MASOHI, SentralPolitik.com _ Penjabat Bupati Maluku Tengah, Rakib Sahubawa didampingi pimpinan OPD menyambangi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
—
Kepala Biro Perencanaan KKP, Andi Artha Donny Oktapura menerima kehadiran Bupati dan rombongan.
Oktapura sekaligus mengusulkan program dan kegiatan untuk kemajuan perikanan dan kelautan di Maluku Tengah.
Ka Biro ini mengaku senang dengan kunjungan tersebut dan serius mendorong Pemkab Malteng dalam pengusulan program tahun 2024 sesuai RPJMD.
Apalagi Kabupaten Maluku Tengah siap bersinergi dengan Kementrian KKP.
EKONOMI BIRU
Sinergi program itu guna mendukung kebijakan Ekonomi Biru. ‘’Tiga pilar Ekonomi Biru mencakup ekologi, ekonomi dan sosial,’’ katanya.
Dia menjelaskan, tiga pilar dengan lima implementasi kebijakan yakni penangkapan ikan terukur berbasis kuota, perluasan wilayah konservasi laut, pengembangan budi daya laut, pesisir, dan tawar.
Selanjutnya pengelolaan sampah laut, dan pengelolaan berkelanjutan pesisir serta pulau kecil.
“Tiga distribusi kuota penangkapan yaitu 35 persen untuk nelayan melalui koperasi, 64,90 persen untuk industri, dan 0,10% persen untuk hobi, ” jelasnya.
Sementara perluasan wilayah konservasi laut seluas 30 persen pada zona Penangkapan Ikan Terukur (PIT). Dimana Indonesia terbagi menjadi enam zona.
“Targetnya populasi ikan akan meningkat di setiap zona PIT, ” katanya.
Berikutnya, KKP juga memiliki program “Bulan Cinta Laut’ yaitu, selama sebulan nelayan tidak mengambil ikan tetapi mengumpul sampah. “Mengurangi sampah di laut 70 persen pada 2030,” beber dia.
Terkait ruang laut dan pulau kecil, KKP kata Oktapura memiliki kebijakan pengelolaan aktif pulau kecil berkelanjutan.
Program ini meliputi penerapan rencana tata ruang laut, mitigasi, pemanfaatan ruang laut untuk menjaga pesisir dan pulau kecil, agar tidak rusak akibat aktivitas ekonomi.
DUKUNG KEBIJAKAN
Penjabat Bupati Rakib Sahubawa mamaparkan sejumlah program dalam mendukung kebijakan ekonomi biru.
Ia katakan, Maluku Tengah merupakan daerah perikanan terbesar di Provinsi Maluku.
Oleh karena itu dia memaparkan topik tentang kebutuhan cold stroge dan pelabuhan ikan wilayah Telutih, transportasi pengangkut ikan.
Selanjutnya pelabuhan perikanan di Seram Utara, akses jalan, gugus pulau kecil yang belum terakses.
“Dukungan nelayan perikanan di Saparua, Saparua Timur, Pulau Haruku, Nusalaut, Ina poros maritim dunia, luasan kawasan konservasi, dan wilayah resort, ” paparnya.
Baca Juga:
Berusia 66 Tahun, Ini 21 Desa Tertinggal di Maluku Tengah : https://sentralpolitik.com/berusia-66-tahun-ini-21-desa-tertinggal-di-maluku-tengah/
Terhadap dorongan pertumbuhan ekonomi lanjutnya meliputi kampung nelayan maju, hilirisasi, pembangunan selter rumah nelayan. (*)
Ikuti berita sentralpolitik.com di Google News
