PIRU, SentralPolitik.com _ Proyek Pengendalian Banjir yang Tengah di kerjakan di Dusun La Ala Desa Loki Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dilaporkan amburadul.
—
Warga melaporkan proyek milik Balai Wilayah Sungai Maluku ini sedang dikerjakan, namun tidak sesuai bestek yang ada. Karena itu, warga meminta apparat penegak hukum baik kepolisian dan kejaksaan segera menindaklanjuti masalah ini di lapangan.
Informasi media ini, proyek ini adalah Paket Pengendalian Banjir di Kabupaten SBB (Lanjutan) sepanjang 1,4 kilometer. Sumber dana berasal dari SBSN dengan nilai kontrak sebesar Rp. 24,057 miliar.
Kontraktor pelaksana adalah PT Bangun Konstruksi Jaya, sementara Konsultan pengawas dari PT Oseano Adhiyaprasarana dengan tahun anggaran 2023.
‘’Kami nilai pekerjaan ini yidak sesuai bestek atau gambar konstruksi,’’ tandas Masyarakat Dusun La Ala, beberapa waktu lalu.
SESUAI BESTEK
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Andy didampingi Manager Proyek PT Bangun Kontruksi Jaya, Ramadaud saat di temui Wartawan Selasa (8/11) di Kamp Perusahaan di Desa La Ala membantahnya.
Dia menjelaskan, pekerjaan sudah sesuai dengan perencanaan. ‘’Tudingan warga itu tidak benar bahwa pembuatan talut asal-asalan. Tidak benar itu, karena masyarakat tidak tau kontruksi pembuatan talut seperti apa,’’ kata dia.
Meski begitu dia berterima kasih kepada warga yang sudah memberikan masukan lewat media. Sebab warga dan wartawan juga berhak melakukan fungsi kontrol.
‘’Kontrol itu perlu, kalau pekerjaan talut tidak sesuai bestek, kami akan membenahi sesuai bestek yang ada,’’ tambahnya.
ATAS USULAN WARGA
Meski begitu, dia mengaku talut sepanjang 1.600 meter ini semuanya sesuai bestek atau gambar yang sudah di tetapkan oleh Balai Sungai PUPR.
‘’Kami akan berbuat yang terbaik untuk masyarakat yang ada di Dusun La Ala ini. Itu artinya, pembangunan Talut ini bukan asal asalan. Apalagi pekerjaan ini atas perintah Wakil Mentri PUPR,’’ ingat dia.
Pada sisi lain, Andy mengingatkan kalau pekerjaan ini atas usulan dari masyarakat sehingga pihaknya tetap memberikan yang terbaik bagi Masyarakat.
Dia mencontohkan, matrial pasir berasal dari Desa Kawa, sedangkan untuk batu pecah dari Dusun La Ala, Ariate dan Dusun Tanah Goyang. Campuran Batu beton 60 persen dan 40 persen batu mangga pecah untuk pengecoran talut.
Baca Juga:
Pengoperasian PT SIM Pisang Abaka Akhirnya Dihentikan : https://sentralpolitik.com/pengoperasian-pt-sim-pisang-abaka-akhirnya-dihentikan/
Maka dari itu, lanjut Andy, Talut penahan air sepanjangnya 1.600 meter ini segera rampung pada akhir November 2023. ‘’Kami sudah bekerja selama 5 bulan sejak bulan Juli dan segera rampung,’’ tuntasnya. (*)
Ikuti berita sentralpolitik.com di Google News