Pemerintahan

Era Lewerissa-Vanath Hari Pattimura Berlangsung di Saparua

×

Era Lewerissa-Vanath Hari Pattimura Berlangsung di Saparua

Sebarkan artikel ini
Hari Pattimura
Upulatu Maluku yang juga Gubernur Maluku menyalahan Obor Pattimura pada Peringatan Hari Pattimura ke-208 di Pulau Saparua, Kamis (15/5/2025). F:MP-

AMBON, SentralPolitik.com _ Era pemerintahan Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku untuk pertama kalinya Peringatan Hari Pattimura berlangsung di Pulau Saparua.

Di Saparua, Thomas Mattulessy alias Kapitan Pattimura memimpin perlawanan terhadap kolonial di tahun 1817.

Peringatan 208 Tahun Perjuangan Pattimura dengan Upacara, Kamis (15/5/2025) dengan tema; “Lanjutkan Perjuangan Pattimura, Par Maluku Pung Bae”.

Acara berpusat di Lapangan Pattimura, Saparua, Kabupaten Maluku Tengah dengan Upulatu Upacara yakni Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa.

Perwira Upacara Kompol Janni Parinussa, dan Kapitan Upacara AKBP Yani Reawaruw.

Peringatan Hari Pattimura
Peringatan Hari Pattimura di Saparua.

 

Lewerissa mengaku merasakan Aura Kepahlawanan saat menginjakan kaki di tanah Saparua dalam getaran semangat Lawamena Haulala.

“Api perjuangan dari Gunung Saniri, menjadi lambang membaranya semangat perjuangan untuk menyatukan rakyat Maluku, khususnya yang ada di kepulauan Lease,’’ sebutnya.

‘’Kapitan Pattimura adalah lambang dari keberanian, pengorbanan dan cinta tanah air. Beliau memimpin perlawanan 18 Mei 1817.”

”Bukan karena ingin dikenang tapi karena tidak rela melihat rakyat ditindas dan tanah ini diinjak-injak penjajah,” ujarnya.

Kata Lewerissa semangat itulah yang menginspirasi tema peringatan Hari Pattimura Tahun 2025.

‘’Tema ini bukan sekedar rangkaian kata-kata, tapi panggilan anak negeri untuk mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan Pattimura dalam konteks Maluku kekinian,’’ katanya.

Perjuangan hari ini adalah bagaimana mentransformasikan Maluku, menuju Maluku yang maju, adil dan sejahtera menuju Indonesia Emas 2045.

Semangat Lawamena Haulala mengajarkan bahwa untuk mencapai Maluku pung bae, kita harus bekerja bersama, bahu membahu tanpa melihat perbedaan.

Pemerintah, katanya tidak bisa bekerja sendiri, butuh masyarakat, tokoh adat, agama, kaum muda, dunia usaha. Semuanya memiliki peran yang sama penting untuk membangun Maluku.

KECERDASAN

Selanjutnya, kata dia, Pattimura saat ini tidak mengangkat parang dan salawaku, tapi kecerdasan, inovasi, kebijakan teknologi, kerja keras, loyalitas dan solidaritas.

Hal ini untuk melawan kemiskinan, ketimpangan pembangunan, keterbelakangan pendidikan, kerapuhan nilai sosial dan budaya, serta ancaman terhadap toleransi dan persaudaraan.

Pada upacara berlangsung prosesi, peletakan bunga oleh Upulatu Maluku, Bupati Maluku Tengah, dan Ahli Waris, serta penyulutan Obor Pattimura.

Hadir Wagub, Forkopimda, Anggota DPRD Maluku, Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tengah dan jajaran Forkopimda Malteng.

Baca Juga:

Jelang Hari Pattimura Gubernur Himbau Warga Jangan Mau diadu domba; https://sentralpolitik.com/jelang-hari-pattimura-gubernur-himbau-warga-jangan-mau-diadu-domba/

Ribuan orang yang berkumpul sepanjang lapangan untuk menyaksikan upacara yang terbuka umum. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di Channel Telegram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *