AMBON, SentralPolitik.com – Percakapan Pemilik Kapal Crocodile Dendy alias ‘Kapal Buaya’ dengan Nahkoda bocor di publik. Percakapan itu terjadi lewat chat aplikasi Whats App.
Dalam percakapan yang penuh kepanikan ini nama Kapolres Kabupaten Kepulauann Aru ikut disebut-sebut sebagai ‘pemilik’ minyak haram itu.
‘’Selamat malam ce, ini ada info dari bas Mansyur kalau ada angkatan laut yg (yang) datang. Katanya info minyak Kapolres. Tks ci,’’ demikian percakapan itu.
Media ini menerima screnshot cakap itu Sabtu (2/8/2025). Pemilik kapal itu diduga bernama Elizabet Siswanto dari perusahaan PT Buana Indoenergy Sejahtera.
Elizabet Siswanto adalah istri dari anak Labodo bernama Suwardy.
Sementara diduga Nahkoda Kapal sebagaimana dokumen syahbandar bersama Sofyan Kuera.
‘Kapal Buaya’ ini ternyata memiliki dua perusahaan yang menaunginya. PT Lancar Berkat Samudera, sebagai agen yang mengurusi ijin di Syahbandar.
Perusahaan ini berkedudukan di Jalan Kejaksaan, Dobo, ibukota Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Serta perusahaan kedua sebagai pemilik kapal yakni PT Buana Indoenergy Sejahtera. Perusahaan ini berkantor di Jalan da Silva nomor 36, Kota Ambon.
PERCAKAPAN

‘’Selamat malam ce, ini ada info dari bas Mansyur kalau ada angkatan laut yg (yang) datang. Katanya info minyak kapolres. Tks ci,’’ kata Sofyan Kuera.
Chat nahkoda ini buru-buru mendapat pertanyaan balik dari Elizabet. ‘’Capt kemarin berapa muatannya?” tanya Elizabet.
‘’Muatan total 97 ton,’’ jawab Nahkoda.
Sekedar tau, jawaban nahkoda dalam percakapan ini sesuai dengan pengakuan Nahkoda kepada wartawan media ini dan aparat TNI yang turun ke kapal pada Sabtu (26/7/2025).
Pada saat itu masih di atas kapal setelah memperlihatkan minyak dalam tanki, Nahkoda mengaku muatan 97 ton. Sedangkan 5 ton sudah dijual.
Media ini juga mengantongi rekaman vidio pada hasil investigasi wartawan di lapangan.
ISI MUATAN
Sementara ini, dokumentasi isi muatan kapal saat media ini turun ke TKP terpaksa media ini lansir.
Ada perbandingan mencolok dengan foto saat Kasat Reskrim Polres Aru dan Anggota Lanal Aru. Kunjungan kedua memperlihatkan tanki yang kosong.
Terlihat jelas perbedaan dokumentasi pada Sabtu (26/7/2025) dan tiga hari setelah kejadian yakni pada Selasa (29/7/2025) saat Kasat memboyong 9 wartawan ke TKP.
DUGAAN KETERLIBATAN POLRES

Sementara itu, sejak awal sesuai laporan warga, dugaan keterlibatan oknum-oknum Polres Kepulauan Aru sudah terendus.
Pimred SentralPolitik.com, Denis Oratmangun langsung terjun ke Dobo. Bergabung dengan OPK Pemuda Katolik dan PMKRI yang sedari awal mengawal kasus ini.
Selain mengawasi adanya laporan dugaan intimidasi dari oknum-oknum tertentu, Oratmangun sekaligus melakukan konfirmasi dengan PT Pertamina Depot Aru dan Syahbandar Aru.
Sayangnya, Kapolres Kepulauan Aru AKBP Albert Perwira Sihite enggan menerima kunjungan Tim SentralPolitik dan OKP Kepemudaan untuk mengkonfirmasi dugaan keterlibatan oknum anggota Polres.
Sihite lebih memilih mendelegasilkan ke Kasat Reskrim, Iptu Angelico Timotius Sulu.
Timotius Sulu sendiri mengaku setelah mendatangi kapal, ternyata tidak menemukan adanya muatan. Tanki sudah kosong.
Sesuai pengakuan Nahkoda tidak pernah melakukan penjualan di laut. Meski begitu pihaknya tetap mengambil langkah hukum.
Baca Juga:
Muatan BBM KM Crocodile Tiba-tiba Menghilang, Ada Temuan Polres Janji Proses Lanjut: https://sentralpolitik.com/muatan-bbm-km-corcodile-tiba-tiba-menghilang-ada-temuan-polres-janji-proses-lanjut/
”Kita tidak berhenti sampai di sini dan akan melakukan penyelidikan lanjut,” katanya. (*)