Hakim Tewa, Selang dan Biras …!

Jumpa lagi dengan catatan SentralSepekan. Tetap jaga kondisi Anda. El Nino sudah berakhir. Yang tidak dapat BLT El Nino, jangan menuntut. Tunggu saja el nino berikut, itu pun kalo ada… Bertahan saja dengan Nan0-nano… El Nino menghilang, La Nina datang..

Kalau El Nino itu ‘kering’ alias panas, El Nina sebaliknya. Curah hujan naik. Ini tentu berdampak bagi kita, apalagi petani… Yang dikuatirkan berdampak banjir dan longsor, insiden laten yang terus berulang…

Perubahan cuaca sedang berlangsung. Malah melebihi ekspektasi. Bukan cuma hujan, malah disertai angin kencang diselingi puting beliung. Oiya, si beliung ini menghempas tiga rumah di Maluku Tenggara. Malah menara gereja Katedral di Langgur ikut terkena dampak…

Alam sementara bertindak. Permukaan air laut naik. Di Seram Timur, air naik menghamtam bibir pantai. Di Tanimbar, kondisi serupa terjadi pula. Air laut bercampur hujan malah naik melampaui dermaga utama disana…

Itu sih peristiwa pekan lalu… dan masih mungkin terjadi… Masih misteri…

HAKIM TEWA

Yang pasti, di Tanimbar masih saja bergolak.., politik terutama korupsi. Adalah SPPD fiktif kini memasuki babak baru, modus lama. Setelah Bagian Humas dan BPKAD, kali ini menerobos Setda KKT.

Palu Sidang Perdana sudah di-ketok. Sekda Ruben Mariolkossu dan Bendahara, Petrus Masela untuk pertama kalinya duduk di kursi pesakitan.

Melihat kontur jaksa mengurai korupsi SPPD fiktif di Tanimbar, bisa di maklumi kalau korps Adiyaksa itu sebetulnya cepat-cepat ingin membekuk pelaku utama. Siapa lagi kalau bukan Bupati KKT 2017-2022, Petrus Fatlolon.

Fatlolon dinilai memiliki korelasi dan melekat dengan Bagian Umum Setda KKT. Sayang, jaksa belum dapat mmbekuk dia smpai kasus Bagian itu selesai…

Masuk ke BPKAD juga tak berhasil. Padahal dalam pemeriksaan baik di kejaksaan maupun di persidangan, para pelaku menyebut-nyebut namanya dengan lantang.

Bahkan, Fatlolon sudah ikut dihadirkan. Sebagai saksi… Toh, dia seakan bersih. Padahal, dalam rentetan persidangan kali lalu, Ketua Majelis Hakim, Haris Tewa malah mengacam kiri kanan sampai membawa nama KPK…

“Bilang mantan bupati seng usah macam-macam. Jang alasan. Harus datang Jumat ini,” tegas Tewa mengumbar ancaman dengan dialeg lokal, sebelum mengakhiri sidang 11 Desember 2023.

KPK

Tewa juga menyebut, sidang SPPD fiktif mendapat perhatian KPK. ”Saya juga atensi khusus perkara ini. KPK juga atensi perkara ini,’’ katanya menebar. ‘’Jadi sidang minggu depan kalau bisa mulai pagi. Dan kalau mau sampai tengah malam juga silahkan. Kita siap,” katanya pada sidang 13 November 2023.

Sayangnya, sampai palu sidang terakhir diketok, cuma 6 orang pelaku yang ditahan. Itu pun jaksa mengajukan banding ke PT Ambon.

Padahal, sekian banyak pelaku yang ikut permain pada arena itu. Mulai dari Kepala Inspektorat, pegawai BPK bahkan para anggota dewan, termasuk  si Petrus yang katanya keciprat dana itu.

Mengganjal…! Seperti tulang di tenggorokan… ‘’Saudara (Sulistyo) kan kena hukuman disiplin karena menerima uang kan. Pak Jaksa lanjutkan ini oknum BPK, gratifikasi ini,’’ kata Tewa dalam sidang lanjutan, Senin (4/12) di Pengadilan Tipikor Ambon.

‘’Jika sampai perkara ini selesai, tahan dan proses dia,” tegas Hakim.

Sayang, nasib si Sulistyo tak jelas. Apakah jaksa sudah menahan atau kah dia sudah ikut berlari-lari kecil saat apel pagi BPK RI… Toh kalau uang sudah kembali, apakah dia tetap bebas… hmmm Misteri…

RAHMAT SELANG

Noh, sidang sudah berlanjut ke unit Setda KKT. Kali ini Rahmat Selang yang datang memimpin. Tak kalah seru dengan Harris Tewa yang mencatut nama KPK, Putra Leihitu ini membuka sidang perdana dengan memakai nama Kejaksaan Agung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *