Uncategorized

Saksi Sejarah Kedatangan Presiden Soekarno di Morotai Itu, Telah Berpulang

×

Saksi Sejarah Kedatangan Presiden Soekarno di Morotai Itu, Telah Berpulang

Sebarkan artikel ini

IN MEMORIAM

Oma Rosalaina Sasue (83 tahun)
Oma Rosalina Sasue (83 tahun) berjalat bangan dengan cucu Soekarno Puan Maharani di Morotai. Puan berkunjung kesana untuk meresmikan Patung Soekarno, belum lama inii. -f/ist-
MOROTAI (SentralPolitik) – PRESIDEN Pertama RI sekaligus Bapak Proklamator, Ir Soekarno pertama kali menginjakkan kakinya di Pulau Morotai pada tahun 1957.

Saat itu, Soekarno dan rombongan tiba pulau yang berada di bibir Pasifik itu sekaligus menegaskan kalau Morotai sebagai bagian dari teritori negara. Ribuan warga Morotai tumpah ruah di Daruba menyambut kehadiran Soekarno disana.

Salah satu saksi ‘terakhir’ kehadiran Soekarno di Morotai yaitu Rosalina Sasue. Dan Jumat  (15/4) kemarin, oma Rosalina Sasue menghembuskan napas terakhirnya di Daruba, ibu kota Kabupaten Pulau Morotai, Propinsi Maluku Utara dalam usia  83 tahun.

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

Oma Sasue Lahir 06 April 1940. Dia merupakan sosok wanita berparas cantik dan berprestasi semasa di bangku SMP Negeri 1 Pulau Morotai. Karena itu, saat Ir Soekarno meresmikan SMP Morotai, Rosalina remaja didaulat membawa baki berisi gunting dan diserahi kepada Soekarno.

‘’Ibu kami yang membawa baki dan diserahkan kepada Bapak Presiden Soekarno,’’ terang anak pertama Oma Sasue, Mateus Tabolong melanjutkan kenangan ibunya kepada Hendrik Weridity, kontributor SentralPolitik.com di Morotai, yang bertandang ke rumah duka.

Oma Sasue menghembuskan napas terakhirnya, dipanggil Sang Khalik tepat pukul 06.40 WIT di Desa Tiley, Morotai. Mendiang Rosalina meninggalkan 10 orang anak, 32 orang cucu dan 19 cece.

Ritual Pemakaman dipimpin Pdt Y. Gumuru,SS.Teol. PendetaTeol dalam renungan mengatakan bahwa mendiang Ibu Rosalina Sasue adalah sosok yang setia dalam pelayanan selama menjadi majelis 8 periode.

‘’Almarhumah juga sebagai sosok yang perlu diteladani karena keramahan, suka berbagi serta suka bertegur sapa dengan semua orang,’’ terangnya.

Turut hadir dalam ibadah pemakaman Dedominasi Gereja di Desa Tiley Pantai, Jemaat GMIH, Katolik, GBT dan Pantekosta, serta Jemaat dari desa tetangga. Acara ibadah pemakaman berjalan dengan lancar. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *