Hukum dan Kriminal

Minyak Ilegal Diduga Ditampung di Kapal Penampung Milik Bos Har

×

Minyak Ilegal Diduga Ditampung di Kapal Penampung Milik Bos Har

Sebarkan artikel ini

Percakapan Elizabet dan Nahkoda Terbongkar Lagi

Percakapan Nahkoda-Pemilik Kapal
Percakapan Nahkoda dengan Pemilik Kapal, Elizabeth Siswato terkait dugaan operandi BBM Ilegal di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Propinsi Maluku. f:ISTIMEWA-

AMBON, SentralPolitik.com – Kasus dugaan ilegal oil di Kota Dobo makin melebar lagi.

Kali ini menyeret nama Bos Har, salah satu pengusaha luar Maluku yang selama ini bercokol di Kota Dobo.

Sumber media ini menyebutkan kalau 97 ton minyak Solar haram ini sudah ada pembelinya.

Adalah Bos Har tadi dituding sebagai pembeli sekaligus menampung BBM jenis Solar haram itu.

Bos Har sendiri dilaporkan memiliki sekitar 8 Kapal ikan. Ia memiliki bascamp di Benjina, Kecamatan Aru Tengah.

Selain memiliki sejumlah kapal ikan, Har juga memiliki kapal penampung minyak. Kapal ini terbuat dari fibel, tapi memiliki kapasitas yang besar.

Kapal ini tidak mencari ikan di laut, tapi bertugas menampung minyak. Ada kalanya pihak-pihak tertentu menggunakan kapal ini untuk melayani air tawar.

‘’Nah, saat pembangunan markas Lanal Aru di belakang Pulau Wamar, kontraktor menyewa kapal ini untuk mensuplai air untuk keperluan pekerjaan,’’ katanya.

BERANI

Sumber yang mewanti-wanti media ini tidak melansir namanya menyebut kalau setelah praktek ilegal oil terungkap wartawan dan aparat TNI-AD, para pelaku sengaja menyembunyikan Solar.

Ia menyebutkan kalau dalam keadaan kosong, Kapal ‘Buaya’ itu bisa bergerak lincah di laut dengan kecepatan bisa mencapai 30-an knot.

Tapi saat tanki penuh, kapal berjalan sangat lambat. ‘’Seperti kumang, bisa-bisa cuma satu atau dua knot,’’ sebutnya dengan dialeg lokal.

Media ini sebelumnya melansir kalau pada Jumat (25/7/2025) ada satu kapal ikan yang merapat di KM Crocodile.

Keesokan harinya, pada Sabtu (26/7/2025), setelah wartawan dan satu aparat militer menaiki kapal dengan speedboat, ada kapal ikan yang merapat lagi.

‘’Para pelaku ini begitu berani dan bebas melakukan praktek ilegal oil. Bayangkan, setelah wartawan dan aparat pergi, ada kapal ikan yang masuk lagi,’’ katanya.

Dia kembali menyebut setelah kapal ikan yang kedua selesai menyedot minyak, ternyata terjadi kerusakan mesin pada kapal ikan itu.

Karena itu, kapal Buaya menarik kapal ikan ke tepian untuk melakukan perbaikan mesin.

Tapi beberapa saat kemudian mesin kembali nornal sehingga kapal ikan meninggalkan kapal Buaya.

TANCAP GASS

Sore harinya, saat media ini melansir adanya praktek ilegal oil, Crocodile langsung tancap gas meninggalkan kolam bandar Pelabuhan Yos Soedarso.

‘’Jadi saat SentralPolitik melansir, semua panik dan kaget. Nahkoda kemudian tancap gas. Katong di kapal rasa-rasanya mau ambil penggayung menghilang,’’ kata sumber mengutip penjelasan ABK.

Pantas saja saat Kasat Reskrim Polres Aru dan Pasi Intel Lanal Aru bersama belasan wartawan menemukan kapal di belakang Kota Dobo, Nahkoda mengaku kalau kapal itu baru selesai membantu kapal yang mogok di tengah laut.

‘’Itu alasan yang sengaja di buat-buat. Memang Crocodile ‘menonda’ kapal ikan ke tepi pantai, tapi kemudian mesin hidup dan kapal ikan menghilang,’’ katanya.

Sumber lainnya menyebutkan kalau Crocodile diduga selanjutnya membawa muatan ke kapal fiber milik Har. ‘’Patut di duga dua kapal ikan itu juga milik Har,’’ tudingnya.

Karena Kapal Buaya berlayar sangat lambat, maka untuk membawa lari muatan kapal butuh waktu cukup lama, untuk mencapai kapal penampung di tengah laut.

‘’Nah, Sabtu (26/7/2025) sampai Selasa (29/7/2025) butuh tiga hari sampai kapal itu sengaja bersembunyi di belakang pulau Wamar,’’ sambunya.

Selanjutnya kata dia saat Kasat Reskrim, Pasi Intel Lanal Aru dan belasan wartawan menemukan kapal, tiga hari setelah kejadian, itu merupakan settingan.

LAPORKAN KE ELISABET SISWANTO

Sumber lainnya menyebutkan kalau setiap operasi kapal di laut Nahkoda selalu melaporkan ke pemilik kapal yakni Elizabeth Siswanti.

Selain ada dialog soal berapa ton minyak saat AL hendak melakukan patroli sebagaimana media ini melansir sebelumnya, percakapan keduanya terungkap lagi.

Kali ini percakapan soal kapal ikan yang hendak merapat ke KM Crocodile. Awalnya ada percakapan, kemudian Elizabeth menelepon Nahkoda, tapi tak di angkat.

Beberapa saat kemudian Nahkoda mengirim foto kapal yang hendak merapat. ‘’Capt, foto yang biasa juga. Ga usa (tidak) usah pakai waktu (timer),’’ kata Elizabath.

Sekedar tau, percakapan pakai timer di aplikasi WA, bukti-bukti percakapan biasanya hilang seiring waktu.

Sayangnya sampai berita ini naik tayang, media ini belum berhasil mengkonfirmasi Bos Har.

Sementara itu sumber-sumber media ini di Kota Dobo menyebutkan kalau Kapal buaya saat ini tengah berlabuh di laut dekat Depot Pertamina Aru.

Belum ada langkah hukum pihak Polres terhadap kapal tersebut.

Kasat Reskrim Polres Kepulauan Aru, Iptu Angelico Timotius Sulu menjawab media ini mengaku akan mengambil langkah hukum.

Baca Juga:

Polres Kepulauan Aru Diduga Terlibat Ilegal Oil di Dobo, Lanal Aru Patut Dievaluasi: https://sentralpolitik.com/polres-kepulauan-aru-diduga-terlibat-ilegal-oil-di-dobo-lanal-aru-patut-dievaluasi/

‘’Kalau ada temuan tentu kita berposes. Kasih kesempatan bagi kami bekerja, setelah itu kami sampaikan secara terbuka,’’ tuntasnya. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di Channel Telegram