MASOHI, SentralPolitik.com _ Kata Masohi menjadi spirit untuk mencegah prevelensi stunting di Kabupaten Maluku Tengah. Saat mendirikan kota ini 66 tahun lalu, Presiden Soekarno menamainya dengan Masohi yang berarti gotong Royong.
—
“Mari kita satukan persepsi. Masohi, Gotong-Royong selamatkan generasi negeri ini dari bahaya stunting, ” seru Rakib Sahubawa,
Penjabat Bupati Maluku Tengah mendengungkan Masohi saat mencanangkan orangtua asuh bayi stunting di Kantor Baplitbangda, Kota Masohi, Kamis (25/1/2024).
Pimpinan OPD di Kabupaten Maluku Tengah menjadi orangtua asuh bagi bayi penderita stunting.
Maka dari itu, Sahubawa mencanangkan program itu sebagai upaya penurunan prevelensi angka stunting sesuai target 14 persen secara nasional tahun 2024.
“Komitmen bersama, aksi nyata dan intervensi maksimal,” tegasnya.
Ia menyerukan intervensi tim pencegahan penurunan stunting harus berlangsung dengan komitmen bersama. Program itu melibatkan PPK, OPD serta instansi vertikal.
WAJIB TEMPUR
Secara tegas Sahubawa mengintruksikan setiap pimpinan OPD agar mendatangi langsung bayi stunting asuhnya.
“Jangan cuma pencanangan jadi orang tua asuh di kertas. Wajib melihat langsung kebutuhan anak, sehingga pemberian bantuan sesuai yang dibutuhkan anak stunting. Kita wajib memerangi stunting,” tegasnya.
Selanjutnya, kata dia tiap pimpinan OPD terus melakukan monitoring dan evaluasi selama tiga bulan sejak pencanangan.
Ia mengingatkan orangtua asuh ini merupakan gerakan membangkitkan budaya Masohi atau gotong-rotong.
Gotong-royong yang dimaksud adalah guna meningkatkan derajat kesehatan anak-anak dalam satu wilayah.
“Mari Gotong-Rotong selamatkan generasi negeri ini,” seru Sahubawa. (*)