PemerintahanSosok Kita

Lahir dari Rahim GPM, Ini Pastor Pertama dari Adaut

×

Lahir dari Rahim GPM, Ini Pastor Pertama dari Adaut

Sebarkan artikel ini
Misa Pertama
RD Yakobus Larat, Pr memberkati Uskup Diosis Amboina dan para pastor usai memimpin Misa Perdana Sabtu (14/10) di Desa kelahirannya Adaut. Romo Larat merupakan pastor pertama dari Adaut, dia lahir dari rahim seorang ibu yang bergama Protestan. -F:YS-

SAUMLAKI, SentralPolitik.com _ Uskup Diosis Amboina Mgr Seno Ngutra, Pr memimpin Misa Ekaristi Pertama Iman baru RD. Yakobus Larat.

RD Larat merupakan Pastor pertama dari Desa Adaut, Kecamatan Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT). Yakobus Larat lahir dari seorang ibu yang bergama Kristen Protestan.

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

Misa berlangsung di alun-alun desa Adaut, Sabtu (14/10/2023). Keluarga dan Jemaat GPM Adaut mempersiapkan dan terlibat dalam Misa Perdana ini.

Dalam homilinya, Uskup Ino  mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Adaut yang telah mengijinkan umat Katolik berada disini dan membangun gereja. Dan yang paling terpenting, telah memberikan seorang Putra dari Negeri Onjoutribun untuk menjadi Imam dalam Gereja Katolik.

“Kita berterima kasih kepada Tuhan dan masyarakat Adaut atas pemberian terindah dengan memberikan putra negeri ini yang lahir dari Gereja Protestan Maluku untuk menjadi Imam dalam Gereja Katolik,” ucap Uskup Ino.

BUTUH 17 TAHUN

Dirinya mengatakan, menjadi imam bukanlah perjalanan yang mudah dan gampang. Butuh waktu 16 tahun lamanya. Itupun jika dalam perjalanan menjadi Imam tidak diwarnai goncangan. Jika terdapat goncangan, maka bisa lebih lama dari 16 tahun itu.

“Pastor Larat ini saja butuh 17 tahun baru bisa di thabiskan dan menerima Sakramen Imamat,” ungkap Uskup.

Mengingat proses yang panjang itu, pemimpin umat Katolik di Maluku dan Maluku Utara ini menekankan bahwa menjadi seorang Imam bukanlah menjadi tuan atau raja. Seorang imam memiliki tugas pertama adalah pengorbanan.

Dia mengingatkan pengorbanan Yesus Kristus yang mengorbankan darahNya sendiri sebagai tebusan dosa manusia.

“Utang dosa kita manusia tidak dibayar dengan emas dan perak, tetapi dibayar dengan Darah Yesus sendiri. Karena ketika hari ini kita rayakan misa perdana dari Imam pertama di tanah ini, kita disadarkan bahwa thabisan bukan sebagai seorang tuan atau raja melainkan menjadi korban. Karena anda harus berkorban untuk melayani umat Tuhan yang dipercayakan kepada anda,” pesan Uskup Ino.

24 JAM MELAYANI

Dia mengingatkan bahwa hidup seorang Imam adalah 24 jam melayani. Seorang imam harus menjadi teladan bagi umatnya. Sebab kata Uskup, hanya Imam yang Kudus yang mampu menguduskan umatnya.

“Tuhan tidak melihat berapa banyak dosamu tetapi seberapa banyak tapak demi tapak yang kau lakukan untuk bertobat. Umat adalah domba-domba Tuhan yang dipercayakan Imam mengembalakannya. Lakukanlah pelayanan dengan pengorbanan,” tandas Uskup Ino mengakhiri homilinya.

Dalam lawatan kunjungan kanoniknya di Tanimbar, Uskup Ino juga menyambangi umat katolik yang berada di Desa Lingat, dan melakukan pemberkatan pada Goa Maria di Stasi St. Elisabeth Adaut.

LAHIR DARI RAHIM GPM

Yakobus Larat, merupakan Pastor pertama dari Desa Adaut, yang merupakan desa dengan mayoritas penduduknya menganut iman Kristen Protestan yang bernaung dalam Gereja Protestan Maluku (GPM).

Saat didaulat untuk menyapa umat dan masyarakat Adaut, Pastor Bobby, begitulah dirinya biasa disapa, menceritakan sedikit kisah perjalanan dirinya hingga menjadi seorang Pastor dalam Gereja Katolik.

Dia berkisah, perjalanan seorang Imam bagi diri pribadi bukanlah datang dari keluarga yang sempurna dan kaya. Tetapi dari keluarga yang biasa saja. Tapi dari situlah dia diajarkan mencintai Yesus, mencintai gereja.

“Sejak awal, saya tidak tahu tentang Katolik. Yang saya tahu hanyalah GPM saja. Saya dididik dalam iman GPM yang sangat kuat. Mama saya seorang GPM yang taat,” katanya.

”Saya punya Oma (nenek) adalah orang yang sangat berjasa bagi saya dan Oma meninggal ketika saya masih pendidikan pastores,” kenangnya yang mengungkapkan kalau dirinya lahir hingga berumur 12 tahun di Adaut, dan baru kembali menginjakan kakinya di Negeri kelahirannya setelah menjadi pastor.

Pastor Bobby melanjutkan, sebelum dirinya dithabiskan oleh Uskup Diosis Amboina MGR. Senno Ngutra, Pr. Pesan Bapa Uskup kepadanya bahwa jika dirinya telah di thabiskan, maka Uskup sendirilah yang akan mengantar dirinya ke tanah kelahirannya.

Dan akhirnya janji Bapa Uskup ini digenapi dengan mengantar dirinya bersama para pastor ke Adaut.

Baca Juga:

In Memoriam; Pastor Insinyur Itu Telah Pergihttps://sentralpolitik.com/in-memoriam-pastor-insinyur-itu-telah-pergi/

“Terima kasih Bapa Uskup dan para pastor, terima kasih Jemaat GPM Adaut yang sudah bersedia siapkan segala sesuatu untuk misa pertama ini. Terima kasih juga untuk pak Pj Bupati dan seluruh SKPD-nya, pak Kapolres dan jajarannya, TNI juga serta seluruh masyarakat Adaut dan Selaru,” ucapnya mengakhiri. (*)

Ikuti berita sentralpolitik.com di Google News

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *