MIGAS di laut wilayah Provinsi Maluku dan di laut lepas, terutama ketika nanti operator-operator Migas yang berinvestasi di Blok-blok Migas yang tersebar di laut Provinsi Maluku mulai beraktifitas dari fase survey seismic dilaut, fase eksplorasi,fase pengeboran , fase pengembangan hingga produksi.

Beta hanya ingin memberikan informasi di ruang publik ini  dengan mempergunakan Bahasa sederhana, untuk tujuan edukasi kepada masyarakat bahari Maluku, wira usaha, masyarakat awam, dan generasi penerus untuk menambah pengetahuannya dan memperluas wawasan berpikir.

Supaya barangkali ada manfaatnya ketika membaca tulisan beta ini yang mudah-mudahan bisa membuat mereka tertarik menciptakan peluang usaha dan berkarir di bidang ini agar turut meningkatkan ekonomi daerah, dari pada nanti yang terlibat dalam peluang usaha ini bukan orang Maluku tapi orang dari luar Maluku.

Informasi itu tentang kebutuhan berbagai jenis kapal pendukung OSV – Offshore Support Vessel yang akan dibutuhkan di Proyek sejenis Pengembangan lapanganGas Blok Masela .

Sebagai contoh area Blok Masela berada di perairan lepas pantai Maluku yang berbatasan langsung dengan laut Australia yang  berada di kedalaman laut di sekitar 500-800 meter dan pengeboran sumurnya dari dasar laut dalam itu dilakukan hingga sekitar 4000 meter ke dalam dasar laut.

Rata-rata lokasi pengeboran dan pengembangan lapangan Abadi berada di kedalaman laut di wilayah sumur-sumur Blok Masela sekitar 300-1000 meter.

Karena lokasi ini berada di laut dalam maka pengembangan Blok Masela memerlukan teknologi subsea dan fasilitas offshore yang canggih (High Technology, High Risk & High Cost)

Fasilitas-fasilitas itu  antara lain :

  • FPSO – Floating Production Storage
  • Deepwater drilling Rig ( Semi submersible atau Drillship )
  • Subsea pipeline systems.
Peran Industri Maritim & Perkapalan dalam operasi hulu migas Offshore, Transportasi dan Logistik Laut

Pengangkutan personel, logistik, dan peralatan dari darat ke platform/lepas pantai, harus menyediakan supply chain antar base onshore dan offshore untuk menunjang operasi oil & gas dilaut (termasuk di wilayah seperti laut Maluku).

  1. Seismic Survey Vessel, fungsinya dalam eksplorasi awal untuk memetakan struktur geologi bawah laut,
  2. PSV – Platform Supply Vessel, fungsinya mengangkut logistik, lumpur pengeboran,bahan kimia, Fresh Water, bahan bakar,  PSV yang dek terbuka besar dan ada tangki2 khusus.
  3. AHTS – Anchor Handling Tug Supply Vessel. Fungsinya untuk menarik Rig dan menempatkan/pemasangan jangkar Rig atau FPSO,mendukung instalasi subsea dan bisa berfungsi sebagai kapal supply.
  4.  FCV – Fast Crew Boat Supply Vessel, fungsi nya  Mobilisasi personel offshore, mengangkut personel dari darat ke offshore (platform,FPSO,rig)
  5. DSV – Diving Support Vessel fungsi nya untuk mendukung aktifitas penyelaman bawah laut  dan pekerjaan bawah laut seperti inspeksi dan perbaikan pipa/subsea structure.
  6. ROV Vessel – Operasi ROV (Remote Operated Vehicle) untuk inspeksi bawah laut.
  7. FPSO Support Vessel sebagai pendukung operasi, FPSO (Floating Production Storage Offloading) adalah sebuah unit terapung fungsinya untuk memproduksi, menyimpan dan menyalurkan minyak mentah  yang bisa dikombinasikan dengan shuttle tanker.
  8.  Construction/Heavy Lift Vessel, Derrick Barge/Crane Barge untuk pekerjaan lifting & instalasi struktur memasang struktur besar (jacket,topside) di offshore dan perlu untuk pengembangan lapangan baru.
  9. Standby/ERRV (Emergency Rescue & Recovery Vessel ) fungsinya untuk kesiapan darurat medis siaga untuk evakuasi dan penyelamatan jika terjadi kecelakaan di offshore, biasanya unit ini dilengkapi dengan peralatan medis dan rescue boat.
  10. Drillship/Semi submersible Rig (bukan kapal pendukung tapi kapal utama pengeboran). Fungsinya untuk pengeboran sumur eksplorasi dan sumur pengembangan di laut dalam (deep water).
  11. Shuttle Tanker, fungsinya mengangkut minyak dari FPSO ke daratan atau ke kilang.
  12. Kapal Pendukung Tambahan. Utility boat/multipurpose vessel fleksible untuk berbagai kebutuhan ringan.
  13. OSRV – Oil Spill Response Vessel fungsi nya untuk menangani tumpahan minyak. Well intervention Vessel fungsi nya untuk perawatan sumur tanpa rig.
  14. Pipelay vessel untuk pemasangan pipa bawah laut dan untuk IMR – Inspection Maintenance Repair (nspeksi, Perawatan, danPerbaikan) di anjungan tetap (fixed platform) atau subsea syste.

