PemerintahanSosok Kita

Ketika Said Sentuh Duo Sekolah Tua di Saparua

×

Ketika Said Sentuh Duo Sekolah Tua di Saparua

Sebarkan artikel ini

Ajak Pemuda-Pemudi Gabung TNI AL

Duo Sekolah Rakyat
Danlantamal IX Ambon, Brigen (Mar) Said Latuconsina saat mengunjungi dua Sekolah Rakyat Haria di Pulau Saparua, Propinsi Maluku, Kamis pekan lalu. -f:Dispen Lantamal IX-
DUO sekolah tua di Negeri Haria-Saparua, Pulau Saparua Propinsi Maluku sejauh ini sudah menelorkan putra-pura terbaik yang bertebaran di Propinsi Maluku sampai arena nasional. Awalnya dua sekolah disana dinamai Sekolah Rakyat.

— Catatan: Yani Salampessy —

Di Negeri Haria, salah satu desa di Saparua dua sekolah tua ini berdiri kokoh. Sekolah ini awalnya dinamai Sekolah Rakyat.

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

Karena begitu antusias anak usia sekolah di Saparua ingin menuntut ilmu, pemerintah setempat mendirikan dua buah sekolah. Sekolah Rakyat 1 Haria dan Sekolah Rakyat 2 Haria. Begitu nama dua sekolah itu.

Dengan perkembangannya, dua sekolah ini berganti nama menjadi SD Negeri 292 Maluku Tengah dan SD Negeru 195 Maluku Tengah.

Kamis (24/08/23) pekan kemarin, Danlantamal IX Ambon, Brigjen TNI (Mar) Said Latuconsina menyempatkan diri mengunjungi dua sekolah ini.

DUURSTEDE

Pulau Saparua di jaman Kolonial Belanda sebetulnya merupakan ibu kota Maluku, sebelum berpindah di Pulau Ambon, yang saat ini dikenal Kota Ambon.

Di tanah ini pula Pahlawan Pattimura mengangkat senjata mentang penjajah dan berhasil merebut benteng Duurstede yang sampai saat ini berdiri. Itu sekira tahun 1817.

Saat ditangkap dan dibawah ke Ambon untuk menjalani eksekusi, Kapitan Pattimura sempat disekap di Benteng ini. Kini, benteng Duurstede masih berdiri kokoh, sekaligus menjadi saksi bisu kalau Bunga Cengkeh dan Pala pernah memanggil Kolonial datang ke nusantara.

HANGAT

Alunan music Jukulele dan pengalungan Selendang melingkar saat Brigjen Said datang menghampiri halaman SD Negeri 292 Maluku Tengah dan SD Negeru 195 Maluku Tengah di Haria, Saparua.

Murid-murid dan dewan guru begitu bersemangat mengambut kehadiran seorang jenderal di Saparua. Keterbatasan guru dan sarana pendidikan tidak menyurutkan mereka untuk terus menuntut ilmu.

Duo sekolah ini termasuk sekolah yang mampu menorehkan prestasi dikancah nasional. Pemerintah Pusat pun memberi apresiasi dengan mengirim belasan alat musik keyboard kesana.

Meski dua sekolah itu saat ini jauh dari hiruk pikuk pendidikan ibukota, Brigjen Latuconsina memberikan apresiasi etos kerja serta dedikasi tinggi guru maupun siswa untuk menuntut ilmu dan belajar di sekolah.

‘’Dua sekolah ini memang masih saja dihadapkan dengan berbagai keterbatasan dunia pendidikan,’’ celetuk Latuconsina saat menyempatkan diri berkeliling dan meninjau langsung sarana dan prasarana yang ada.

Meski begitu dihadapan ratusan murid dan guru Latuconsina terus memberikan semangat saat berbincang santai dalam balutan kekeluargaan. Said mengasah asah disana.

‘’Kami berharap, meski memiliki berbagai keterbatasan, siswa maupun guru dapat terus semangat dan berkarya untuk mengharumkan nama Maluku, terlebih lagi Bangsa Indonesia,’’ katanya.

GABUNG TNI AL

Kunjungan Brigjen Said Latuconsina ke Pulau Saparua sebetulnya hendak mengajak putra-putri pulau itu bergabung dengan TNI AL.

Latuconsina sebetulnya rajin mengunjungi daerah pelosok di Kepulauan Maluku. Putra Maluku terbaik asal Negeri Pelauw Pulau Haruku ini terkenal getol mengaet anak Maluku bergabung dengan salah satu matra TNI ini.

Di Saparua selain berkunjung pada duo sekolah tua, Said juga melaksanakan Sosialisasi Penerimaan Prajurit TNI Angkatan Laut yang dipusatkan di SMA 7 Maluku Tengah di pulau itu.

Bukan saja pelajar, Said juga mengundang orang tua siswa dan masyarakat. Apa-apa yang harus dipersiapkan pelajar sebelum mengikuti penerimaan prajurit TNI AL, menjadi topik bahasan.

Tentu termasuk prosedur serta persyaratan administrasi, kesehatan, psikologis dan kebugaran jasmani.

Baca juga:

https://sentralpolitik.com/hai-putra-maluku-mau-jadi-perwira-tni-al-ini-caranya/

‘’Maluku itu memiliki luas wilayah laut 92,4 persen, sedangkan daratan yang dihuni hanya 7,6 persen. Harusnya kita putra-putri Maluku berorientasi bahwa sumber kehidupan lebih banyak tersimpan di laut, sehingga kita harus menjaga dan mengelola laut dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat,’’ tandas Said Latuconsina. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *