SentralPolitik.com menurunkan hasil Wawancara Khusus dengan Agus Rahanwarat, mantan Staf Khusus Bupati Kepulauan Tanimbar Periode 2017-2022, Petrus Fatlalon (PF).
HARTA Kekayaan PF sebelum dan sesudah menjadi Bupati Kepulauan Tanimbar dibeber Agus Rahanwarat (AG) alias Ayah Sampo yang juga aktifis di Tanimbar ini. Apa saja yang diungkap? Berikut hasil wawancara bersama Yanto Samangun dari SentralPolitik (SP) pada Senin (10/7) malam waktu setempat.
—
SP: Apa yang Anda posting ini WAG itu bisa dibenarkan? Apa saja yang Anda ketahui soal harta kekayaan PF?
AR: PF itu sebelum jadi Bupati beliau sudah memiliki Hotel Talenta di Kota Larat, sudah punya rumah tinggal di mana-mana. Semua orang tau bahwa sudah ada uang.
Soal kemiskinan ekstrim, soal kesusahan di Tanimbar selama ini yang dituduhkan kepadanya bahwa beliau penyebabnya, itu tidak menjadi sebab untuk menuduh dirinya bahwa kekayaannya itu karena korupsi selama dia menjadi Bupati di periode yang lalu selama lima tahun.
Itu yang menyebabkan sehingga saya berkomentar di group SRT seperti itu dan itu adalah perkiraan saya bahwa saya pernah diberikan dokumen untuk mencatat waktu itu sehubungan dengan media Rakyat Maluku punya pemberitaan tentang harta kekayaan.
SP: Apakah benar harta kekayaan PF sebesar itu?
AG: Disitu saya berbicara bahwa harta kekayaan PF ditaksir mencapai Rp200 milyar. Artinya bahwa itu merupakan keseluruhan kekayaan termasuk keuangannya yang berada di Bank.
Jadi disitu kemungkinan mereka tidak membaca secara seksama atau teliti dan akhirnya mereka berkesimpulan bahwa PF mempunyai uang Rp200 milyar, dan hal itu tidak benar seperti itu.
Saya tidak pernah katakan bahwa PF punya uang Rp200 milyar, namun kekayaan PF totalnya “mencapai” Rp200 milyar yang mana nilai itu sudah termasuk uang yang mengendap di beberapa Bank, termasuk salah satu Bank di Brunai Darusallam.
SP: Jadi berapa kira-kira harta kekayaan PF?
AG: Jadi total kekayaan yang saya maksudkan artinya mencapai Rp200 milyar. Ini pengertiannya bagi saya bisa bernilai Rp150 atau sampai Rp190 milyar, dan itu adalah total kekayaan beliau termasuk uangnya.
Beliau punya aset kan banyak. Kalau jual beliau punya perusahaan saja yang sekarang berada di Bojonegoro yang beliau konsorsium disana saja, sudah bernilai puluhan milyar rupiah.
Selain itu beliau punya pekerjaan di Sumatara yang juga bernilai puluhan milyar, rumah mewah di Jakarta, Bintaro, dan Kebayoran, punya Villa mewah di Bali, rumah tinggal dan lainnya.
Itu semua sebelum dirinya menjabat sebagai Bupati (MTB dan berubah nama KKT). Bahkan rumah tinggal di Kota Ambon juga sebelum dirinya menjadi Bupati, rumah di Sorong, Sifnana, Larat, tanah di Karawang, Ilngei, Larat, dan tanah di Ambon, itu semua kan sebelum menjadi Bupati.
SP: Soal tuduhan anggota WAG SRT terhadap PF bagaimana menurut Anda?
AG: Jadi yang kita bicara ini kan sebelum jadi Bupati, tetapi Defota Rerebain menuduh beliau bahwa lima tahun menjabat Bupati, kekayaan itu adalah hasil mencuri dan korupsi, makanya saya membalas komentar yang bersangkutan seperti itu.
SP: Jadi total kekayaan PF kira-kira berapa sih
Kira-kira kalau hari ini kita hitung total kekayaan itu mencapai Rp200 milyar, termasuk uang beliau yang ada di Bank itu kan bisa saja sekitar Rp60 sampai Rp80 milyar, bahkan bisa sampai Rp100 milyar. Lalu aset-aset beliau yang lainnya itu kalau semuanya ditotalkan bisa mencapai jumlah itu.
SP: Dalam WAG Anda menyebut angka Rp. 200 miliar?
AG: Kata saya yang bilang bahwa bisa mencapai Rp200 milyar ini kan, bisa berarti bukan uang riil beliau semuanya, karena ada juga harta berupa bangunan, tanah, dan sebagainya yang tidak berbentuk uang. Mencapai bukan berarti Rp. 200 miliar.
Itu mungkin banyak orang di grup sudah menscreen shoot komentar saya itu. Tapi jujur ade (SP) bahwa kakak sama sekali berbicara seperti itu bukan lantas membela beliau, tetapi kita sebagai manusia ini yah punya rasa prihatin, karena sudah terlalu banyak orang yang bicara kejelekan beliau selama ini.
