Lahir dari Rahim GPM, Ini Pastor Pertama dari Adaut

SAUMLAKI, SentralPolitik.com _ Uskup Diosis Amboina Mgr Seno Ngutra, Pr memimpin Misa Ekaristi Pertama Iman baru RD. Yakobus Larat.

RD Larat merupakan Pastor pertama dari Desa Adaut, Kecamatan Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT). Yakobus Larat lahir dari seorang ibu yang bergama Kristen Protestan.

Misa berlangsung di alun-alun desa Adaut, Sabtu (14/10/2023). Keluarga dan Jemaat GPM Adaut mempersiapkan dan terlibat dalam Misa Perdana ini.

Dalam homilinya, Uskup Ino  mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Adaut yang telah mengijinkan umat Katolik berada disini dan membangun gereja. Dan yang paling terpenting, telah memberikan seorang Putra dari Negeri Onjoutribun untuk menjadi Imam dalam Gereja Katolik.

“Kita berterima kasih kepada Tuhan dan masyarakat Adaut atas pemberian terindah dengan memberikan putra negeri ini yang lahir dari Gereja Protestan Maluku untuk menjadi Imam dalam Gereja Katolik,” ucap Uskup Ino.

BUTUH 17 TAHUN

Dirinya mengatakan, menjadi imam bukanlah perjalanan yang mudah dan gampang. Butuh waktu 16 tahun lamanya. Itupun jika dalam perjalanan menjadi Imam tidak diwarnai goncangan. Jika terdapat goncangan, maka bisa lebih lama dari 16 tahun itu.

“Pastor Larat ini saja butuh 17 tahun baru bisa di thabiskan dan menerima Sakramen Imamat,” ungkap Uskup.

Mengingat proses yang panjang itu, pemimpin umat Katolik di Maluku dan Maluku Utara ini menekankan bahwa menjadi seorang Imam bukanlah menjadi tuan atau raja. Seorang imam memiliki tugas pertama adalah pengorbanan.

Dia mengingatkan pengorbanan Yesus Kristus yang mengorbankan darahNya sendiri sebagai tebusan dosa manusia.

“Utang dosa kita manusia tidak dibayar dengan emas dan perak, tetapi dibayar dengan Darah Yesus sendiri. Karena ketika hari ini kita rayakan misa perdana dari Imam pertama di tanah ini, kita disadarkan bahwa thabisan bukan sebagai seorang tuan atau raja melainkan menjadi korban. Karena anda harus berkorban untuk melayani umat Tuhan yang dipercayakan kepada anda,” pesan Uskup Ino.

24 JAM MELAYANI

Dia mengingatkan bahwa hidup seorang Imam adalah 24 jam melayani. Seorang imam harus menjadi teladan bagi umatnya. Sebab kata Uskup, hanya Imam yang Kudus yang mampu menguduskan umatnya.

“Tuhan tidak melihat berapa banyak dosamu tetapi seberapa banyak tapak demi tapak yang kau lakukan untuk bertobat. Umat adalah domba-domba Tuhan yang dipercayakan Imam mengembalakannya. Lakukanlah pelayanan dengan pengorbanan,” tandas Uskup Ino mengakhiri homilinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *