AMBON, SentralPolitik.com _ Pemuda Katolik Komisariat Daerah (KOMDA) Maluku menggelar lomba penulisan opini bertemakan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Lomba dengan hadiah jutaan rupiah ini sebagai upaya memicu partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung dan mengawal kebijakan pemerintah.
Ketua Pemuda Katolik Komda Maluku, Dominicus Oratmangun melalui rilisnya menyebut kalau pemerintah telah menggulirkan berbagai program dan kebijakan strategis.
Makan Bergizi Gratis merupakan langkah nyata dalam membangun Indonesia yang lebih maju, adil dan sejahtera.
Program MBG katanya, merupakan inisiatif yang bertujuan memastikan anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Hanya saja tambah Skretaris PK, Dharma Angwarmase, keberhasilan mewujudkan Indonesia yang lebih baik, tidak hanya bergantung pada pemerintah semata.
‘’Nah, partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung dan mengawal kebijakan menjadi faktor penting dalam menciptakan perubahan yang positif,’’ ingatnya, Minggu (16/3/2025).
Karena itu, Pemuda Katolik menggagas Lomba Penulisan Opini sebagai salah satu sumbangsih pikiran terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
KETENTUAN LOMBA
Tema utama lomba yakni “Makan Bergizi Gratis” dengan sub tema Tema “Tantangan & Peluang Makan Bergizi Gratis Di Daerah Kepulauan”
Syarat & Ketentuan
- Kader Pemuda Katolik Komda Maluku
- Minimal 1500 Kata, Berisi Data & Opini dengan Font Times New Roman Ukuran 12 PT (Spasi 1,5)
- Dikirim ke Pengurus Pemuda Katolik-WA 082197712424/ 081291328346, Email : pemudakatolikkomdamaluku@gmail.com
- Opini Terbaik akan mendapat hadiah dari Pengurus Pemuda Katolik Komda Maluku
- Semua Opini akan dimuat di https://sentralpolitik.com dan Batas Pengiriman Opini, hari Senin 17 Maret 2025.
Baca Juga:
Bupati Aru Terpilih Bertemu Dubes Tiongkok, Jemput Kawasan Industri Perikanan; https://sentralpolitik.com/bupati-aru-terpilih-bertemu-dubes-tiongkok-jemput-kawasan-industri-perikanan/
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian,” kata Angwarmase mengutip Pramoedya Ananta Toer. (*)