IMR – Inspection, Maintenance, Repair (Inspeksi,Perawatan, Perbaikan).

Menggunakan ROV Support Vessel dan DSV – Diving Support Vessel, sebagai peran penting dalam menjaga integritas fasilitas subsea dan topside.

Mobilisasi & Demobilisasi Rig.

Pengangkutan Rig mobile ( jack-up atau semi submersible), Koordinasi antara kapal tunda dan kapal pengangkut berat (heavy lift).

Fasilitas Darat (Onshore Marine Base)

Dermaga logistik (shore base),Gudang peralatanpengeboran dan logistik, Helipad dan Fuel storage.

Infrastruktur pendukung Maritim & Perkapalan

Pelabuhan Khusus Migas (Marine-Base)di desain untuk mendukung kebutuhan Migas ; load out, bahan berbahaya, lumpur bor,dll.

Warehouse & Staging Area

Helicopter port/helipad dan Fuel Storage

Shipyard & Repair Facility (galangan kapal)

Contoh Lokasi infrastruktur Strategis pendukung Oil & Gas  Maritim di Indonesia

Kabil Offshore Base – Batam, Lamongan Shorebase –Jawa Timur dan Kariangan Base – Balikpapan.

Untuk mendukung kegiatan Proyek Blok Masela dan Pengembangan blok-blok Migas yang ada di laut Maluku di masa depan, penentuan lokasi pendukungnya disesuaikan dengan jarak dan rentang kendali yang efektive dan efisien untuk operasionalnya.

Tantangan & Isu penting untuk Industri Maritim & Perkapalan di Maluku.

Kondisi alam, cuaca ekstrem laut di Indonesia Timur(arus laut, gelombang tinggi). Keterbatasan infrastruktur pendukung di  pelabuhan di pulau2 kecil di wilayah Maluku.

Kesiapan Management SDM  Maluku untuk mengisi pasar kerja di bidang Maritim dan Perkapalan bidang Migas dan tidak tersedianya  peralatan untuk bidang usaha ini di wilayah terpencil.

Kepastian Hukum dan Peraturan Daerah yang  tidak  memihak, melindungi dan memprioritas SDM Maluku, Tidak Pro produk lokal Maluku untuk meningkatkan domestik konten  Maluku.

Baca Juga:

Potensi Minyak Gas di Laut Maluku: https://sentralpolitik.com/potensi-minyak-gas-di-laut-maluku/

Kepatuhan pada standard keselamatan Internasional seperti, ISM code, SOLAS, MARPOL dan lainnya. (Bersambung)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di Channel Telegram