Sentral Sepekan

Menilik Kekuatan Murad Vs Hendrik di Kawasan Blok Masela

×

Menilik Kekuatan Murad Vs Hendrik di Kawasan Blok Masela

Sebarkan artikel ini

Sairdekut-Keliduan 'Tidak Nasionalis' ala Tanimbar?

Parpol dan Perolehan Kursi
Grafis Parpol dan Perolehan Kursi di DPRD Propinsi Maluku. -f:IST-

Pilkada Serentak 2024 segera dihelat. Semua Calon Kepala Daerah lagi siap-siap mengemas berkas, pergi ke kantor KPU. Mendaftar!

Di Maluku, akan ada pertarungan hebat. Tiga pasang, bakal bertarung. Menguji visi-misi, memperlihatkan taring, menguji gelas ke kelas bawa. Uang dan Jejaring tentu ikut bersuara!

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

— Catatan—

Dan petarungan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, akan seru. Betapa tidak, saat Blok Masela, proyek strategis nasional itu mulai beroperasi di tahun 2027, semua kandidat tentu berebutan. Para kalangan “the have” juga melirik, melihat peluang bisnis.

Para kandidat juga ingin berkuasa saat pipa-pipa Prolagnas menyembur gas dari dasar laut yang berbatasan dengan Australia itu.

Oiya, untuk ajang Pilkada Propinsi Maluku sejauh ini sudah terbaca ada 3 kandidat. Murad Ismail-Mihael Wattimena, Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath dan Jeffry Rahawarin– Mukti Keliobas.

Kelas dan jejak masing-masing kandidat ini cukup mumpuni. Murad itu Gubernur Maluku periode lalu. Ia menggandeng MW yang mantan anggota DPR RI dari Demokrat.

Semua sudah tahu siapa Hendrik Lewerissa. Ia anggota DPR RI, sosok kesayangan Prabowo sejak lama. Wakilnya Abdullah Vanath,mantan Bupati Seram Bagian Timur (SBT) dua periode. Vanath ini sudah beberapa kali ikut Pilkada Maluku, namun gagal.

Berikutnya, Jefry Apolly Rahawarin. Rahawarin itu jenderal Bintang Tiga. Selama ini sih dia lebih banyak mengabdi di luar Maluku, dan terakhir menjabat Pengdam XVI/Pattimura.

Meski tak cukup setahun di Maluku, namun dia punya kejutan-kejutan yang cukup membuat ia dikenal. Dan pada Pilkada nanti, ia disebut-sebut menggandeng Mukti Keliobar.

Keliobas itu tokoh Partai Golkar, sudah dua kali ia memimpin di Seram Timur sebagai Bupati.

Dengan komposisi ini, tentu akan seru. Terutama pertarungan di Seram Timur. Mantan Bupati 2 periode dan Bupati 2 periode. Apalagi istri Vanath juga bertarung di Pilkada di tanah Ika Wotu Nusa itu.

FAKTOR AGAMA

Oiya, kalau diperhatikan, sosio kultural Maluku ‘mewajibkan’ pasangan Calkada di Maluku itu selalu kombinasi serasi. Kalo Calon Gubernur beragama Muslim, ya wakilnya Nasrani.

Sebaliknya, calon Gubernur Kristen, wakilnya tentu Islam. Begitupun untuk komposisi Bupati/ Walikota. Terkecuali untuk daerah yang homogen seperti di Buru, SBT atau MBD.

Komposisi ini sudah berurat berakar sedari pemerintah menetapkan Kepala Daerah memiliki Wakil kepala Daerah. Toh, Perjanjian Maluku di Malino juga mengisyaratkan itu, sebagai pemanis harmonisasi.

Pada sisi lain, harmonisasi ini juga sebetulnya baik untuk saling mendulang suara.

Lalu bagaimana dengan daerah seperti Kepulauan Tanimbar? Nah, disana pada kawasan Proyek Strategis Nasional ini dinominasikan oleh warga beragama Kristen Protestan dan Katolik.

Komposisinya 51:49 atau 49:51. Atau sekitar itulah. Nah, bila Bupati seorang Katolik, dengan sendirinya Protestan sebagai Wakil. Dan sebaliknya. Clear…

MENGUATKAN ATAU MELEMAHKAN

Pertarungan di tingkat Kabupaten/ Kota sebetulnya sedikit tali temali. Jauh lebih rumit dari tingkat propinsi yang langsung kentara dari koalisi di tingkat pusat, terutama saat Pilpres kemarin. Apalagi Koalisi besar juga lagi terus berdinamika sampai Penentuan Kabinet.

Noh, mengurai di daerah ini lah yang terbilang rumit. Tali temali koalisi pusat, tidak selamanya linier sampai di daerah. Banyak variable yang berpengaruh. Bisa meluber sampai melompat di luar nalar.

Koalisi Pusat jadi ukuran, tapi ukuran-ukuran lain di daerah juga menjadi faktor penentu. Dan bisa saja Calkada di tingkat kabupaten/ kota mestinya linier dengan propinsi. Dan bukan tidak mungkin, uang menjadi penentu sebuah rekomendasi.

