AMBON (SentralPolitik) – Kabupaten Maluku Tengah segera memasuki usia 66, sejak batu pertama diletakkan Presiden Soekarno pada 3 November 1957 di Kota Masohi, ibu kota kabupaten itu.
Kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di Maluku ini ternyata masih menyisahkan penduduk miskin dan Desa Tertinggal. Padahal, banyak politisi yang bertebaran dari sana, baik di level nasional maupun Propinsi Maluku.
Jumlah pemilih pun terbesar dari bumi Pamahamanusa ini yakni sebanyak 314.934 orang (DPS) diatas Kota Ambon yang hanya 251.205.
Jangan heran bila saat ini 3 orang yang bercokol di Jakarta sebagai anggota DPR RI asal Maluku, 3 orang diantaranya berasal dari Malteng masing-masing Hendrik Lewerissa, Abdullah Tuasikal dan Saadiah Uluputty. Sisa suara pada Pemilu lalu diraih Mercy Barends.
Begitupun anggota DPD RI. Masing-masing Ana Latuconsina, Novita Anakotta, Mirati Dewaningsih juga dari kabupaten dengan luas daratan terluas di Maluku itu. Anggota DPD RI keempat yakni Nono Sampono. Gubernur pun berasal dari kabupaten dengan julukan Pamahanunusa ini itu.
IDM MALUKU TENGAH
Kabupaten yang lahir di jaman Orde Lama ini memiliki 186 negeri yang tersebar di 17 kecamatan. Sampai tahun 2022, Malteng baru mencapai status Berkembang dengan nilai IDM 0,6841.
Sebanyak 5 adalah Negeri Mandiri, 64 Negeri Maju, 96 Negeri Berkembang, dan masih memiliki 21 Negeri Tertinggal. Malteng berada di ranking 232 Nasional dan ranking 5 Provinsi Maluku di bawah Kabupateb SBB, Tanimbar, Tual, dan Ambon.
DESA TERTINGGAL
Tahun 2021, Malteng memiliki 25 Negeri Tertinggal dan 4 Negeri Sangat Tertinggal. Terjadi perubahan status 4 Negeri Sangat Tertinggal ke status Tertinggal, yaitu; Negeri Kanikeh, Hatuolo, Elemata, dan Negeri Maraina. Keempat negeri ini berada di Kecamatan Seram Utara.
Berikut Desa-desa tertinggal di Maluku Tengah, dikelompokkan per Desa, Kecamatan dan nilai Indek Desa Membangun (IDM):
- PILIANA (Tehoru) – 0,5984
- SAHULAUW (Teluk Elpaputih) – 0,5965
- LEAWAY (Seram Utara Timur Kobi) – 0,5933
- NUWELETETU (Amahai) – 0,5859
- LOPING MULYO (Seram Utara Timur Seti) – 0,5846
- TIHUANA (Seram Utara Timur Seti) – 0,5843
- WAIMUSI (Seram Utara Timur Kobi) – 0,5773
- NAMTO (SERAM UTARA TIMUR SETI) – 0,5603
- WAY ASIH (Seram Utara Timur Kobi) – 0,5594
- ULAHAHAN (Telutih) – 0,5538
- AKETERNATE (Seram Utara Timur Seti) – 0,553
- WAIMUSAL (Seram Utara Timur Seti) – 0,5456
- MANUSELA (Seram Utara ) – 0,5449
- TANAH MERAH (Seram Utara Timur Seti) – 0,5405
- KALOA (Seram Utara) – 0,531
- ELEMATA (Seram Utara) – 0,5189
- KARIU (Pulau Haruku) – 0,5183
- MARAINA (Seram Utara) – 0,5165
- HATUOLO (Seram Utara) – 0,5113
- KANIKEH (Seram Utara) – 0,509
- KABAUHARI (Seram Utara Timur Kobi) – 0,4965
Dari data diatas terlihat jelas kalau desa-desa di Seram Bagian Utara yang masuk teritori Maluku Tengah masih tertinggal, dan satu desa di Pulau Haruku yakni Desa Kariu.
Hingga tahun 2022 kemarin, empat Negeri Tertinggal disana telah naik status menjadi Desa Berkembang. Ke-4 desa itu masing-masng Negeri Oma (Kecamatan Pulau Haruku), Negeri Maneo Rendah (Seram Utara Timur Kobi), Negeri Laha Kaba (Kecamatan Telutih), dan Negeri Waitila (Seram Utara Timur Seti).
Karena perubahan status ini, maka Malteng di tahun 2022 tidak lagi memiliki Negeri yang berstatus Sangat Tertinggal dan masih mengantongi 21 Negeri Tertinggal.
Baca juga:
https://fordata.id/article_read/desa-anda-masuk-kategori-apa-ini-indikator-penentu1681738911
Saat ini sementara dilakukan pemutahiran data IDM 2023 untuk seluruh desa di Indonesia. Semoga Maluku tidak berada pada Status Tertinggal dan Sangat Tertinggal. Salam..! (*)
Respon (2)