Langkah tertatih masih terus menyeret permukaan aspal bersama sepasang matanya yang kini mulai diserang rabun, telah lama menjadi saksi hidup perjalanan panjang kepemudaan diatas tanah kepulauan timur khatulistiwa ini.
—
“Beta mulai disini dari taong 1973, waktu pak Ety (Zeth Sahuburua) punya taong terakhir periode.” Ia mengenang itu di depan pagar gedung KNPI Maluku, jln Said Perintah, Kota Ambon (15/07/2024).
Lelaki 70 tahun dengan “call name” Om Obie ini masih lancar meriwayat kepingan peristiwa penting kepemudaan di Maluku bersama KNPI, yang ia jaga dan junjung dalam sebagian besar napas hidupnya.
Ingatannya masih lancar menyebutkan satu demi satu nama Ketua KNPI Maluku dari era Zeth Sahubuarua hingga Asmin Matdoan serta Bisry Assidique Latuconsina.
“Pak Ety dulu, baru Bu Thos Lailosa, abis itu Bu Ris Louhenapessy, bu Ris turun ganti Umar Tahir, Gubernur Pak Akib Latuconsina pung anak mantu,’’ katanya bercerita.
‘’Setelah itu giliran AT (Abdullah Tuasikal), abis itu Hasan Doa, lalu Abang Wan (Ridwan Rachman Marasabessy). Abang wan diganti Abang Sam Latuconsina, setelah itu Asmin Matdoan, Baru Boy Latuconsina,” tuturnya di Senin senja.
Bukan cuma bekas ketua KNPI yang diingatnya, fungsionaris-fungsionaris KNPI Maluku paling menonjol dan dianggapnya “kaliber” turut pula terucapkan dari lidah uzurnya.
Memorinya menyerempet deretan nama-nama yang telah ada dipelataran keabadian seperti almarhum Marthinus Poceratu, Gerson Soulisa, Jhon Chr Lesnussa, Donald Petta sampai Nelson Lethulur.
LINCAH DENGAN RELASI
Nama Nono Riri pun ia sebut sebagai pengurus KNPI berpenampilan paling necis disertai kecerdasan yang mumpuni dalam kesannya sebagai penjaga gedung KNPI Maluku sejak 1973.
Tak ketinggalan pula nama Nataniel Elake disebutnya sebagai fungsionaris KNPI Maluku yang paling lincah membangun relasi dengan siapapun.
Diakuinya pasca Boy Latuconsina, ia tak lagi mengingat nama-nama ketua KNPI secara baik akibat multiisme kepemudaan.
“Dong talalu banyak lai, katong seng tahu. Baraga 1 ketua versi ini, 1 datang lai kata su ketua versi ini. KNPI tidak lagi besar seperti dulu masih utuh 1 KNPI dari pusat sampe di daerah” ucap om Obie.
MOYANG DAN INTENSIF STANDAR UMP
50 Tahun adalah waktu yang panjang. Dalam masa setengah abad alias 5 dekade itu, pengabdian Robi Talanila tak kemana-mana.
Dia hanya ada dan betah bernaung sebagai penjaga gedung biru tua yang dulunya dibangun CV 45 kepunyaan kontraktor legendaris Maluku Go Kim Peng itu.
Kesejahteraanya dalam panjang jalan pengabdiannya itu baru mulai menemui sependar terang ketika masa periode kedua Gubernur Karel Albert Ralahallu.
Ada insentif/ horarium dari Pemerintah Provinsi Maluku yang diberikan kepadanya atas perjuangan kepengurusan KNPI Sam Latuconsina.
Waktu acara Musda KNPI Maluku di Hotel Wijaya II, Ambon.
Sam Latuconsina selaku Ketua KNPI yang akan mengakhiri masa baktinya secara jelas memberikan pernyataan tentang kejelasan nasib Om Obie disela-sela pembacaan Laporan Pertanggungjawabannya (LPJ).
“Om Obie kita sudah upayakan dan alhamdulilah syukur, atas itikad baik Pemerintah Provinsi Maluku, malah beliau (Obie) sudah mulai menerima insentif / honorariumnya sebagai penjaga gedung KNPI kebanggaan kita. Ini anggaplah tanda mata kita bagi om Obie, bagi KNPI, dan juga bagi Pemuda Maluku,” ucap Sam yang disambut tampik sorak Forum Musda KNPI 2009.
Upah yang diterimanya sejak 2009 silam itu standar Upah Minum Provinsi (UMP) Maluku.
Kini, dalam sepi gedung yang disegel rantai multiisme kepemudaan itu, om Obi yang uzur terus memahat riwayat sembari memelihara kenangan dan kebanggaan kepada KNPI.
Senin petang, saat ia beriwayat di jalan Said Perintah, di seberang jalan, nyanyian Malam Yang Dingin ciptaan Minggoes Tahitoe tengah dinyanyikan dari walang sibu-sibu Coffee Shop yang berhadapan dengan gedung KNPI.
Om Obie juga ikut menyanyikan lagu yang tahun ikut bertanding dalam Festival Lagu Populer Indonesia (FLPI) tahun 1977 lewat duet Melky Goeslaw dan Diana Nasution.
………” Entah dimana kini
kau berada,
telah kucoba..
untuk mencari…
dimalam yang dingin dan sesunyi ini…
kusendiri “….
Nyanyian lama Melky Goeslaw dan Diana Nasution itu mewakili kegelisahan hati om Obie yang terus mencari tahu kabar dan keberadaan mantan-mantan fungsionaris KNPI Maluku.
Pada akhirnya, hidup adalah perjalanan. Kita hanya tahu memulai tanpa pernah tahu kapan berakhir.
Namun Om Obie sudah terlanjur didaulat oleh semua yang pernah berproses pada wadah berhimpun pemuda itu sebagai Moyang KNPI Maluku.
“Dong Panggel Beta Moyang KNPI Maluku” ucapnya penuh tawa.
Baca Juga:
Pasasi, Kasasi dan Misteri Murad Ismail; https://sentralpolitik.com/pasasi-kasasi-dan-misteri-murad-ismail/
Terus berjuang Om Obie, sosok tua penopang semangat kader muda orang Maluku. (*)