AMBON, SentralPolitik.com _ Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa mencurahkan hatinya ke Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Curhat itu ia sampaikan saat Pembukaan Training Raya Tingkat Nasional HMI Cabang Ambon, Rabu (30/4/2025).
Maluku adalah provinsi kepulauan dengan luas laut 92.6% dan daratan hanya 7,4%.Ini membuat potensi ekonomi sektor kelautan merupakan sektor unggulan.
“Sektor perikanan adalah sektor unggulan kita, namun kebijakan pemerintah justru menunjukan kurang berpihaknya kebijakan tersebut, kepada kepentingan kami sebagai provinsi yang memiliki sektor prioritas perikanan,’’ curhatnya.
KEBIJAKAN
Kebijakan penangkapan terukur adalah kebijakan yang baik, sehingga bisa tau berapa ikan, udang, atau cumi yang diambil dari laut kami.
Tapi dengan relaksasi kebijakan itu, membuat proses alih muat di laut.
‘’Terus terang saja ini sangat mengganggu perekonomian kami di daerah, terus terang sebagai gubernur, saya merasa kecewa dengan kebijakan,’’ curhatnya lagi.
Lewerissa bila kebijakan ini tidak ditinjau ulang, akan sangat merugikan Maluku.
‘’Karena seharusnya kebijakan memberikan dampak terhadap pembangunan di daerah, kesejahteraan rakyat di Maluku, dan kemajuan daerah,” terangnya.
Oleh karena itu dirinya tidak tinggal diam. Didukung teman-teman dari DPRD Maluku yang ikut ke Jakarta, bersama menyampaikan keluh kesah.
‘’Desah kami sebagai daerah yang memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah tetapi kurang mendapat timbal balik ekonomi yang setimpal,’’ sebutnya dari Jakarta.
SEKTOR POTENSIAL
Selain perikanan, ia juga memaparkan Maluku juga punya sektor pertanian yang sangat potensial.
Pulau Seram dan Buru yang akan dikembangkan sebagai lumbung pangan, tentu akan memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan di Indonesia.
‘’Dalam konteks lokal Maluku, area persawahan cukup memberikan kontribusi yang sangat signifikan,” tegasnya.
Lewerissa juga menegaskan tidak akan mendukung eksploitas hutan, dan kemungkinan dirinya tidak akan memberikan izin HPH kepada pengusaha.
Karena pulau-pulau di Maluku adalah pulau-pulau kecil bukan pulang-pulau besar.
“Kepentingan kita untuk memastikan kekayaan ini diwariskan juga kepada anak cucu kita di kemudian hari dan pengembangan ekonomi di Maluku haruslah bersifat sustainable, ramah lingkungan, dan beretika,’’ sebutnya.
Artinya bisa menyerap tenaga kerja lokal yang maksimal, bisa melakukan transfer teknologi atau pengetahuan, dan tentu saja adalah harus patuh terhadap semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca Juga:
Redam Konflik di Kailolo Gubernur Hendrik Turun Tangan; Satu Pelaku Ditangkap; https://sentralpolitik.com/redam-konflik-di-kailolo-gubernur-hendrik-turun-tangan-satu-pelaku-ditangkap/
‘’Karena hutan tropis kita harus kita jaga dengan baik, yang nantinya bisa juga menjadi sumber untuk pengembangan ekowisata atau ekotourism,” ujar Gubernur. (*)
Respon (2)