AMBON, SentralPolitik.com _ Menjelang perayaan Hari Pattimura ke-208 pada 15 Mei 2025 mendatang, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menghimbau agar warga Maluku jangan mau diadu-domba.
‘’Saya menghimbau menjelang Hari Pattimura ke-208 jangan mau kita di adu domba,” tegas Lewerissa, Rabu (7/5/2025).
Ia menegaskan itu saat tampil pada acara Talkshow di Stasion TVRI Ambon. Selain Lewerissa pembicara pada acara ini Kapolda Maluku Irjen. Pol. Eddy Tambunan dan Kapoksahli Kodam XV Pattimura Brigjen TNI Julius Suawa.
Lewerissa menyebut beberapa bulan terakhir terjadi konflik sosial pada beberapa daerah. Meski ada konflik, namun ia menegaskan secara umum kondisi di Maluku aman, stabil dan kondusif.
Pada daerah yang terjadi konflik ini, ia mengatakan bahwa warga membutuhkan kehadiran negara.
Menyadari realitas itu, ia mengajak Kapolda, Pangdam, Kabinda, bersama turun ke lapangan, dan menunjukkan bahwa negara hadir dan pemerintah juga tanggap.
“Kehadiran kami bukan simbolik, namun kami juga menyampaikan hal-hal yang menurut kami penting untuk dibicarakan dengan tokoh adat, agama, pemuda, tokoh perempuan. Agar berdialog untuk menyelesaikan konflik dengan cara damai,” jelas Gubernur.
ERA DIGITAL
Ketua DPD Gerindra Maluku ini menyadari era digitalisasi saat ini, di mana medsos begitu masif dan masyarakat memperoleh informasi dengan tidak terbendung.
“Sayangnya informasi itu tidak semua tervalidasi, informasi yang belum akurat dan valid, tapi terlanjur dikonsumsi publik,’’ katanya.
Tugas pemerintah lewat OPD terkait yakni Diskominfo dan instrumen Tim Siber melakukan penyaringan informasi semaksimal mungkin pada berita yang kontennya provokatif, dan tidak harus tersaji di publik.
‘’Ini butuh edukasi bagi masyarakat agar tidak terlalu mempercayai informasi yang tersebar di publik,’’ tegasnya.
Edukasi ini harus disosialisasikan sejak usia dini, sehingga masyarakat memiliki kesadaran dalam mengkonsumsi berita secara lebih cerdas dan beradab.
POTENSI
Sebagai orang Maluku ia mengaku bangga, karena punya potensi yang luar biasa. Namun ia ingatkan wisatawan tidak akan datang jika masyarakat tidak sadar wisata, tidak aman situasinya, dan gangguan ketertiban sipil terus terjadi.
Arti, kita tidak bisa mengelola secara bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah, jika kondisi stabilitas keamanan kondusif.
‘’Kita berharap agar investasi masuk, agar lapangan kerja tersedia, menurunkan angka pengangguran, mengentaskan angka kemiskinan, namun investasi mana yang mau masuk kalau daerah bergejolak,” ungkapnya.
Jadi jika mau agar pemerintah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membangun daerah ini, memastikan pertumbuhan ekonomi itu berjalan, mengelola Sumber Daya Alam dengan bertanggung jawab dan berkelanjutan, maka masyarakat juga harus memberi kontribusi.
‘’Mari kita jaga keamanan, pastikan kondisi stabil dan kondusif. Semua pemimpin bisa mengimplementasikan program kalau kondisi daerahnya stabil,’’ tunjuk dia.
TRILOGI PEMBANGUNAN
Lewerissa juga menunjuk Trilogi Pembangunan di zaman orde baru yakni stabilitas keamanan, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
Tidak memiliki stabilitas keamanan maka sulit mendapatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
‘’Jadi saya menghimbau jangan mau kita di adu domba,” tegas Lewerissa.
Tidak ada manfaat apa-apa dari konflik yang terjadi, hanya ada derita dan kesengsaraan. Karena itu ia mengajak agar menata masa depan Maluku.
‘’Mari kita hidup sebagai orang basudara, jaga perdamaian, selesaikan perselisihan, konflik dan masalah hukum secara beradab.’’
Baca Juga:
HUT Pattimura dan Uang Pattimura; https://sentralpolitik.com/hut-pattimura-dan-uang-pattimura/
‘’Mari bergerak bersama-sama menyongsong masa depan Maluku yang lebih baik Par Maluku Pung Bae,” harapnya. (*)