Contohnya pak Bitzael Temmar. Saya berselisih dengan beliau dan tidak pernah makan satu sen pun dari pak Bitzael, tetapi saya tidak pernah menjelek-jelekan pak Bitzael bahwa kekayaannya adalah berasal dari hasil korupsi. Kan kasihan dan berdosa kalau menuduh seperti itu.
Kalau dalam hal ini di WAG SRT mereka menjelekan pak PF dan saya tau seperti apa kebenarannya, yah makanya saya sedikit membantah itu, karena sudah berlebihan.
Mungkin bahasa yang saya sampaikan di chatingan itu juga sudah berlebihan, namun bahasa saya itu berdasarkan pengalaman saya yang dulunya sebagai Staf Khusus beliau, sehingga beliau pernah memerintahkan saya mencatat seluruh aset-aset beliau.
Sehingga berdasarkan pengetahuan itu maka tadi malam saya hanya menafsirkan bahwa kira-kira harta kekayaan beliau bisa mencapai Rp200 milyar. Itu merupakan penilaian saya pribadi dan belum tentu juga ada kebenarannya. Bisa benar dan bisa saja salah.
SP: Pernyataan ini bisa diterbitkan ya?
AG: Jadi kalau adik (SP) mau membuat dalam pemberitaan juga, bagi saya terserah saja dan tidak ada masalah karena di sana sudah jelas.
Yang penting dibaca baik-baik kata demi kata saya, supaya jangan sampai satu kata yang keluar dari konotasinya tidak hilang makna, karena disana, Sony Ratissa juga punya komentar yang belakangan tadi siang ini saya baca, itu sudah bilang lagi bahwa PF punya kekayaan itu uangnya berjumlah Rp200 milyar.
Kata uang dengan jumlah segitu saja sudah berbeda dengan pernyataan saya sebelumnya. Itu sudah berbeda jauh karena saya bilang “mungkin cuma uang Rp35 milyar” itu betul, tetapi total kekayaan beliau yang “ditaksir” kira-kira mencapai Rp200 milyar.
Dan itu sudah jumlah akumulasi dari semua harta bergerak, tidak bergerak, uang, dan lain-lain.
SP: Bagaimana soal laporan le LHKPN?
AG: Yang mereka bicarakan lagi soal LHKPN yang pernah pak PF masukan itu, silahkan saja kalau mereka mau laporkan atau adukan, silahkan saja. Kan tidak mungkin bahwa saya berbicara seperti itu lantas KPK atau Kejaksaan menggunakan statemen saya ini untuk memproses beliau. Kan tidak seperti itu.
Ini saya berbicara dalam kapasitas bukan lagi sebagai Staf Khusus PF, tetapi karena waktu itu saya diberikan dokumen dan tanggung jawab untuk kemudian mencatat karena saat itu ada pemberitaan di Rakyat Maluku (Harian Rakyat Maluku) bahwa pak PF adalah Bupati terkaya nomor 2 di Maluku yang hartanya mencapai Rp35 milyar dan sebagainya, sehingga pak PF meminta saya untuk mencoba menginfentarisir seluruh aset kekayaan beliau sampai sedetailnya sehingga akumulasinya dengan jumlah itu.
Artinya kalau saya berbicara nilai harta kekayaan pak PF mencapai Rp200 milyar, toh bukan kapasitas saya selaku otoritas keuangan yang menghitung keuangan seseorang.
SP: Anda sepertinya berpihak secara politik kepada PF?
AG: Jujur saya mau katakan bahwa belum tentu juga saya akan berpihak ke pak PF nanti di Pilkada mendatang, karena semuanya itu masih lama.
Artinya bahwa kita pilih seseorang nantinya harus berdasarkan otak sehat sedikit, tetapi kalau sampai katakan bahwa pak PF itu punya harta kekayaan sebanyak itu karena diperoleh dari hasil korupsi, aduh kasihan.
Kecuali beliau itu bukan berlatar belakang pengusaha sebelum dirinya menjabat bupati. Kan kita semua tau bahwa sebelum menjabat bupati, beliau sudah punya ini dan itu.
SP: bagaimana dengan tudingan dari Peserta WAG lain?
AG: Jadi ibu Defota Rerebain punya statemen seperti itu membuat saya tidak senang sama sekali. Bukan berarti PF ada bilang sesuatu ke saya lalu menyuruh saya untuk sengaja mengshare pernyataan itu, tetapi saya berbicara seperti itu karena dulu saya tau persis seperti demikian.
Kita sesama orang Tanimbar yang tau PF seperti apa sebelum menjadi Bupati, jadi jujur saya sangat tidak setuju untuk menjelekan beliau, karena yang saya tau memang benar adanya seperti yang sudah saya jelaskan tadi.\
Baca juga:
https://sentralpolitik.com/ini-harta-kekayaan-petrus-fatlolon-ada-di-brunei-darussalam/
SP: Siap Ayah Sampoo (nama Panggilan Agustinus Rahanwarat). Kami akan meluruskan itu.
AG: Jadi ade (SP) boleh ikuti saja seperti apa. Apalagi ade punya media kan kalau tulis kita baca deg-degan juga, karena link-link SentralPolitik.com itu semuanya kelas-kelas berbahaya semua. Terima kasih. (*)