MASOHI, SentralPolitik.com _ Warga Negeri Waraka, Kecamatan Teluk Elpaputih, Kabupaten Maluku Tengah merayakan Hari Ulang Tahun ke-210.
—
Peringatan HUT setiap tanggal 25 Januari ini berlangsung di Baileo Paiseni Yamalatu. Penjabat Bupati Rakib Sahubawa, pimpinan OPD, Raja Rischard YB Lailossa, tokoh adat dan masyarakat ikut dalam ritual itu.
Raja Waraka, Rischard Lailossa mengaku merawat perbedaan bukan hal yang mudah. Namun, selama ini persaudaraan terjalin baik.
“Saya imbau agar jaga kebersamaan, persaudaraan dan negeri ini, ” imbaunya. Ia pun menegaskan warganya senantiasa menjaga stabilitas keamanan menjelang Pemilu 2024.
ROLE MODEL
Penjabat Bupati Rakib Sahubawa mengatakan keragaman di negeri Waraka menjadi role model bagi negeri-negeri di Maluku Tengah.
Ia mengku pola kepemimpinan pemerintah negeri, kesadaran masyarakat mampu merajut perbedaan menjadi satu entitas kekuatan.
“Sungguh luar biasa, masyarakat hetrogen namun harmonis, ” aku Sahubawa. Keragaman dan keberagamaan ini sebutnya merupakan teladan membangun Maluku Tengah.
Penyerahan aneka makanan khas Maluku ke dalam Baileo menjadi pembuka prosesi adat pada perayaan HUT ini.
Warga tiga komunitas agama Protestan, Islam dan Katolik membawa aneka makanan. Mereka merupakan pendudukan negeri Waraka yang selama ini hidup berdampingan.
Wadah atau atiting berisi aneka makanan itu adalah simbol mengenang sejarah perjalanan negeri Waraka dari Nunusaku melewati sembilan persekutuan atau Yamanno.
Sedangkan fase kedatangan agama didahului oleh Kristen Protestan, Islam serta Katolik.
Baca Juga:
Tuanakotta Dilantik Jadi Raja Negeri Hulaliu, Ini 7 Negeri Gandong ;https://sentralpolitik.com/tuanakotta-dilantik-jadi-raja-negeri-halaliu-ini-7-negeri-gandong/
Keberasaan Islam di Waraka berasal dari Kambelu yang eksodus akibat perang Hongitochen di Huamual, Seram Barat. (*)