Hukum dan Kriminal

Rusakan Tenda Natal, Eh Oknum Polisi di Pulau Buru Diduga Back Up Pelaku

×

Rusakan Tenda Natal, Eh Oknum Polisi di Pulau Buru Diduga Back Up Pelaku

Sebarkan artikel ini
Animasi Oknum Polisi
Animasi Oknum Polisi. Oknum Polisi di Pulau Buru diduga turut memback up pelaku pengrusakan tenda Natal. f:NET-

AMBON, SentralPolitik.com – Tenda Natal berujung indikasi ketidakadilan. Ini terjadi di Polres Pulau Buru.

Insiden perkelahian menyusul rencana perayaan natal, mendesak oknum anggota Polres bertindak seenaknya dan tidak memberi rasa aman bagi warga setempat.

Cerita ini berawal saat warga Waepoti Kabupaten Buru hendak melaksanakan perayaan Natal Kristus pada Rabu (3/12/2025) malam.

Hanya saja, salah satu warga bernama Junus Batuwael tidak setuju natal berlangsung di depan rumahnya.

Karena tidak setuju dengan perayaan Natal, pada Selasa (2/12/2025) malam Junus sengaja meneguk minuman keras kemudian membuat onar.

Dalam keadaan mabuk, ia kemudian memotong bambu sebagai penopang tenda Natal.

Karena itu, seorang warga Oni Batuwael menegurnya dengan alasan Natal hendak berlangsung pada Kamis (4/12/2025) malam.

Tak terima mendapat teguran, Junus malah mengundang Oni untuk berkelahi. Tak sampai disitu, ia membabi buta dengan parang. Warga kemudian berhasil mengamankan benda tajam dari tangannya.

KEJAR PENEGUR

Tak puas dengan kondisi itu, Junus terus melampiaskan kemarahannya kepada Oni. Ia kemudian mengejar Oni dengan sepotong bambu yang dia tebas sebelumnya.

Oni kemudian melarikan diri ke rumah kakaknya bernama Berce Batuwael, masih di Desa Waepoti. Waktu menunjukan pukul 21.00 WIT.

Di Rumah itu ada Berce bersama dua anaknya Ari dan Berto serta istrinya.

Karena Oni, pamannya dikejar sampai ke rumah mereka dan mendengar penuturan Oni dalam keadaan pucat, Ari dan Berto kemudian balik mendatangi TKP.

Sesampainya di TKP sebagian warga menghalangi Ari sambil memberi penjelasan.

Sementara Berto yang melihat Junus dalam keadaan mabuk dan mendapat cerita kalau sudah membuat kacau, memotong tenda dan mengejar pamannya, langsung mengirim bogem mentah ke Junus.

MASALAH DI POLSEK WAPLAU

Karena berdarah, keluarga Junus kemudian membawa masalah ini ke Polsek Waplau Kecamatan Waplau.

Perangkat desa kemudian membawa Berto dan Ari datang menghadap.

Sayangnya, saat berurusan di Polsek Waplau, oknum Polisi setempat tidak menangani masalah ini dengan mengorek cerita dari awal.

Namun oknum ini sengaja menekan pelaku agar membayar ganti rugi kepada pelaku perusakan terhadap tenda natal tadi.

Oknum polisi juga terkesan berpihak pada Junus yang sudah mengancam nyawa orang lain.

Saat memediasi masalah, di hadapan Polisi Junus mengaku kalau sesuai kesepakatan keluarga, pelaku harus membayar Rp. 25 juta.

‘’Oknum Polisi ini bertanya, bagaimana keluarga minta Rp. 25 juta. Heran juga, bukannya polisi merunut masalah dari awal kok langsung meminta uang atas nama korban,’’ kata keluarga Berto.

Karena permintaan tidak rasional dan terlalu besar sampai Rp. 25 juta, pihak keluarga kemudian membawa masalah ini ke Polres Buru di Namlea.

BERLANJUT KE POLRES

Karena itu terlalu besar dan tidak rasional sehingga korban pemalakan minta lanjut ke Polres.

Di Polres, tindakan polisi juga tidak mencerminkan perilaku aparat penegak hukum yang baik.

Polisi justru meminta pelaku agar mencari di google soal penganiayaan ringan dan berat.

‘’Kalau korban minta Rp. 20 juta tuh harus bersyukur, daripada penjara 5 tahun,’’ kata keluarga mengutip keterangan penyidik yang tidak diketahui identitasnya.

Tawar menawar kemudian terjadi antara pembuat onar yang merusak tenda natal, dan ancaman pembunuhan dengan Berto.

Oknum Polisi ini kemudian memutus supaya Berto membayar Rp. 10 juta dengan pancar Rp. 4 juta. Sisanya lunasi dengan cara cicil. Tentu dengan surat pernyataan.

MINTA KAPOLRES TINDAK

Terhadap masalah ini pihak keluarga yang dirugikan meminta agar Kapolres Pulau Buru. ‘’Kami meminta agar Ibu Kapolres turun tangan melihat persoalan ini,’’ pintanya.

Ia menyebutkan, oknum Polisi yang tidak profesional dalam menangani masalah ini harus objektif dalam melihat persoalan ini sejak awal, sebab dan akibatnya.

Baca Juga:

Usai Dicabuli Pacar, Oknum Polisi Ikut Gilir Anak di Bawah Umur:  https://sentralpolitik.com/usai-dicabuli-pacar-oknum-polisi-ikut-gilir-anak-dibawah-umur/

‘’Ini musim Natal, bisa saja setiap orang biking onar dan oknum-oknum polisi back up pelaku perusuh untuk dapat duit. Kami kira oknum-oknum ini harus mendapat evaluasi dari Kapolres,’’ tandasnya. (*)

Baca berita menarik lainnya dari SentralPolitik.com di Channel Telegram