MASOHI, SentralPolitik.com _ Tim SAR Relawan Pecinta Alam Maluku menemukan korban sekitar pukul 14.30 WIT di sekitar Sungai Yahe.
Saat ini, proses evakuasi sedang berlangsung menuju Desa Piliana. Relawan SAR ini dilengkapi peralatan evakuasi, termasuk tandu dan kantong jenazah.
Saat tim menemukan jenazah pendaki asal Bogor itu tergelatak tak jauh dari lokasi pertama penemuan jejak terakhir puntung rokok dan sendal.
Ia berada pada koordinat (3°12’33.6″ S, 129°30’58.3″ E).
“Korban tidak jauh dari titik terakhir jejaknya, ” jelas Ketua Tim SAR Relawan Pecinta Alam Maluku, M. Nazir Rumr melalui rilis.
Dia mengaku lokasi ini cukup terjal. Di lokasi itu pencarian pertama sempat terhenti akibat keterbatasan peralatan.
Pada operasi SAR kedua ini, relawan membawa peralatan vertical rescue yang lebih lengkap. Dengan perlengkapan ini memungkinkan mereka menuruni medan terjal.
“Saat ini, tim relawan sedang melakukan evakuasi. Jenazah akan dibawa secara bergantian oleh tim secara estafet menuju Desa Peliana lewat jalur pendakian biasa,” katanya.
OPERASI PENCARIAN
Operasi pencarian oleh SAR Relawan Pecinta Alam Maluku, bersama masyarakat adat Nusawele Saunulu sejak 12 Mei 2025.
Tim terbagi dalam tiga SRU (Search Rescue Unit) atau satuan regu pencari.
Pencarian awal denan koordinasi dengan pihak terkait selanjutnya melakukan upacara adat di Piliana pada 12 Mei 2025.
Kemudian SRU 1 menuju Nasapeha untuk melakukan prosesi upacara adat. “Prosesi adat di lokasi terakhir kali korban dilihat oleh rekan pendakiannya,” terangnya.
Pada 14 Mei 2025, SRU 2 bergerak menuju Isilali.
Sementara SRU 3 bergerak menyusuri Sungai Yahe dari hilir ke arah hulu. Masing-masing SRU melakukan pencarian pada search area yang sudah ditentukan sebelumnya.
Alhasil, 17 Mei 2025, SRU 1 dan SRU 2 bergabung untuk melakukan penyusuran Sungai Yahe dari hulu ke arah hilir.
Sekitar pukul 14.30 WIT, mereka menghubungi posko induk di Desa Piliana melalui radio komunikasi dan melaporkan mereka melaporkan menemukan survivor ini dalam keadaan meninggal dunia.
Rumr menyampaikan duku cita mendalam atas kepergian Firdaus, dan terima kasih tak bertepi kepada semua relawan dan pihak yang telah membantu dan mendukung proses pencarian .
“Mohon doa agar proses evakuasi berjalan lancar, ” tutup Rumr.
Sebelumnya, Firdaus dilaporkan hilang di sekitar pos 5 kawasan hutan Nasapeha, Sabtu, 26 April 2025.
Proses pencarian oleh Balai TN Manusela, Basarnas dan relawan.
Namun pencarian berakhir setelah Balai TN Manusela dan Basarnas menutup operasi pencarian pada 5 Mei 2025.
Latupati Kecamatan Tehoru, pihak Keluarga, Komunitas Pendaki, ralawan memutuskan melanjutkan pencarian dengan logistik hingga obat-obatan dari Pemda Malteng.
Baca Juga:
Warga Lanjutkan Pencarian Firdaus Tanpa Taman Nasional Manusela; https://sentralpolitik.com/warga-lanjutkan-pencarian-firdaus-tanpa-taman-nasional-manusela/
Wakil Bupati Mario Lawalata, tokoh adat melepas tim relawan dengan prosesi adat di negeri Piliana. Sejak hilang sampai tim menemukan memakan waktu 21 hari. (*)