Selamat Pagi…
Ini jumpa pertama kita. Perjumpaan pertama karena rubrik ini baru dibuka, sejak situs ini resmi diluncurkan 25 Maret 2023 kemarin. Halaman baru ini dibuka atas permintaan elemen pemerhati media di Maluku.
Toh, kita saat ini memasuki era digital. Semuanya serba digital, ya termasuk kebutuhan informasi. Karena digilitasi ini pula semua orang saat ini lebih suka menyimpan berkas dalam bentuk digital, ketimbang berkas fisik. Termasuk nominal apa yang Anda kejar setiap hari!… Money bin kepeng alias Uang…
Oiya, soal transaksi keuangan ini, para pemimpin dunia lewat KTT G20 di Bali pada Desember 2022 kemarin, sudah sepakat penggunaan jalur keuangan (finance track) lewat transaksi digital untuk semua negara anggota G20.
Kita sudah memasuki era modern, meninggalkan masa konvensional yang perlahan mulai menepi. Dan kita terus disibukan dengan kerja dan aktifitas kita, sambil memantau informasi.
Soal bisnis informasi ini, kita tentu terpaut pada sarana atau media yang tersedia. Mulai dari koran (majalah, beletin dll), radio, televisi sampai media siber yang saat ini terus menjamur.
Dan kehadiran Gadget, handphon atau gawai (peranti atau instrument yang memiliki tujuan dan fungsi praktis, secara spesifik dirancang lebih canggih dibanding teknologi yang lainnya), makin memudahkan kita dalam melakukan berbagai hal dalam komunikasi, termasuk berbisnis dan mengakses informasi.
NEWS
Kehadiran HP atau computer dengan piranti dan aplikasi-aplikasinya, makin membawa kita meninggalkan apa yang disebut konvensional tadi. Oiya, lalu mana yang dibilang konvensional, dan mana pula disebut modern?
Begini! Doeloe, orang mengakses informasi lewat, contoh saja radio. Sebuah radio bisa didengar seorang diri, sekeluarga atau orang sekampuang. Begitupun televisi. Bisa diakses oleh banyak orang. Toh, kalau belum cukup, bisa dibuat layar tancap!
Koran, bisa dibaca seorang diri dan berpindah ke tangan yang lain, sebelum dijadikan pembungkus kacang atau ikan asar.
Nah, kehadiran handphon makin memudahkan kita. Dengan, satu buah handphon kita bisa mengakses miliaran informasi dari jutaan website diseluruh dunia. Dari Utara (North) ke Timur (East), Barat (West) sampai ke Selatan (South).
Perhatikan! Searah putaran jarum jam, inisial mata angin kebetulan bisa disingkat: NEWS..! yang berarti BERITA.
Miliaran berita tadi bisa Anda pahami dengan syarat menguasai 7.151 bahasa yang masih hidup alias masih aktif ditutur dan ditulis…hmm
MENEPI
Karena kita sudah memasuki era digitalisasi, era canggih dan modern ini, kenapa hari ini koran perlahan mulai ditinggalkan. Terutama para kaum milenial. Begitupun televisi dan radio. Tapi baik koran, radio dan televisi tentu masih memiliki keunggulan tersendiri untuk bertahan.
Website juga terus meningkatkan performanya. Toh, situs-situs tertentu, bisa mengkonvergensikan semuanya (koran, tv dan radio) itu dalam satu genggaman!
Satu yang selama ini kelihatan tergerus oleh sebagian media siber yakni pandangan media yang biasa diistilahkan Tajuk, Tajuk Rencana dll istilah untuk koran, atau Ulasan Berita dll (tv dan radio) atau istilah semacam itu. Padahal Tajuk Rencana atau apa istilahnya, adalah roh dari sebuah situs ataupun media. Dengan itu pula, publik bisa tahu apa yang menjadi isu utama dan kekinian.
Lebih dari itu ‘tajuk rencana’ bisa menjadi kebijakan media dan ikut mendorong penentu sebuah kebijakan. Media atau wartawan berbicara disana. Nah, dalam ranah inilah, mengapa jusnalistik disebut sebagai satu dari empat pilar demokrasi (Eksekutif, Legislative, Yudikatif dan Jurnalistik).
SALURAN
Sudahlah, itu terori semata. Yang pasti publik menuntut sajian berita terbaik, terkini dan akurat. Bermanfaat serta bermartabat.
Dan supaya tetap eksis, SentralPolitik.com dengan tagline Santun-Berwawasan menghadirkan rubrik ini untuk menjawab itu. Ulasannya sepekan sekali atau setiap saat dalam pekan bergulir. Mumpung kita masih ‘seumur jagung’ untuk terus berbenah!
Kami juga tetap membuka saluran bagi Anda dalam bentuk komentar, kritik, ataupun opini. Gambar video atau suara. Karena lewat Nitizen dan Cityzen Journalism satu dari empat pilar demokrasi tadi bisa terwujud. Sekian, terima kasih…