Nah, linieritas propinsi-kabupaten/ kota bisa saja saling mengkuatkan, atau justru bisa saling melemahkan.

Ini seru! Sebab tentu Calkada di Propinsi berharap banyak mendulang suara lewat partai, koalisi partai, kekerabatan, kekeluargaan dan, jasa.

Sampai juga ke pela-gandong, uang serta agama dan mungkin lewat Pileg dan Pilpres kemarin di aras kabupaten/ kota.

KOMPOSISI PARTAI

Mari kita urai Partai pengusung masing-masing kandidat. I). Murad-BM. Murad dan Michael sejauh ini sudah mengantongi 4 parpol yakni PAN (3 kursi), Demokrat (4), PKB (4) dan PKS 4 kursi.

II). HL : Gerindra (5) dan Perindo (2). Serta III). JAR dan Pasangannya. PDI Perjuangan sudah menelorkan rekomendasi, sekalian membuat Barnabas Orno kecewa, keluar dari anggota PDI Perjuangan.

Sisa sejumlah partai yang masih dalam lobi-lobi tingkat tinggi. Nah, Koalisi di propinsi idealnya linier dengan koalisi di kabupaten/kota. Sehingga mesin pencetak suara bisa bergerak seiring sejalan.

Bagaimana untuk Kepulauan Tanimbar?

Sejauh ini yang sudah nyatakan maju dan mengantongi suara masing-masing; Dokter Julianus Aboyaman Uwuratuw- Pollycarpus Lalamafu. Keduanya sudah berhasil mengantongi Golkar (3 kursi), PKB (2 kursi) atau total 5 kursi. Posisi aman untuk mendaftar.

Berikutnya, Piterson Rangkoratat-Handerik Jauhari Oratmangun dengan 1 kursi Demokrat.

Selanjutnya,  Adolof Bormasa-Hendrikus Serin. Pasangan ini sudah mengantongi Hanura dengan 2 kursi. Calon yang berikutnya yakni Ricky Jawerisa dan pasangannya. Serta Melkianus Sairdekut – Kelvin Keliduan.

Nah, pertarungan untuk merebut kursi Parpol tengah berlangsung sengit. Dari lima kandidat, tentu kalau partai terbagi merata masing-masing Kandidat mengantongi 5 kursi, tentu 5 kandidat langsung lolos dan bisa bertarung.

Tapi, kalau salah satu kandidat mengantongi koalisi partai lebih satu suara yakni 6 kursi saja, otomatis satu pasangan kandidat wajib tersingkir.

Lantas, bagaimana dengan kekuatan Parpol di Tanimbar korelasinya dengan kekuatan Murad Ismail vs Hendrik Lewerissa? Apalagi komposisi koalisi partai di Kabupaten tentu tidak sepenuhnya linier dengan komposisi di Propinsi.

Dengan begitu, dalam koalisi Parpol di Kabupaten, akan sama-sama mendukung Calon mereka, tapi untuk kepentingan Propinsi (Gubernur-Wagub) tentu akan terjadi disparitas. Perpecahan.

Sebab bisa saja satu koalisi pecah kongsi untuk kepentingan Calon Gubernur dan Wakil. Tentu hal ini bisa saling menguatkan sekaligus bisa melemahkan.

Dari titik ini, tentu kekuatan Murad vs Hendrik di Tanimbar bisa menjadi pertarungan yang sengit dan warga akan menjatuhkan pilihan sesuai kehendaknya.

Siapa yang bakal unggul di sana, kita tunggu saja tanggal main…

SAIRDEKUT-KELIDUAN

Hanya, satu hal yang cukup mencolok dari 5 kandidat di Tanimbar, yakni pasangan Melkianus Sairdekut – Kelvin Keliduan.

Meski sosiol politik di Tanimbar ada pada komposisi Protestan-Katolik atau Katolik-Protestan, keduanya memiliki pilihan tersendiri yang berbeda dengan empat pasangan kandidat lain.

Keduanya memiliki latar belakang Protestan-Protestan. Dengan komposisi ini, tentu memunculkan ragam pertanyaan. Siapa yang mempoles komposisi ini? Apa rencana mereka di balik komposisi tadi?

Sekali putaran kah dalam Pilkada nanti? Atau, apakah pasangan ini ‘tidak nasionalis’ dalam sosio politik Tanimbar?

Baca Juga:

Murad Wattimena Dapat Rekomendasi PKShttps://sentralpolitik.com/murad-wattimena-dapat-rekomendasi-pks/

Biarlah rakyat yang nanti menjatuhkan pilihannya. Atau biarlah Partai Politik pengusung yang mengevaluasi sebelum menjatuhkan putusan. Mari kita menunggu. Mumpung masih ada waktu. Salam… (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertemuan Rengasdengklok
Sentral Sepekan

KAMIS 16 Agustus 1945, sekelompok pemuda bergegas. Mereka melarikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Waktu Jawa zaman Jepang menunjukan pukul…