Sentral Sepekan

Rengasdengklok O’clok

×

Rengasdengklok O’clok

Sebarkan artikel ini

Catatan SentralSepekan

Pertemuan Rengasdengklok
Pertemuan Rengasdengklok, pada 16 Agustus 1945. -F:INTERNET-

KAMIS 16 Agustus 1945, sekelompok pemuda bergegas. Mereka melarikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Waktu Jawa zaman Jepang menunjukan pukul 03.00 o’clok dini hari. Sudah masuk hari Jumat di bulan Ramadhan.

Advertisement
Iklan
Scroll kebawah untuk baca berita

TERJADI negosiasi alot. Kaum muda menghendaki Proklamasi segera berkumandang. Mereka berseberangan dengan kaum tua yang menghendaki jalur aman lewat rapat panitia.

Namanya PPKI, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia… Deal or no deal. Deal, kaum tua mengalah, Bung Karno dan Buang Hatta memilih ikut bergabung dengan para darah muda.

Shodanco Singgih, prajurit PETA yang membawa Soekarno-Hatta ke rumah Djiaw Kie Song di Rengasdengklok, kembali mengantar Soekarno-Hatta pulang ke Jakarta. Meninggalkan rumah milik warga keturunan Chiness itu.

Sepanjang 15 kilometer mereka bertolak dari Rengasdengklok memasuki Kedunggede, Kabupaten Kerawang sebelum bergerak memasuki jalan utama Cirebon-Jakarta saat ini.

Setibanya di Jakarta, Pukul 10.00 o’clok waktu Jawa zaman Jepang, tanpa protokoler yang ketat, Soekarno membacakan Teks Proklamasi. Bung Hatta mendampinginya dengan baju putih-putih.

‘’Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dll diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,’’ tegas Bung Karno membaca Teks Proklamasi.

Teksnya singkat, tapi penyebarannya terlambat sampai ke pelosok negeri termasuk di Ambon apalagi di Pulau Seram dan Kepulauan Tanimbar.

Maklum, saat itu belum ada Fb, apalagi Tik Tok. Mark Zuckerberg baru memperkenalkan TheFacebook92 di tahun 2004.

Hari ini kemerdekaan sudah bisa dirayakan lewat akun Fb, Tik Tok, X, Fb sampai ke Instagram. Meninggalkan telegram dan radiogram yang oleh gerenasi Z sudah menjadikannya sejarah.

BULA O’CLOK

22 tahun kemudian, 16 Agustus 1967 di hari Rebo di Pulau Seram, lahir pula seorang bayi kecil dari seorang ibu Elisabeth Rumadjak dengan ayah Engelbertus Fatlolon.

Putra ketiga dari pasangan ini diberi nama Petrus.

Di hari ini Bangsa Indonesia merayakan “Rengasdengklok O’Clok ”, dan segera memasuki usia 79 tahun Proklamasi.

Dan hari ini pula, si Petrus yang mantan Ketua Forum Komunikasi Bhineka Tunggal Ika Kota Sorong ini genap berusia 57 tahun.

Sayang, Indonesia sedang bergembira menyambut kemerdekaan ke-79, sementara ‘kemerdekaan’ Petrus Fatlolon lagi dibatasi. Ia sudah masuk dalam deretan list tersangka.

KPU O’CLOK

Perayaan HBD PF ke-57 tahun di hari ini seakan hambar. Ia sedang mutung, meski Jaksa masih memberinya udara bebas.

Setidaknya ia masih menghirup udara bebas selama 58 hari, di hari  Rengasdengklok O’clok yang ke-79 ini. Atau genap 2 bulan bebas terhitung Senin, 19 Agustus 2024 besok.

PF tidak bisa mendaftar saat KPU menetapkan ‘Mendaftar O’clok’ selama tiga hari, 27-29 Agustus nanti.

Padahal ribuan Calkada dari 545 kabupaten/ kota se-Indonesia ramai-ramai akan mendatangi kantor KPU, sekalian ‘mematikan’ rumput-rumput di depan kantor Komisioner itu.

Kemeriahan Habede seperti tahun-tahun dimana PF masih menjadi Bupati Kepulauan Tanimbar juga sirna.

Oiya, sebetulnya ia mazeh bisa datang mendaftar… Masih bisa membawa SKCK dari kepolisian, dengan catatan tebal. Toh KPU bisa menerimanya, sebab belum ada putusan tetap alias inkrah.

Tapi, apakah partai-partai iklas mencalonkan seorang tersangka menjadi Calkada…? Ini juga Cilaka! Sebab rakyat akan menilai partai pengusung-pendukung, berkoalisi dengan koruptor… Hmm

ADIYAKSA O’CLOK

2 bulan tersangka, jaksa belum juga memeriksa dan menahan PF. Masih menggantung… Ini jauh lebih tersiksa. Mestinya sudah ada status pasti, supaya ia bisa membela diri. Setidaknya di ruang sidang.

Kalo bebas murni kan masih bisa bertarung lagi pada Pilkada 2029, meski usia menginjak 63 tahun, masih dibawa tiang ukur dosen yang pensiun di usia 65 taon.

Oiya, nasib PF tak beda jauh dengan Anes Rasyid Baswedan yang belum pasti maju di Pilkada DKI Jakarta. ARB masih berharap di PKS dan menggantung Asa di PDI Perjuangan.

PDIP yang sepakat menjadi oposisi, masih menjadi harapan ARB untuk kembali bertarung merebut kursi Gubernur DKI yang pernah ia duduki selama lima tahun.

Sementara PKS yang memberi signal hijau masuk dalam arena pemerintahan, akan menyisihkan harapan ARB. Itu kalau Pekaes benar-benar menambah obesitas di Koalisi Indonesia Maju (KIM), setelah bosan satu dekade menjadi opisisi.

Padahal PKS yang  partai Islam ini pernah mendukung Anes di Pilkada DKI lalu, bahkan men-Capres-kan dia pada Pipres Pebruari 2024 kemarin.

Namun itulah angin politik. Terus berubah, termasuk pada Pilkada November nanti.

GEMBOK O’CLOK

Jalan PKS masih berliku, membuat sesak napas ABR dan pendukung fanatiknya seperti saya.

Kita tunggu saja kepakan sayap politik Partai Sayap Kanan ini sampai tanggal 27 Agustus, atau setidaknya sampai 29 Agustus 2024.

Toh, jalan PKS masih panjang, ketimbang jalan politik PF yang sudah buntu.

Oiya, soal jalan, Pak’de Jokowi punya pesan tersendiri. Ada di Tik Tok. Jokowi bilang; “Pak gubernur, pa bupati, kalo ada jalan yang rusak segera perbaiki. Pak bupati segera perbaiki.’’

Itu sih pesan untuk pembangunan jalan yang nyata, bukan jalan politikus di lintasan Parpol….

Sayang PF sdh tidak bisa memperbaiki jalan yang rusak, malah perjalanan karier politiknya sudah rusak. Jalan keluar terkunci, kecuali jalan masuk… masuk ke…hmm!

Toh, kalau sampai 29 Agustus 2024 pukul 24.00 o’clok waktu Tanimbar, Jaksa belum juga menahan PF, jangan bertanya pada Pak’de, tidak perlu mutung kepada pak jaksa.

Tau mutung? Cari di KBBI. Mutung itu banyak dipake para remaja… KBBI malah memberi contoh mutung sebagai orang yang meninggalkan desanya penuh harapan.

Toh si dia akan meninggalkan jalur politik dengan harapan lain, atau lewat kandidat lain. Tapi jangan berharap ada deal or no deal dengan pak Jaksa, sebagaimana deal di Rengasdengklok.

Kalau pun jaksa kemudian menahannya di bulan Agustus, anggap saja itu angpao pak jaksa di bulan Kemerdekaan. Sekalian Clok Gembok merek Padlock di Hotel Prodeo…

Baca Juga:

Tamang Pung Kisah; Dari Kidal Ely hingga Kidung Romansa Glennhttps://sentralpolitik.com/tamang-pung-kisah-dari-kidal-ely-hingga-kidung-romansa-glenn/

Selamat ulang tahun Rengasdengklok… Tang ting tung ting-tang-ting tung.. ting ting.. tung..tung tung-tung tang ting tungg… Merdekaaa…!

#JumpaPekan Depan

#SentralSepekan

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di GOOGLE NEWS

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *