Ketika Pisang Abaka Menggerus Cengkeh di Tanah Seram

TANAMAN Cengkeh pernah menjadi idola masyarakat Maluku. Bahkan, karena Cengkeh dan Pala, memaksa bangsa-bangsa Eropa berlomba datang ke Kepulauan Maluku. Mencari bahan rempah-rempah itu.

Sayang, di hutan Pulau Seram, ribuan pohon cengkeh milik warga terpaksa digusur investor dengan satu alasan, Pisang Abaka!

— Catatan Nus Metan, Piru —

Sabtu (30/9) pekan lalu, Husni Silimbona, warga Dusun Pohon Batu, Desa Kawa Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) terperangah. Tanaman Cengkeh miliknya digusur PT Spice Island Maluku (SIM) Pisang Abaka.

Husni tak sendiri. Dia juga mengajak anak istrinya berdiri mengelilingi pohon cengkeh harapan mereka. Berupaya melindungi tanaman umur panjang itu.

Tak jauh dari lahan mereka, ada pula warga lainnya. Warga Dusun Waitoso. Waitoso dan Pohon Baru masuk dalam satu desa. Kawa nama desa itu.

Sabtu kemarin, PT SIM menurunkan alat berat, eksavator. Dengan alat ini perusahaan menggilas lahan mereka. Tanpa ampun, pohon cengkeh yang masuk target perusahaan kena gusur. Tak terkecuali tanaman Cabe (Chili) yang sudah setinggi 25 cm.

‘’Kami berusaha menahan upaya PT SIM, tapi tak berdaya. Berdebat dengan perwakilan Humas perusahaan, tapi tak mampu menahan Eksavator. Kami hanya bisa menangis menyaksikan tanaman kami tergusur,’’ kata Husni Silimbona kepada media ini, Sabtu pekan kemarin.

BABINSA

Ikut mendampingi wartawan, Babinsa Dusun Pohon Batu dan Waetoso, Sertu Sirajul Munir. Munir awalnya menggalang warga Dusun Waetoso melakukan aksi gotong royong memperbaiki Bendungan Waetoso dengan alat dan dana seadanya.

Langkah ini untuk menyelamatkan tanaman padi milik warga Waetoso yang tak kebagian air dari bendungan, karena jebol beberapa pekan lalu saat hujan lebat mengguyur kawasan itu.

Sesaat setelah perusahaan menggusur lahan warga, wartawan media ini dan Sertu Munir datang langsung meninjau lokasi gusuran.

Warga mengundang wartawan dan Babinsa. Apalagi Sertu Munir juga memiliki lahan pribadi, tak jauh dari sana.

BAU TANAMAN

Husni Silimbona, warga Dusun Pohon Batu, lelaki lebih dari separu baya ini bersama keluarganya mengantar wartawan meninjau lokasi tanaman mereka yang barusan dibabat habis perusahaan milik investor ini.

Bau mesin eksavator seakan masih ada bersama bau tanaman yang selesai digusur. Tercium saat wartawan media ini menghampiri lokasi itu.

Mereka tak berdaya menahan deru mesin eksavator yang membabat tanpa ampun. Usai menghabisi lokasi, karyawan pihak perusahaan bergegas memasang patok-patok yang bakal di tanami bibit Pisang Abaka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar