NAMLEA (SentralPolitik)_ Oknum wartawan di Namlea, ibu kota Kabupaten Pulau Buru juga dilaporkan ikut keciprat dana dugaan pemerasan nelayan oleh oknum anggota Polairud Polda Maluku.
—
Meski awalnya hendak ditutupi, aksi dugaan pemalakan tiga oknum anggota Polairud Polda Maluku di Desa Lamahang, Kecamatan Waplau, Kabupaten Buru tercium juga oleh publik.
Salah satu pekerja media kemudian melakukan investigasi dan menemui sejumlah pihak. Dia lalu melansirnya pada media lokal setempat.
Karena diberitakan, para oknum pelaku dari institusi Polairud itu kemudian meminta bantuan wartawan lainnya (berinisial AP), untuk melakukan pendekatan dengan wartawan yang memuat berita itu. Harapannya, praktek kotor mereka itu tidak lagi diberitakan.
WARTAWAN KECIPRAT
Sumber-sumber media ini menyebutkan kalau, pertemuan ‘deal or no deal’ antara wartawan itu berlangsung empat mata. Antara AP dan NR. ‘Rapat tertutup’ ini dipusatkan di salah satu bilik rumah makan Ikan Bakar Terapung, masih di bilangan Kota Namlea.
Diberitakan sebelumnya, tiga oknum anggota BKO Polairud Polda Maluku dilaporkan melakukan pemalakan terhadap bos kapal nelayan asal Bitung, Propinsi Sulawesi Utara yang hendak merapat membeli ikan dari tangan nelayan di Desa Lamahang, Pulau Buru, Propinsi Maluku.
‘Deal’-nya, menyuap pekerja media di Namlea agar masalah dugaan pemerasan terhadap kapal nelayan Sinar Bitung, tidak lagi muncul di publik.
Sumber menambahkan kalau oknum anggota Polairud juga meminta wartawan AP memberikan sejumlah uang kepada NR, dengan tujuan sebagai uang ‘tutup mulut.’
Namun niat tersebut tidak berjalan sesuai harapan BP. ‘’No deal-nya itu tadi. Tidak sesuai harapan,’’ kata sumber media ini.
Kesepakatan awal ternyata sirna. Belakangan diketahui kalau uang dari tangan oknum BP kepada AP untuk dilanjutkan kepada wartawan lain, sudah disunat oleh AP.
‘’Dari total Rp.2,5 juta untuk diserahkan ke NR, ternyata hanya tersisa Rp.300 ribu yang disetor,’’ katanya.
NR kemudian instens memberitakan dugaan pemalakan tadi. Hal ini membuat oknum-oknum Polairud kaget dan terharu. Berbagai upaya pendekatan agar kasusnya tidak lagi muncul di media, ternyata tidak berhasil.
Beberapa kali oknum BP berusaha menghubungi NR untuk tidak lagi memuat berita pemerasan itu. “Beta mohon kakak (NR), bisa bantu beta. Beta harap kakak bisa tolong beta jua,” ujar NR menirukan ucapan BP di telepon selulernya.
Baca juga:
https://sentralpolitik.com/tiga-oknum-anggota-polairud-polda-maluku-ini-dilaporkan-palak-nelayan/
Sementara itu, terkait dugaan pemalakan oleh oknum Polairud Polda Maluku, Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol. M Roem Ohoirat yang dihubungi mengaku akan mengecek informasi tersebut.
Pihaknya akan menindaklanjuti setiap informasi yang menyangkut kinerja aparat dilapangan, apalagi sampai meresahkan masyarakat. Hanya saja dia ingatkan harus disertai bukti-bukti yang cukup. ‘’Nelayannya siapa, kapan dan dimana itu terjadi, biar kami cek,’’ singkatnya. (ARA)