SAUMLAKI (SentralPolitik)_ Mengapa RSUD dr Magretti di Desa Bomaki Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) akirnya terbengkalai sampai saat ini, akhirnya mulai terjawab. Peresmian RS itu sengaja dilakukan mantan Bupati KKT Petrus Fatlolon di akhir-akhir masa jabatannya alias napas-nafas terakhir bung Pice memimpin daerah itu.
—
Data SentarlPolitik.com menyebutkan kalau RSUD dr P.P Magretti di Ukularan Desa Bomaki sekira dua kilometer dari Kota Saumlaki, dilakukan pada 12 Mei 2022. Rumah Sakit itu sengaja dipaksakan untuk diresmikan PF alias Bung Pice sebelum dia turun jabatan Bupati KKT pada 24 Mei 2022. Atau 12 hari sebelum dia meninggalkan Kantor Bupati KKT.
‘’Jadi peresmian RSUD di Ukularan itu sengaja diresmikan walaupun Kontraktor belum serahkan kunci dan terjadi ketidakberesan pada pengadaan alat-alat kesehatan. Jadi sengaja dipercepat sebelum dia turun jabatan. Istilahnya napas-napas terakhir,’’ tandas sumber media ini.
Sumber yang menyebut namanya tidak dipublikaskan ini menyebut kalau status RSUD itu sudah diketahui oleh KPK RI dan Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes akhirnya menerjunkan tim ke Kota Saumlaki untuk meninjau langsung bangunan dan alat-alat kesehatan yang diperuntukan disana.
‘’Kondisi RSU dr Margretti saat ini memang sudah sangat tidak layak. Tapi kita mau pindah ke bangunan yang baru juga tidak ada kepastian. Coba Anda (SentralPolitik) bisa lihat sendiri, RSUD di Ukularan tidak tak terawat, rumput sudah menutupi bangunan itu,’’ kata sumber dari Tenaga Kesehatan setempat.
KEDATANGAN TIM KEMENKES
Dilansir media ini sebelumnya, Kementrian Kesehatan akhirnya menerjunkan Tim-nya ke Saumlaki pada 26 Juni 2023 kemarin.
Kedatangan Tim ini hanya meninjau dan melakukan pengecekan pengadaan Alkes dan Bangunan RSUD. ‘’Mereka hanya datang untuk pengecekan, pendataan dan tidak menilai. Kalau menilai itu kewenangan lain,’’ kata dr Fulfully C H Nuniary selaku Direktur RSUD dr. Margretti Ukularan yang dihubungi SentralPolitik secara terpisah di ruang kerjanya, Jumat (7/7).
HANYA DOA
Soal keberadaan RSUD yang digunakan saat ini di Kota Saumlaki dr. Fulfully juga mengaku memang sudah tidak layak. ‘’Jujur, sudah sangat tidak layak. Tapi mau tidak mau harus digunakan untuk pelayanan kesehatan,’’ katanya seadanya.
Baca juga:
https://sentralpolitik.com/kemenkes-ri-tinjau-rsud-dr-magretty-kpk-sebut-tak-beres/
Menyangkut Gempa Bumi yang melanda Kepulauan Tanimbar beberapa waktu lalu, dokter Nuniary mengaku hanya bisa berdoa. ‘’Kami hanya bisa berdoa semoga bangunan tidak runtuh menimpa para pasien,’’ tandasnya. (*)