Sentral Sepekan

Pasasi Kasasi dan Misteri Murad Ismail

×

Pasasi Kasasi dan Misteri Murad Ismail

Sebarkan artikel ini
MURAD ISMAIL dan PF
Murad Ismail dan Petrus Fatlolon dalam satu kesempatan di Jakarta, -F:ISTIMEWA/sp.com-

Jumpa lagi dengan rubrik SentralSepekan. Ulasan SentralPolitik.com sepekan terakhir… Ingat, jaga kondisi Anda. Bencana masih terus mengintai kita… Selamat Idul Adha bagi yang merayakan….

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

Ones upon a time, Murad terbang ke Ambon. Dari Jakarta. Ia hendak mengikuti pelantikan 3 bupati dan 1 walikota.

Di Tribun Lapangan Merdeka, Pelantikan Richard Louhenapessy sebagai Walikota Ambon dan Ramly Umasugi sebagai Bupati Buru segera berlangsung.

Ada juga Tagop Souisa Sudarsono sebagai Bupati Buru Selatan dan Petrus Fatlolon sebagai Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB) alias KKT.

Murad datang dengan emblem-emblem Dankor Brimob. Lengkap dengan tongkat ditangan, baret tempur di kepala. Hanya saja ia seperti ‘tidak dihargai.’

Mosok Komandan Korps kok diurutkan pada kursi nomor sekian saat pelantikan fenomenal siap2 digelar.

Murad tersinggung! Marahnya kita sudah tahu. Dia melengserkan Petahana Said Assaggaf dari kursi Gubernur Maluku… Lewat Pilkada satu putaran.

Itu sih biasa, tapi sepertinya ada yang luar biasa. Bisa dibilang misteri. Apa itu?

MISTERI

Dari empat orang bupati itu, sepertinya semuanya bermasalah. Dua masuk penjara saat MI masih memimpin, satunya yaitu PF, jadi tersangka setelah MI selesai menjabat Gubernur Maluku.

Untuk PF penetapannya masih baru… bisa dibilang masih panass… Hari ini beritanya hangat dibahas rame2 di Tanimbar…

Oiya, untuk Ramly Umasugi sih katanya jaksa juga mengejarnya. Untuk kasus serupa, SPPD fiktif di Bumi Bupolo sana…

Sayang; perkembangan kasusnya tak juga mengemuka.. entahlah. Tapi, info terakhir jaksa sudah memeriksa Sekda setempat…  Namun sampai hari ini masih senyap… Misteri pula tuh…

KONG KOW

Pada suatu hari, MI mengumpul awak media secara terbatas. Kita berkong kow di satu tempat.

Berjam-jam kita bicara santai, antara anak dan bapak. Antar pemimpin dan rakyat, eksekutif dan jurnalistik…

‘’Pak Gub, empat orang bupati/ walikota yang bapak hadiri pelantikannya, kok semuanya bermasalah. Dua sudah masuk, dua belum,’’ celetuk seorang wartawan.

‘’Hmmm,’’ gumam MI. ‘’Semuanya akan masuk tuh,’’ singkatnya sambil menarik rokok yang dijepit dengan jari2nya yang besar, kekar.

Ia berprediksi tapi tidak menjelaskan detail. MI sengaja membelokan cerita sambil membuang muka. Tak ingin membahas itu… Misteri lagi…

Ah, benar! Rabu kemarin PF sudah menjadi tersangka. Menunggu dikerangkeng bersama Setda dan Bendahara. Tersisa RU yang maseh bebas… Belum ada kabar terbaru dari bang Adhyaksa…

BUNG PICE

Apa hubungan MI dengan PF…? Begini, keduanya memang sempat bersitegang. Gara-gara PI 10 persen blok Masela. Tercatat, PF nyata-nyata melawan MI…

Akhir kata KKT dapat 3 persen penyertaan modal. Sisanya 7 persen dibagi-bagi hampir merata untuk kabupaten/ kota yang lain, termasuk propinsi.

PF merayakan kemenangan…sekalian jadi ajang kampanye kesuksesan.

Sayang, suksesnya hanya di bibir. Sebab dari mana ada uang 3 persen dari ratusan triliun untuk ikut mendirikan Blok Masela…? Sementara, KKT saja termiskin se Maluku, stunting terbanyak pula… wuallaahh..

Sebetulnya beban yang ada di pundak MI makin ringan dengan pembagian prosentasi penyertaan modal di proyek nasional itu… Kita hanya bisa senyum tipis menyaksikan drama itu.

—-

Meski bersitegang soal pemerintahan, politik justru bisa menyatukan keduanya. Malah sempat duduk semeja saat PF berjuang merebut rekomendasi PAN di Jakarta.

Coba perhatikan gambar diatas. Dokumentasi ini memperlihatkan, MI seakan tidak merespek kehadiran PF di meja yang sama…

Entah besaran pasasi ikut dibahas, atau hanya kompensasi yang bergulir di pesta itu… hmm

—–

Kembali ke Leptop… Oiya, dari dua kepala daerah yang ditahan (RL dan TS), tidak ada polemik apalagi perlawanan hukum. Kecuali RL yang ada sedikit dramatisasinya di salah satu mall di ibu kota.

Yang justru paling dramatisir ya PF ini. Sudah bisa dikatogorikan Sinetron. Berjilid-jilid pula… Dag dig dug…

Awal-awal sidang kasus SPPD fiktif di BPKAD KKT, Jaksa berupaya menjeratnya. PF hadir dengan begitu percaya diri di sidang. Dan dia lolos. Pendukung memberitakannya luar biasa.

Berita ‘kemenangan’ sengaja disimpan rapi di memory HP. Begitu ada yang menyerang PF, berita-berita ‘miring’ itu ditayang berulang-ulang….

Begitu masuk ke SPPD Fiktif Sekda, lagi-lagi nama PF mencuat. Kali ini lebih nyaring… Namanya muncul bersama 25 orang pendeta di Tanimbar. Para hamba Tuhan itu tentu tak tau duit itu hasil korupsi…

Pintasnya, dikembalikan ke negara. ‘Kas pulang’ dengan senyum, tapi jamaah tentu menandai peristiwa itu dengan kesumat…

HIMBAUAN

Saat Sinetron babak II alias sidang SPPD Sekda dimulai, Hakim menyerukan agar JPU segera menetapkan PF sabagai tersangka. Malah hakim mengancam akan melapor JPU ke Kejagung.

Tapi, PF selalu berkelit di balik kalimat; “tidak pernah membuat perintah”. Lisan maupun tertulis! Dia bersembunyi dibalik kata HIMBAUAN. Nah lho… bukankah itu juga masalah….

Begini! Himbauan itu seruan secara halus. KBBI antara lain menyebut himbauan itu permintaan (seruan) dan ajakan. Jelas kan!?

BANG NAPI

Noh, bila kita kembali pada teori sederhana yang ngetop di televisi di era 2009, ada petuah Bang Napi. Judulnya Waspadalah! Waspadalah…!

Sosok Bang Napi yang diperankan Arie Hendrosaputro ini selalu mengingatkan kalau; kejahatan terjadi bukan hanya karena NIAT, tapi juga karena ada KESEMPATAN !

Nah, di kasus SPPD fiktif itu tentu ada niat. Niatnya sudah ada dalam hati, dan keluar lewat himbauan, perintah, isyarat, kedipan, bantuan, senyuman sampai rayuan… dll dan dll sebagainya…

Kesempatannya tentu terbuka… Sudah tersedia uang yang terparkir di Rekening Pemda…

Kesempatan lain tentu ada Covid-19… Di era C-19, semua pada takut terkena virus dan dibayangi kematian… Mati pun harus pisah dari pemakaman umum, apalagi Taman Makan Pahlawan (TMP).

Mereka juga yakin jaksa tak berdaya di era itu… Apalagi ada uang yang mengalir ke oknum di kejaksaan…

Niat tentu sudah ada sedari awal. Sebab, mana mungkin PF yang juga pengusaha Migas dengan uang tersimpan di Brunai Darusalam ini, tidak tau dan tidak paham ada uang Rp. 55,723 miliar di Kas SPPD OPD se-KKT.

Dia juga tahu dana itu tak bisa dipake untuk perjalanan dinas. Dana ngetem alias parkir… Nah lho,, akhirnya 26 OPD di KKT rame2 mengemplang Rp. 52 milar. Termasuk Inspektorat KKT.

Oiya, saat ini OPD termasuk anggota DPRD rawe-rawe rantas mengembalikan uang negara tadi. Dengan cara apapun, penghematat ketat, kredit KUR sampai menjual aset atau mungkin saja ala korupsi baru…

—-

Toh, niat dan kesempatan akhirnya terbuka. Korupsi sudah terjadi… Dari sekian yang sudah ditahan, kini giliran PF menjadi tersangka.

Warga se-Kabupaten Tanimbar bersuka ria, termasuk dari pulau terluar dimana leluhur Ragnar Oratmangun alias Wak Haji berasal. Mereka menitip salam untuk pak jaksa…

‘’Kami, para pengumpul batu di Pulau Fordata mengucapkan selamat dan sukses untuk Kejaksaan Negeri Saumlaki,’’ pesan mereka di WA…

Itu saja…?! Ya ialah. Proyek Trans Fordata sepertinya masih mengganjal di hati warga miskin Pengumpul Batu di proyek tadi… Apalagi masih tersisa tunggakan hutang kubikasi batu kerikil dan batu mangga…

PASASI dan KASASI

Lantas bagaimana cerita politik Murad Ismai selanjutny? Ini juga masih misteri… Tapi untuk PF sudah ada cerita baru.

Mari menunggu gerak-gerik kejaksaan… Hari apa ‘lelaki yang di-framing sbg orang bae’ itu mengenakan seragam orange. Orange tapi non crew Holland Ambonesse ….

Wuallah.., warga Tanimbar tak perlu menunggu Beta Bale, sebab perahu PF sudah Tabula Bale…

Semua parpol akan rame-rame menurunkan bendera politik, lepas dari kendaraan kampanye milik suami sambung Joice Martina Pentury (JMP) itu…

Penurunan bendera tanpa penghormatan… Pengikut setianya akan bubar, malu2 masuk antrian mencari cantolan Calkada baru…

Toh, pasasi kendaraan politik yang sudah terlanjur digelontorkan pun tak mungkin akan kembali… Menunggu kasasi pun sangat terlambat… Akan banyak pasasi sampai meja kasasi… Wasit sudah keburu memberinya kartu merah…

Banyak simpanan, Bisnis menjajal, harta melimpah sama deng lagu Bento sudah tidak ada artinya… Pertandingan segera dimulai…

Baca Juga:

Hantu dan Hakim!https://sentralpolitik.com/hantu-dan-hakim/

Pemain utama yang lincah ber-tiki taka itu hampir pasti duduk di kursi penonton, melompat melewati bangku cadangan… Huraa …!

Dua Periode yang ia idam2kan, terjawab sudah dengan Dua Kasus yang datang menjerat…  Jernih… Manyala Abangkuhh…!!! Amatooo…

#Jumpa pekan depan..!

#SentralSepekan

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertemuan Rengasdengklok
Sentral Sepekan

KAMIS 16 Agustus 1945, sekelompok pemuda bergegas. Mereka melarikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Waktu Jawa zaman Jepang menunjukan pukul…