AMBON, SentralPolitik.com _ Agus Soumokil, Dosen PKN di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) diduga melecehkan mahasiswanya.
Agus yang mengajar materi Pancasila di kampus Universitas Pattimura ini, justu melakukan pelecehan saat sebagian umat Muslim tengah melaksanakan puasa Ramdhan.
—
Akibat perbuatan Agus yang tak mampu menahan syahwatnya, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam PMII, Kamis (4/4/2024) menduduki Rektorat Unpatti.
Ratusan PMII berasal dari Rayon FKIP, FISIP, Hukum, Ekonomi, MIPA, Teknik, Pertanian dan Fakultas Perikanan. Tak hanya PMII, Persatuan Guru Nadhatul Ulama (PERGUNU) ikut dalam aksi ini.
Mereka mendesak agar oknum dosen ini mendapat sanksi dari pihak universitas. Pendemo juga menyerukan agar dosen predator seksual itu diusir dari Kampus Unpatti.
Mahasiswa yang mendapat pelecahan ini adalah aktifitas kampus yang tergabung dalam HMPS (Himpunan mahasiswa Program Studi). Dia adalah kader PMII.
Karena FKIP adalah kampus untuk menyiapkan calon guru, mereka sudah mendapat gemblengan untuk menjadi calon anggota PERGUNU.
Oknum Dosen Agus Soumokil adalah dosen PKN. Ia diduga memaksa mahasiwa itu agar melayaninya nafsu bejatnya agar mahasiswi itu bisa lulus mata kuliah.
MENANGIS & BENTROK
Mahasiswa PMII melakukan aksi selama sekitar tiga jam, namun pimpinan universitas tidak menemui mereka.
Beberapa saat, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Dr Ida Kubangun menemui pendemo. Korban bersama keluarga menemui Dr Kubangun. Ikut mendampingi PERGUNU Maluku dan pimpinan PMII.
Tapi tidak ada kesepakatan yang diambil. ‘’Saat bertemu korban, Wakil Rektor hanya menangis, tanpa ada solusi,’’ kata salah satu pendemo kepada media ini.
Mahasiswa akhirnya membakar ban mobil bekas di dalam kampus. Tak sampai disitu, sebagian mahasiswa bergerak melempari kaca-kaca rektorat. Ada sebagian yang memukul kaca jendela dengan kayu.
Ulah mahasiswa ini mendapat pembatasan oleh security kampus. Tak pelak, terjadi bentrok antar mahasiswa dengan security kampus. Terjadi saling lempar dan kejar-kejaran. Sebagian mahasiswa kena pukul dari security.
Tak tinggal diam, mahasiswa melakukan perlawanan. Sebagian balik memukul petugas security. Dan sebagian mahasiswa kena tangkap security.
Melihat rekan-rekannya kena tangkap, mahasiswa terus melakukan perlawanan untuk membebaskan rekan-rekan mereka.
Sambil bentrok terjadi, asap terus mengepul dari ban mobil bekas yang sengaja dibakar mahasiswa di dalam kampus.
Aksi kemudian mereda setelah Rektor Unpatti, Prof Fredy Leiwakabessy bersedia menemui pendemo.
‘’Kami meminta agar STOP pelecehan seksual. Mengutuk keras tindakan pelecehan seksual pada mahasiswa,’’ kata Ibrahim Mony, aktifis PMII Unpatti saat membaca tuntutannya
Turut hadir mendampingi rektor sejumlah pimpinan universitas dan FKIP Unpatti.
Mereka juga mendesak agar pelaku mendapat sanksi hukum yang tegas sesuai perbuatannya. Sebab pelaku tidak kebal hukum.
PERINTAH SATGAS
Saat menemui pendemo, Rektor juga menyatakan penyesalan atas kejadian dan menyampaikan permohonan maaf atas nama Universitas.
Ia mengaku, Unpatti punya Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. ‘’Kita serahkan penuh kepada Satgas. Oknum yang terlibat segera mendapat proses hukum,’’ katanya.
Ia menegaskan pihaknya akan mengambil langkah tegas sehingga kejadian seperti itu tidak terjadi lagi.
‘’Kami juga akan mengawal kasus ini sampai ada keadilan bagi korban dan pelaku mendapat hukuman sesuai undang-undang yang berlaku,’’ tandasnya.
Para pendemo kemudian membubarkan diri.
Sekedar tau, pelecehan seksual oleh dosen di Kampus FKIP Unpatti setidaknya sudah dua kali terjadi dalam rentang waktu satu dekade ini dan memicu aksi demo di kampus itu.
Baca Juga:
Prof. Fredy Leiwakabessy Terpilih jadi Rektor Unpatti 2023-2027 ; https://sentralpolitik.com/prof-fredy-leiwakabessy-terpilih-jadi-rektor-unpatti-2023-2027/
Aksi yang sama juga pernah terjadi di Fakultas Teknik Unpatti. (*)
Wah, kalau sudah pernah terjadi… Lalu bagaimana dengan kinerja SATGAS ?