Malaria Serang Tanimbar, Seorang Apoteker dan 2 Warga Meninggal Dunia

Dinas Kesehatan Belum Nyatakan KLB

Hal itu dilakukan karena korban merasa kalau dirinya seorang Apoteker. Ketika penyakit sudah dalam posisi gawat, dia kemudian diboyong ke RSUD sehingga penanganannya terlambat.

‘’Pemeriksaan RDT terakhir terhadap yang bersangkutan ketika di Larat, hasilnya positif Malaria,’’ kata dr Tomasoa.

KLB

Disinggung soal KKT yang sudah masuk  Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap kasus Malaria, dia sebutkan kalau ada 2 faktor, apakah hanya berstatus peningkatan kasus ataukah sudah termasuk KLB.

Menurut Tomasoa, untuk KLB ada kriteria-kriterianya. Misalnya dalam kurun waktu yang sama di daerah atau wilayah itu terjadi peningkatan kasus 2 kali lipat, ataukah jika ada kasus kematian 2 kali lipat pada suatu tempat atau lokasi yang sama. ‘’Nah dalam kondisi itu baru bisa dikategorikan sebagai KLB,’’ kata dia.

Karena itu dia menyebutkan kalau Tanimbar saat ini belum bisa dikatakan termasuk KLB Malaria, karena belum adanya peningkatan kasus atau karena ada kenaikan jumlah kasus di puskesmas-puskesmas.

‘’Nanti kami akan teliti lagi soal yang meninggal itu. Untuk sementara kita fokuskan ke Kecamatan Wuarlabobar karena selain kasus Malaria, disana ada muncul juga kasus Campak. Memang kasus Campak ini sudah lama tidak mencuat, tapi jika sekarang terdeteksi lagi, kita tentunya sudah harus tetapkan sebagai KLB,’’ tandasnya.

Baca juga:

https://sentralpolitik.com/dugaan-laporan-fiktif-merebak-dana-hibah-koni-kkt-berpotensi-masalah/

Dia memastikan saat ini Dinas Kesehatan lewat Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Pelayanan (P2P) sementara mengkajinya. ‘’Kita sementara melihat secara objektif tentang perkembangan kasusnya,’’ kata dia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *