AMBON, SentralPolitik.com _ Empat hari terombang ambil di tengah laut, Pelatih Kempo Maluku Jeremia Lekahena (54 tahun) dan Dominggus Picauli akhirnya selamat.
Jeremia alias Simpai Jerry dan Picauli hilang saat melaut Selasa (31/12/2024) dan kembali ke Negeri Abubu, Nusa Laut pada Jumat (3/01/2025).
—
Dalam kesaksian lewat vidio kepada media ini setibanya di Abubu, Jumat (3/01/2025), Jerry menuturkan kalau awalnya kedua memancing ikan di depan Desa Abubu.
‘’Setelah menarik ikan (tonda ikan/ bahasa lokal), kami kemudian memancing (cigi ikan). Setelah itu kami hendak pulang,’’ katanya.
‘’Hanya saja saat tarik (hidupkan) mesin, mesin mogok. Kami mencoba memperbaiki busi, foil dan lainnya tapi mesin tidak hidup lagi,’’ kata Jerry.
Karena mesin mati total, keduanya berusaha mendayung perahu (body mesin) menghampiri rumpon yang ada.
Hanya saja karena body perahu yang cukup berat, keduanya tidak dapat menjangkau rumpon, apalagi angin dan hujan turun cukup kencang.
HANYUT
Selanjutnya keduanya hanyut bersama perahu. Saat hanyut mereka berusaha memperbaiki mesin, tapi kondisi tetap sama.
Malamnya mereka melihat ada warga yang datang mencari mereka dengan perahu lain. Hanya saja mereka bisa melihat senter warga, tapi tidak ketemu.
‘’Kita hanyut sampai di sekitar Pulau Maulana. Kita memang lihat ada warga yang datang membantu, kami sengaja membakar pakaian, tapi warga tidak melihat kami,’’ tambah Picauli.
Mereka kemudian terombang-ambing di tengah laut. Selama terombang ambing, keduanya bertahan hidup dengan hanya minum air hujan. Mereka membuang ikan hasil tangkapan, karena sudah membusuk.
‘’Katong dua su seng rasa lapar lai, cuma minum air hujan,’’ kata Jerry menjawab media ini dengan dialeg lokal, saat VC WAG KONI Maluku, Jumat (3/1/2025) malam.
Ketika cuaca membaik, mereka mencoba menjadikan terpal yang ada di perahu sebagai layar untuk menjangkau Pulau Nusa Laut.
Hanya saja angin tidak menentu. Malah perahu membawa keduanya semakin menjauh dari pulau.
Malahan, kata Jerry satu saat mereka sempat berpapasan dengan Kapal Basarnas yang sedang mencari mereka.
Keduanya melambai-lambai dengan menggunakan pakaian dan lainnya sambil berteriak-teriak. Tapi anehnya Tim Basarnas tidak melihat mereka.
‘’Mungkin Tim Penyelamat kira kita ini nelayan yang sedang melaut secara normal sehingga mereka melewati kita,’’ timpal Simpai Jerry.
Hari-hari berikut, keduanya hanyut dan tidak dapat melihat pulau atau daratan lagi. Tapi keduanya kembali memperbaiki dan membentang layar.
Kali ini berhasil, layar membawa mereka melihat daratan. Keduanya merasa senang, karena bisa mencapai daratan. Desa Akoon sudah terlihat jelas.
Sayangnya tiba-tiba datang angin kencang dan membawa mereka kembali ke tengah laut. ‘’Angin datang lagi, katong seng dapat liat pulau lai,’’ timpal Picauli.
SELAMAT
Tak putus asa, di hari keempat mereka kemudian kembali membentang layar. Kali ini angin berpihak sehingga mereka bisa menjangkau Kampung Iru, ujung Desa Abubu.
‘’Jadi ketiga kali kami membentang layar sehingga bisa mencapai daratan, sampai di Iru,’’ kata Jerry.
Di kampung itu keluarga Lekahena dan warga setempat menjamu keduanya. Keduanya akhirnya kembali ke Abubu masih dengan perahu dan layar yang sama.
Baca Juga:
Pelatih Kempo Maluku Ini Hilang di Laut; https://sentralpolitik.com/pelatih-kempo-maluku-ini-hilang-di-laut/
‘’Danke banyak-banya par samua basudara yang sudah mendoakan katong dua sehingga bisa selamat,’’ tutupnya. (*)