Pemerintahan

Malaria Serang Tanimbar, Seorang Apoteker dan 2 Warga Meninggal Dunia

×

Malaria Serang Tanimbar, Seorang Apoteker dan 2 Warga Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini

Dinas Kesehatan Belum Nyatakan KLB

Infografis Kasus Malaria di Kabupaten Kepulauan Tanimbar selama 4 bulan terakhir.
Infografis Kasus Malaria di Kabupaten Kepulauan Tanimbar selama 4 bulan terakhir.
SAUMLAKI (SentralPolitik)_ Penyakit Malaria dilaporkan tengah menyerang Kepulauan Tanimbar. Seorang Apoteker yang bertugas di Kecamatan Wunlah dilaporkan meninggal dunia.

Harly Labobar, seorang tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Wunlah itu meninggal dunia pekan lalu. Selain korban Labobar, dua warga setempat juga dilaporkan meninggal dunia. Sayangnya hingga kini Pemkab KKT lewat Dinas Kesehatan belum menyatakan sebagai Kasus Luar Biasa alias (KLB).

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

Sesuai data, selama 4 bulan terakhir, 118 orang dilaporkan terjangkiti Malaria. Mereka tersebar pada 14 Desa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Kepala Dinas Kesehatan KKT, dr. Edwin Tomasoa yang dikonfirmasi kemarin mengaku, terhadap kasus positif Malaria, pihaknya sudah mengambil langkah melalui proses atau mekanismenya, tapi hasil diagnosa hanya melalui Rapid Diagnostic Test (RDT).

Dinas Kesehatan terkendala kasus yang terjadi pada kecamatan yang jauh dari ibukota kebupaten. ‘’Kalau kasusnya berdekatan dengan pusat Kota Saumlaki, maka bisa dilakukan pengiriman sampel darahnya secepatynya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap,’’ katanya.

Di puskesmas-puskesmas, kata dia, saat ini juga sudah bisa lakukan proses pengambilan darah tepi, tetapi hasil kerja puskesmas juga masih harus dilakukan validasi oleh petugas yang sudah dilatih.

‘’Sedangkan kalau kita di Tanimbar ini petugas validasi itu masih berstatus tenaga kontrak atau honorer sehingga ketika dirumahkan, yang bersangkutan kemudian mengikuti seleksi P3K dan berhasil lolos ditempatkan di Puskesmas. Nah, kita memang harus cari lagi petugas validasi yang baru yang harus lokasinya ada di RSUD dr. P. P. Magretti ataupun di Puskesmas Saumlaki,’’ kata dia.

Dia beralasan, jika puskesmas lain yang jauh mengirimkan hasil darah untuk diverifikasi kembali apakah di darah itu benar-benar positif ataukah hanya positif palsu atau sebaliknya.

KASUS KEMATIAN

Terkait dengan kematian petugas Farmasi atau Apoteker, informasi yang diterima media ini menyebutkan kalau awalnya korban sudah menderita sakit di tempat tugasnya di Kecamatan Wunlah.

Saat sakit, dia kemudian pergi ke orang tuanya di Larat, pusat Kecamatan Tanimbar Utara. Sayangnya, setibanya di Larat, korban tidak masuk RSUD dr. Anaktototi, namun menempuh pengobatan sendiri di rumahnya.

Hal itu dilakukan karena korban merasa kalau dirinya seorang Apoteker. Ketika penyakit sudah dalam posisi gawat, dia kemudian diboyong ke RSUD sehingga penanganannya terlambat.

‘’Pemeriksaan RDT terakhir terhadap yang bersangkutan ketika di Larat, hasilnya positif Malaria,’’ kata dr Tomasoa.

KLB

Disinggung soal KKT yang sudah masuk  Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap kasus Malaria, dia sebutkan kalau ada 2 faktor, apakah hanya berstatus peningkatan kasus ataukah sudah termasuk KLB.

Menurut Tomasoa, untuk KLB ada kriteria-kriterianya. Misalnya dalam kurun waktu yang sama di daerah atau wilayah itu terjadi peningkatan kasus 2 kali lipat, ataukah jika ada kasus kematian 2 kali lipat pada suatu tempat atau lokasi yang sama. ‘’Nah dalam kondisi itu baru bisa dikategorikan sebagai KLB,’’ kata dia.

Karena itu dia menyebutkan kalau Tanimbar saat ini belum bisa dikatakan termasuk KLB Malaria, karena belum adanya peningkatan kasus atau karena ada kenaikan jumlah kasus di puskesmas-puskesmas.

‘’Nanti kami akan teliti lagi soal yang meninggal itu. Untuk sementara kita fokuskan ke Kecamatan Wuarlabobar karena selain kasus Malaria, disana ada muncul juga kasus Campak. Memang kasus Campak ini sudah lama tidak mencuat, tapi jika sekarang terdeteksi lagi, kita tentunya sudah harus tetapkan sebagai KLB,’’ tandasnya.

Baca juga:

https://sentralpolitik.com/dugaan-laporan-fiktif-merebak-dana-hibah-koni-kkt-berpotensi-masalah/

Dia memastikan saat ini Dinas Kesehatan lewat Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Pelayanan (P2P) sementara mengkajinya. ‘’Kita sementara melihat secara objektif tentang perkembangan kasusnya,’’ kata dia. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *