Simbiosis Mutualisme Yang Terbangun Antara SKK Migas, Jurnalis, dan Masyarakat Luas

Sebanyak 32 orang Jurnalis yang bertugas di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Provinsi Maluku, turut ambil bagian mengikuti Pelatihan Jurnalistik Hulu Minyak dan Gas (Migas) yang digelar Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas wilayah Papua Maluku (Pamalu) bekerjasama dengan Lembaga Pers Dr. Sutomo (LPDS) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Kegiatan tersebut berlangsung secara virtual selama 3 hari, mulai dari 6 November hingga puncaknya pada Rabu (08/11) lalu.

— Kristianto Samangun, Saumlaki —

Kegiatan Pelatihan Jurnalistik menyangkut kegiatan Hulu Migas tersebut tak hanya diikuti para Jurnalis asal Tanimbar yang membahas panjang kali lebar tentang Proyek-Proyek Minyak Bumi seperti yang ada di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) maupun Kilang Gas Alam Cair (LNG) Lapangan Abadi Blok Masela di wilayah Tanimbar yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dikelola SKK Migas Pamalu besama Inpex.

Namun pelatihan itu turut pula diikuti para Jurnalis lainnya yang berasal dari Provinsi Papua, yakni Kota Sorong, Manokwari, Bintuni, dan Fakfak, serta Jurnalis asal Provinsi Maluku yakni, Kota Ambon, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), dan Kabupaten SBT, dan juga terdapat para ASN dari Dinas Kominfo maupun mahasiswa dan mahasiswi dari masing-masing daerah yang berpartisipasi mendengarkan dan memiliki ketertarikan di bidang Jurnalistik dan Migas.

Melalui program pelatihan ini bisa dikatakan membawa manfaat yang besar, yakni adanya sebuah Simbiosis Mutualisme (saling menguntungkan satu dengan lainnya) yang terbangun antara SKK Migas Pamalu dan Inpex Corporation sebagai Perusahan Operator bersama para Jurnalis sebagai pengedukasi masyarakat melalui pemberitaan pada Media Cetak, Media Elektronik, maupun Media Mainstream yang ada, serta yang berefek langsung kapada masyarakat itu sendiri.

Seperti yang diketahui, istilah Simbiosis sendiri terdapat 3 jenis, yakni yang pertama adalah Simbiosis Mutualisme yang berarti hubungan saling menguntungkan satu dengan lainnya; kedua, Simbiosis Parasitisme yang berarti hubungan hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya; ketiga, Simbiosis Komensalisme yang berarti hanya satu pihak yang diuntungkan dan satunya lagi tidak diuntungkan atau dirugikan.

Ya, bisa dikatakan bahwa kehadiran Investor melalui SKK Migas maupun Inpex Corp. di Tanimbar ataupun kehadiran Perusahan Minyak berupa Citic Seram Energy Limited dan Kalrez Petroleum di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), membawa dampak besar bagi daerah tempat beroperasinya, bahkan berdampak menguntungkan bagi Bangsa dan Negara Indonesia secara umumnya, namun sekali lagi, keuntungan yang sama turut pula dirasakan pihak perusahan yang mengelola hasil bumi dimaksud.

Seperti halnya penemuan Lapangan Abadi Blok Masela dan kemudian ditetapkan sebagai proyek yang dilakukan dengan sistem kombinasi darat (onshore) dan laut (offshore) melalui pengeboran dasar laut dengan kedalaman kurang lebuh 600 meter serta kedalaman sumur 4.000 meter sehingga gas yang diperoleh nantinya akan diolah dalam bangunan apung bernama Floating Production, Storage and Offloading (FPSO) untuk kemudian dimurnikan dari kandungan zat lainnya dan dapat selanjutnya disalurkan menuju Kilang Gas Alam Cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) yang ada di daratan melalui pipa Gass Export Pipeline (GEP) yang berjarak 175 kilometer melalui palung-palung laut.

Dari proses dan mekanisme yang disebutkan ini, tak dipungkiri bahwa peran serta dan kerjasama yang baik antara pihak perusahan itu sendiri bersama Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, hingga Pemerintah Pusat, maupun dukungan segenap warga masyarakat secara gotong-royong sehingga dapat membawa dampak menguntungkan yang dirasakan semua pihak. Apalagi, proyek tersebut telah ditargetkan oleh SKK Migas untuk dapat dieksplorasi dalam waktu yang sangat panjang, yakni hingga tahun 2055 mendatang.

Peserta Pelatihan dan Efek Perang Membawa Inflasi

Untuk diketahui, seluruh peserta pelatihan yang berasal dari 7 kota pada wilayah Pamalu ini, sesuai target pihak SKK Migas Pamalu serta LPDS, sebanyak 220 peserta dari lingkaran Jurnalistik yang diikutkan, namun terupdate hanya sebanyak 206 orang Jurnalis yang mengikuti kegiatan dimaksud.

Penulis pribadi, bahkan merasa sangat beruntung dapat turut serta diakomodir oleh pihak SKK Migas, LPDS, dan PWI Maluku untuk mengikuti kegiatan bermanfaat ini.

Dapat dirincikan, untuk pelatihan hari pertama, diikuti peserta pelatihan asal Papua Barat Daya (Kota Sorong), untuk hari kedua diikuti peserta pelatihan asal Papua Barat yang terdiri dari Manokwari, Bintuni, dan Fakfak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *